Awal sebuah perpisahan

48 0 0
                                    

     Malam itu suasana rumah sedang memanas,pernikahan yang baru berjalan 1 tahun kini di ambang perceraian.
      Pernikahan ayah dan mamah ku tak berjalan mulus karna pernikahan kedua orang tua ku ini bisa di bilang terpaksa karena di jodohkan oleh orang tua masing-masing.

      Proses perceraian di persidangan berjalan dengan lancar,hingga keesokan paginya mamaku mulai siap-siap berkemas untuk pergi dari rumah itu. Sebelum meninggalkan rumah,mamah ku menyerahkan aku kepada ayah ku agar di asuh dengan baik. Bukan tanpa sebab mengapa ibu ku tak mau mengasuh aku sebagai anaknya tapi dia tidak di perbolehkan oleh calon suami barunya membawa anak hasil pernikahan dengan ayah ku. Dengan berat hati akhirnya mamah ku menyerahkan hak asuh kepada ayah ku dan mamah berpesan agar di rawat dengan baik agar tumbuh anak yg baik,mandiri juga pintar.

     Mamah ku pamit kepada ayah ku juga mencium kening ku yang saat itu aku sedang di gendong oleh ayah ku,sambil menitihkan air mata mama ku mulai melangkah meninggalkan rumah,tak lama mobil jemputan mamah datang. Mamah ku pamit sambil melambaikan tangan di balik jendela mobil.

Aku di tinggalkan oleh mamah ku saat usia 17 bulan,usia yang masih butuh pelukan dari orang tua terutama mamah yang selalu memberikan asi terbaiknya untuk aku waktu itu,namun kini aku tak bisa merasakannya. Di saat di tinggalkan oleh mamah ku aku selalu rewel dan menangis karena ingin selalu minum asi darinya,mendengar aku selalu menangis membuat ayah ku sedikit setres karna dia bingung harus bagai mana dan dia bertanya ke rekan kerjanya yang seorang perempuan bagai mana caranya agar anak tidak rewel lagi merengek minta asi,rekan kerja ayah ku menyarankan agar dia memberikan susu formula saja.

Ayah ku membeli susu formula yang di sarankan dan memberikan kepada aku,akupun mulai berhenti merengek menangis meminta asi kepada ayah kini ayah mulai bisa lega.

     Menginjak usia ku 3 tahun,aku mulai berhenti meminum susu formula. Namun aku selalu meminta ayah untuk di buatkan susu formula tapi ayah malah membuatkan susu di gelas bukan di botol yang ada dotnya,akupun menangis kembali hingga suaktu hari Ayah akupun iseng mencari cara di internet apakah seorang ayah bisa memberikan asi kepada bayi atau tidak,satu persatu situs di baca oleh ayah. Dan dia slalu mempraktekannya mulai dari mengurut hingga memompa puting agar bisa merangsang keluarnya asi.

Ketika malam hari ketika saat hendak tidur ayah ku menyodorkan putingnya kepada ku agar aku menghisapnya,namun aku tak mau menghisap puting ayah aku hanya minta mau minum dari botol dot namun ayah bilang kalau minum susu dari puting ayah juga akan ada airnya tapi aku tetap tidak mau. karena aku tak mau menghisap puting ayah,ayah tak pantang menyerah begitu saja dia semakin keras berjuang agar aku melupakan minum di botol dot,dia terus memompa putingnya setiap waktu selama 1 bulan,puting ayah kini mulai memanjang dan dia kemudian meminta aku menghisapnya kembali,karna aku gak mau jadi aku hanya memainkannya saja namun ayah merasa senang karna aku menyukainya.

     Ayah menyuruh aku untuk menghisap putingnya namun aku bilang ke ayah kalau aku tidak mau menghisapnya karna gak ada rasanya,kemudian ayah pergi ke dapur dan mengoleskan madu di kedua putingnya dan tak butuh lama aku menghisap puting ayah,aku bilang ke ayah kalau puting ayah kali ini enak berasa manis. Ayah begitu senang karena perjuangan dia selama ini tak sia-sia,dia merasa senang karna kini aku mau menghisap putingnya. Aku menghisap puting ayah sangat lama sekali hingga aku tertidur lelap dalam pelukan ayah.

Ketika aku bangun dari tidur ayah ternyata masih tidur,rupanya ayah juga ikut tidur ketika aku tertidur. Aku mulai menghisap puting ayah kembali karna aku mulai menyukainya hingga ayah terbangun dan ayah mulai senang dengan apa yang aku lakukan.

Hadiah Untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang