"Cepat-ke atas!" desak Rudi. "Kita harus naik ke jalan. Aku dulu!"
Pemuda itu cepat-cepat memanjat tangga besi yang licin, disusul oleh Bob dan Jupiter. Sebelumnya mereka menyalakan
senter sesaat untuk menemukan tempat tangga. Kemudian mereka memanjat dalam gelap.
Rudi sampai di ujung sebelah atas. Sambil berpegangan dengan kedua tangannya pada anak tangga teratas, ia menempelkan bahu ke sisi bawah tutup besi lalu mendorongnya ke atas.
Dengan lambat tutup yang berat itu terangkat. Seberkas sinar matahari memancar masuk ke bawah. Rudi menjunjung tutup itu sedikit lagi ke atas, sampai ia bisa mengintip ke luar.
Dengan seruan kecewa ia mundur lagi ke bawah sehingga lubang itu tertutup kembali.
"Di sudut jalan ada patroli pengawal yang sudah menunggu!" bisiknya. "Sebelum kita sempat mengangkat tutup itu lalu ke luar, mereka pasti sudah berhasil menangkap kita!" "Mungkin kita bisa menyembunyikan diri di atas sini," kata
Jupiter mengusulkan dengan perasaan yang sama sekali tidak yakin.
"Ya, cuma itu saja yang masih bisa kita lakukan," kata Rudi sambil mengeluh. "Mudah-mudahan saja mereka terus, tanpa melihat ke atas."
Di bawah mereka nampak sinar menerangi air yang mengalir. Sementara mereka memperhatikan, sesaat kemudian muncul sebuah sampan. Seorang laki-laki duduk di buritan, mendorong sampan itu maju dengan bantuan sebatang tongkat. Di haluannya nampak seorang gadis yang menyorotkan cahaya senter yang terang ke sana-kemari.
"Rudi!" panggil gadis itu dengan suara pelan. "Rudi! Kau ada di mana?"
"Elena!" seru Rudi dari atas. "Kami ada di sini-di atas. Tunggu saja di situ."
Sampan itu berhenti. Diterangi cahaya senter yang disorotkan dari bawah, Rudi serta kedua temannya bergegas menuruni tangga besi.
"Terpujilah Pangeran Paul!" kata Elena dengan lega. "Kalian berhasil kami temukan! Ternyata kalian berhasil melarikan diri dari mereka."
Ketiga remaja itu masuk ke sampan, sementara laki-laki yang duduk di buritan menjaga keseimbangan. Setelah mereka naik, dengan segera haluan sampan diputar. Dengan bantuan tongkat yang didorongkan dengan kuat ke dasar terowongan, sampan itu meluncur ke arah datangnya tadi.
"Tadi salah seorang pengawal kami membisikkan bahwa dalam terowongan ini ada tikus-tikus ramah," kata Rudi pada Elena. "Sudah berjam-jam kami berkeliaran mencari kalian," kata Elena. "Kami sudah cemas saja, jangan-jangan kalian tidak bisa melarikan diri. Aduh-senang sekali hatiku bisa melihatmu lagi, Rudi!"
"Kami pun merasa lega melihat kalian," kata Rudi sambil nyengir. "Ini saudara sepupuku, Dmitri," katanya pada Bob dan Jupiter sambil melambai ke arah laki-laki yang duduk di buritan. Kemudian ia berpaling lagi ke arah adiknya. "Apa yang terjadi di atas?"
"Nanti saja kuceritakan," kata Elena cepat-cepat. "Sekarang tidak ada waktu. Lihatlah!"
Tahu-tahu di depan mereka nampak sinar matahari memancar ke dalam lubang terowongan yang semula gelap-gulita. "Mereka membuka tutup lubang di depan!" kata Dmitri kaget. "Mereka sudah menunggu kita di situ. Sekarang kita harus berusaha menerobos lewat!"
Tongkat pendorong ditolakkannya lebih keras lagi. Sampan kecil itu melesat maju, menembus jalur sinar terang yang memancar dari lubang di atas. Anak-anak mendongak. Nampak sejumlah prajurit pengawal menuruni tangga besi. Seorang dari mereka berseru sambil meloncat ke bawah. Rupanya hendak mencoba membalikkan sampan. Tapi loncatannya meleset karena Dmitri bertindak cepat. Dengan sigap dibelokkannya arah sampan, sehingga pengawal itu tercebur ke dalam air.
KAMU SEDANG MEMBACA
(09) TRIO DETEKTIF : MISTERI LABA-LABA PERAK
Ciencia Ficciónpengeran dari Varania meminta bantuan trio detektif untuk menangani laba-laba di wilayahnya. Alihbahasa: Agus Setiadi Penerbit: PT Gramedia 1984 Scan & DJVU: http://tag-dgn.blogspot.com Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Foto: down...