Eren gugup, tangannya saling bertaut diatas paha dengan keringat dingin yang membasahi. Wajahnya menunduk, tanpa berani menatap kedepan dimana seorang pria tengah menatap datar kepadanya juga siswa disampingnya.
"Jam berapa sekarang?"
Keduanya hanya diam semakin takut saat mendengar suara dalam itu keluar dari bibir tipis pria didepannya, "aku tidak suka mengulangi kalimat untuk kedua kalinya, gaki"
"J-jam d-delapan Mr.Levi." Jawab pemuda disamping Eren dengan gemetar.
"Apa yang kalian lakukan dihalaman bepakang sekolah tadi?" Levi semakin menatap dingin keduanya.
"Ah, kalian tidak membutuhkan pendidikan lagi karena merasa sudah cerdas bukan? Kalau begitu tidak perlu bersekolah, langsung bekerja. Itupun kalau ada yang mau menerima kapasitas otak kalian." lanjut Levi, kedua tangannya mengait menjadikannya sebagai tumpuan wajahnya.
"Bukan begitu, k-kami-"
"Aku akan segera menghubungi orang tua kalian." potong Levi dan segera membuka laci mejanya dimana tempat buku nomor telepon wali semua siswa berada.
"Namamu nak?"
"Saya mohon, maafkan saya Mr.Levi saya janji tidak akan membolos ataupun mencari keributan lagi." Rengek pemuda tinggi itu, Eren hanya diam menunggu apa yang akan guru didepannya lakukan.
"Nama"
"Tapi Mr-"
"Eren, Eren Jaeger." balas Eren menatap datar pada sang guru yang juga tengah menatapnya.
"Mr.Levi anda tidak perlu memanggil orang tua nya. Anggap saja ini salah saya, saya yang... yang tidak sengaja... menabraknya hingga makanan yang ia bawa jadi tumpah mengenai seragamnya."
Pemuda disampingnua terbelalak mendengar penuturan Eren yang seluruhnya berbohong, untuk apa Eren melindunginya.
"Tidak Mr.Levi-"
Tangan Levi terangkat menyuruh pemuda itu untuk diam seraya matanya tak beralih sedikitpun dari sang emerald yang bergerak kesana kemari menutupi rasa gugupnya ketika tahu ditatap oleh sang guru.
"Baiklah, kau bisa pergi nak. Dan bocah ini tetap disini." titah Levi yang langsung dilakukan oleh pemuda blonde, meninggalkan Eren yang masih duduk diam menanti apa yang akan gurunya ini lakukan.
"Ano, Mr.Levi... a-apa hu-hukuman yang saya terima?" tanya Eren takut-takut saat beberapa menit tak ada suara yang keluar dari bilah bibir tipis itu.
"Kenapa kau berbohong?" Levi menatap datar kearah Eren yang tengah menatapnya balik dengan raut wajah kaget.
"Kau berniat membohongi siapa nak? Kau kira orang tua sepertiku ini bisa dibohongi oleh bocah yang bahkan pipis saja belum lurus sepertimh itu?" ujar Levi, hampir saja Eren emosi jika tidak ingat bahwa didepannya axalah seorang guru.
"Lantas mengapa jika saya berbohong? Toh, sama saja, dia ataupun saya yang dihukum. Anda bisa memberikan saya hukuman 2x lipat. Jadi tidak masalah kan?" balas Eren dengan raut wajah tenangnya.
"Hooh, tidak buruk. Pulang sekolah, silahkan bersihkan kolam yang ada di belakang sekolah." titah Levi.
Manik Eren melebar mendengar ucapan sang guru, kolam? Pulang sekolah? Bukan karena dia tidak sanggup, hanya saja hari ini dia harus mengikuti bimbingan khusus dari mata pelajaran Biologi untuk olimpiade minggu depan, belum lagi ia harus segera kekafe untuk kerja paruh waktu.
"A-anoo... Mr.Levi b-bisakah hukumannya ditunda besok saja?"
"Ada apa nak? Kau tidak sanggup? Ah, aku lupa kau pasti ingin pulang cepat dan bermanja ria dengan orang tuamu dirumah? Silahkan saja nak, tapi jangan harap kau bisa masuk saat waktu mengajarku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [RiRen]
Fanfiction[No Desc] BxB Rivaelle x Eren Levi!Seme Eren!Uke Homophobiac diharap menjauh, bagi yang tidak suka silahkan pergi. First story, kalo banyak kekurangan. Y udh sih