Osamu putus.
Berita itu menyebar dengan cepat ke seluruh penujuru sekolah.
Sepertinya Samu tidak suka dikekang Sumire. Itu kata Suna.
*
*BRUK!
Sebuah kursi terjatuh, pemilik kursi tersebut tengah menahan tubuhnya agar tetap seimbang dengan kondisi kerah bajunya ditarik oleh orang dihadapannya.
"APA MAKSUDMU SUNA?!" teriak Osamu di hadapan Suna, ia masih menarik kerah baju Suna.
"Apa? Aku hanya membantunya." ucap Suna santai.
"Kau merebutnya!!"
"Kau yang membuangnya, Samu kau egois."
Kamu memotret kejadian tersebut--Samu yang menarik kerah baju Suna--secara diam-diam.
Kamu tidak ingin angkat bicara soal mereka berdua karena kamu tidak tahu harus membela yang mana dan tidak tahu apa permasalahannya.
"Samu! Suna benar! Kau harus dinginkan kepalamu!" lerai Atsumu yang datang terlambat.
Atsumu melepaskan cengkraman tangan Osamu pada kerah baju Suna.
"Dinginkan kepalamu, Samu." titah Atsumu.
Osamu pergi meninggalkan kelas bahkan hingga membolos.
Kamu khawatir pada Samu yang membolos. Saat bel makan siang berbunyi kamu segera menuju kantin dan mencari Samu saat jam makan siang. Kamu berjalan menuju tempat favorit Samu--kamu tahu karena sering mengikutinya dulu.
Halaman belakang sekolah.
Saat disana, kamu melihat Samu yang duduk di bawah pohon sambil memejamkan matanya.
"Samu ini jam makan siang." ucapmu saat berdiri di depannya.
"Aku bisa mendengar belnya." jawab Samu tanpa membuka matanya.
"Syukurlah kepalamu sudah mulai dingin."
"Jangan lupa makan siang, ini ada onigiri." kau meletakkan kantung berisi onigiri yang kamu beli di kantin sekolah.
"Aku akan pergi." ucapmu dan berniat meninggalkan Samu.
"Tidak bisakah kau tetap disini?" tanya Samu kini sudah membuka matanya dan menatap matamu.
Kau tersipu malu mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Samu.
"Maaf Samu, ada hal yang lebih penting," ucapmu sedikit ragu. "Makan siang." lanjutmu berbohong.
Aku ingin berduaan denganmu, tapi aku tidak tahu apa yang harus dibicarakan!
Padahal kesempatan ini jarang terjadi dalam hidupku.
"Dah Samu."
Setelah kamu mengatakan itu kamu benar-benar pergi meninggalkan Samu dan menuju atap gedung ekskul.
Krieett
Pintu itu berdecit saat didorong.
Kamu melihat sekitaran atap dan menemukan Suna sedang memainkan handphone-nya dan menggunakan earphone, ia bersandar pada pagar pembatas.
"Ternyata kau memang ada disini." ucapmu mendekati Suna.
Dia hanya melirikmu sebentar lalu fokus kembali pada handphone-nya.
"Kau belum makan siang kan?"
Suna tidak menjawab.
Kau menaiki pagar pembatas dan berjalan hati-hati ke belakang punggung Suna. Kau berjongkok di belakangnya. Karena jarak antara jaring-jaring dan punggung Suna sempit, badanmu jadi menempel ke punggung Suna. Lalu kamu menepuk kedua pipi Suna dari belakang.
Plak!
Itu sudah cukup membuat Suna terkejut dan tersadar dengan sekitarnya.
"Kalau kau sedih, jangan memendamnya sendiri." ucapmu sambil meletakkan dagumu pada pundak Suna. "Kau pasti lelah terus menghiburku, jadi kau pasti butuh dihibur."
"Dasimu tidak rapi." kamu membenarkan letak dasinya dan kamu masih dengan posisi yang sama.
Tangan Suna memegang tanganmu dan itu menghentikan aktivitasmu.
"Jangan lakukan itu." ucap Suna setelah cukup lama diam. "Ayo turun."
Suna menahan kedua tanganmu agar tetap melingkar pada lehernya lalu dia mengangkat tubuhmu dan menurunkanmu.
"Kenapa kau naik ke pembatas?" tanya Suna.
"Kau sendiri tidak sadar saat aku melakukannya, bukan salahku." kamu berusaha membela dirimu sendiri.
Suna mendengus kasar.
Dia duduk dan bersandar di dinding pembatas. Kau mengambil kotak bekalmu yang ada di lantai dan duduk di sampingnya.
Saat kau fokus membuka kotak bekalmu, Suna memberikan sebelah earphone-nya pada telingamu.
"Kau belum makan?"
"Hmm."
"INI JAM MAKAN SIANG SUNA! KALAU KAU TIDAK MAKAN KAU BISA SAKIT! APALAGI KAU INI ATLET!"
Uangku habis karena membelikan Samu onigiri. Jadi aku tidak bisa mentraktir Suna juga.
Suna hanya menatap lurus ke depan. "Kau benar, kalau begitu aku minta bekalmu."
"Rubah tidak tahu diri." ucapmu sambil menggertakan rahangmu, tapi kau tetap memberikan kotak bekalmu padanya.
Suna benar-benar memakan bekalmu.
Puk!
Suna menjatuhkan kepalanya di bahumu, dia tidak bicara sedikitpun.
Harum rambut Suna menyeruak di hidungmu. Kau merasa kupu-kupu berterbangan di perutmu.
"Sebentar saja." ucapnya.
Wajahmu mulai terasa panas. Tapi kau berusaha mengabaikannya dengan lanjut memakan bekalmu.
Kau menyodorkan potongan tamagoyaki ke arah Suna. Dan Suna memakannya.
Setelahnya kalian tidak berbicara satu kata pun, kalian fokus memakan bekal dan membiarkan musik dari earphone memenuhi kepala masing-masing.
Entah mengapa berada di tengah keheningan bersama Suna tidak membuatmu merasa canggung.
**TBC**
Jum'at, 22 Januari 2021.
A/N:
WAHAHAHAHA. KALIAN TIM SIAPA? gw sendiri ga sanggup dengan keuwuan ini /pingsan/
ternyata gw sibuk world😌
niatnya kmrn up dua chap tpi satu pun ngga. hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Foxes! (Inarizaki X Reader)
FanfictionKamu menyukai Osamu. Tapi Osamu tidak menyukaimu. Lalu bagaimana dengan Suna? Haikyuu!! from Haruichi Furudate story by me Highest rank #1 - animefanfict (Januari 2021) #2 - sunarintarou (Februari 2021)