Hanya sekumpulan skenario kehidupan yang diperankan oleh beberapa pemuda tampan. Beberapa dari kisahnya mungkin dapat menjadi pelajaran hidup. Entahlah, semuanya terjadi begitu saja. Lebih banyak cerita akan lebih menyenangkan, bukan?
by ttoguxnana...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menderita... Tersiksa... Depresi... Banyak hal negatif yang tampaknya layak untuk disematkan sebagai nama tengah dari gadis cantik itu. Ah, entahlah... semuanya terasa abu-abu, mungkin mati lebih baik.
Semua kesalahan ini, sebaiknya tidak terulang padanya.
✨
Di malam yang kelam nan suram—setidaknya bagi gadis cantik berambut panjang itu, angin enggan berhembus dengan lembut. Dirinya berniat menenangkan diri di balkon kamarnya. Sistem respirasinya mencoba untuk menyatu dengan dinginnya angin malam, sembari matanya terpejam tetapi tetap memandang langit yang tak berbintang. Suara gaduh dari kamar orang tuanya bagai lagu pengantar tidur di setiap malamnya, entah itu bantahan atau umpatan.
"Apakah dunia yang kejam ini hanya berlaku padaku saja?", gumam gadis cantik itu.
Oh Ranie menghela napasnya panjang. Pasalnya, ini sudah bulan ketiga penantian kedua orang tuanya dengan pengadilan tinggi di Seoul. Jika kalian bertanya apa yang sepasang paruh baya itu nantikan? Jawabannya adalah... hasil dari surat gugatan perceraian yang mereka ajukan. Masih belum jelas apa alasan dari pihak meja hijau tersebut belum menyetujui gugatan yang diajukan oleh istri dari Oh Min Suk itu.
Beberapa bulan lalu, Kim Ah Young mengetahui bahwa lelaki dengan kulit tan pujaan hatinya itu ternyata tidak mampu hanya berkomitmen dengan satu hati. Wanita paruh baya dengan rambut sebahu itu memergoki suaminya tengah 'bermain' dengan perempuan lain di hotel ternama yang jaraknya tak jauh dari tempatnya bekerja, siapa lagi jika bukan sekretarisnya. Baiklah, ini terdengar sangat miris, terutama untuk ibu dan anak itu.
Memendam emosi dan berpikir di tengah lengangnya malam seperti ini membuat gadis cantik berambut panjang itu merasa sedikit lapar—sepertinya bukan sedikit. Astaga! Kau bodoh, Oh Ranie. Bagaimana bisa kau melewatkan makan hari ini? Walaupun Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padamu, tetapi kau tetap harus menyantap sedikit makanan. Paling tidak kau harus menyiapkan tenaga untuk menangis seharian. Ini terdengar tidak benar, bukan?
Untuk mengganjal monster-monster kecil di dalam lambungnya, Ranie memutuskan untuk turun ke dapur dan mencari beberapa makanan ringan. Sepersekian detik, dirinya sudah melesat dari balik balkon dan mulai melangkah keluar dari kamar tidurnya. Langkahnya sempat terhenti sesaat mendengar suara Ah Young yang merintih kesakitan, (sepertinya) Min Suk beberapa kali melayangkan tamparan pada wajah cantiknya. Artinya kita tahu alasan kuat ibunda dari Oh Ranie untuk menceraikan suaminya, selain perihal sekretarisnya.
Menuruni tangga dengan perlahan, akhirnya gadis itu sampai di dapurnya. Tangan kanannya bergerak membuka kulkas dua pintu di hadapannya. Maniknya melihat semangkuk stoberi segar dengan satu karton penuh yogurt plain. Sempurna! Itu cemilan kesukaan Oh Ranie. Tapi tunggu... jika atmosfirnya sedang seperti ini, cemilan favorit pun rasanya tidak akan berarti. Daripada dispepsia-nya kambuh disaat dia sangat membutuhkan banyak tenaga seperti, lebih baik ia menyantap hidangan yang ada.
