Hanya sekumpulan skenario kehidupan yang diperankan oleh beberapa pemuda tampan. Beberapa dari kisahnya mungkin dapat menjadi pelajaran hidup. Entahlah, semuanya terjadi begitu saja. Lebih banyak cerita akan lebih menyenangkan, bukan?
by ttoguxnana...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini terdengar sangat aneh. Bagaimana lelaki tampan berambut coklat itu dapat memberikan persyaratan berupa larangan. Jangan menyanyikan lagu ini, katanya? Selama bertahun-tahun keduanya menjalin hubungan persahabatan, sampai keegoisan membawa mereka melewati batas satu sama lain.
Mungkinkah hal ini akan menjadi anugerah terindah walau dengan melewati batas?
✨
Ini minggu kedua di musim semi. Seperti musim semi sebelumnya, dedaunan di ranting pohon yang mulai berwarna merah kekuningan perlahan jatuh dari peraduannya. Angin sepoi yang berhembus lembut. Dan jangan lupakan aneka ragam street food yang membentuk barisan rapi di setiap sudut taman—kebanyakan dari mereka merupakan olahan dari buah stoberi. Wajar saja, ini musim semi. Semua makanan dalam bentuk olahan buah stoberi terlihat sangat menggiurkan.
Terbukti gadis cantik berambut panjang itu sedang melahap beberapa buah stoberi segar yang baru saja sahabat kesayangannya itu beli. Gadis cantik itu memadukan buah favoritnya dengan yoghurt yang memiliki rasa sama. Ini sempurna! Oh Ranie sangat menyukai kombinasi ini. Tidak ada yang bisa mengalahkan perpaduan segarnya buah stoberi yang bercampur dengan susu fermentasi kesukaannya.
Sedangkan, lelaki tampan berambut coklat—yang diduga sebagai pelaku yang membuat pagi seorang Oh Ranie bermakna hari ini, hanya memperhatikan sahabatnya dengan lamat... sangat lamat. Entah apa yang ada di pikiran Xiao Dejun ketika melihat sahabatnya itu memakan semua stoberi yang ia beli beberapa waktu lalu dari seorang wanita tua. Sebenarnya, lelaki tampan itu berniat untuk menikmati cemilan sehat itu bersama, tetapi melihat Ranie sangat antusias dengan buah kebanggannya itu, rasanya ia tidak tega mau menggangu. Apakah syaraf malu yang ada padamu sudah putus, Oh Ranie?
"Ranie-ya. Makanlah dengan perlahan. Kau bisa saja tersedak.", tegur Xiaojun. Kedua tangannya bergerak membuka sebotol air mineral kemasan untuk diberikan kebada sang lawan bicara.
"Terimakasih, Dejun-ah.", itu panggilan khusus dari Ranie untuk Xiaojun.
Benar saja. Ini suapan terakhir dan gadis cantik itu tersedak. "Uhuk! Uhuk!". Ranie menegak air mineral yang ada di hadapannya.
"Kau tidak mendengarkanku, bukan?", ucap Xiaojun malas.
Gadis bermarga Oh itu hanya tersenyum sembari menyipitkan maniknya. Memang benar, dirinya tidak mengindahkan imbauan sahabatnya. Setelah menyelasikan cemilan paginya, Ranie mengeluarkan sebuah selebaran dari totebag miliknya. Ah, benar. Ini musim semi. Sudah menjadi tradisi bagi sepasang sahabat itu mengadakan konser musik kecil yang keuntungannya nanti akan mereka sumbangkan ke panti asuhan tempat dulu Ranie tinggal. Benar, gadis cantik berambut panjang itu adalah seorang yatim piatu.
