"NAH - bagaimana sekarang?" kata Pete lesu.
Saat itu hari Sabtu sore, sehari setelah Socrates muncul kembali. Ketiga remaja itu berkumpul di pekarangan belakang untuk merundingkan situasi yang dihadapi. Petang sebelumnya mereka sedikit pun tidak merasa ingin mengusut teka-teki kembalinya peti yang berisi Socrates. Kemunculannya secara tiba-tiba agak mengacaukan perasaan mereka. Kotak besar itu mereka sembunyikan di belakang mesin cetak. Semua sependapat untuk menunda dulu langkah selanjutnya selama sehari.
Bob baru saja datang, setelah selesai bekerja di perpustakaan. Jupiter yang diserahi tugas mengawasi perusahaan sementara paman dan bibinya pergi sehari ke Los Angeles, memanfaatkan saat yang sedang sepi untuk menggabungkan diri dengan kedua temannya yang ada di belakang. Kini mereka menghadapi peti antik itu, sambil memikirkan tindakan yang sebaiknya diambil.
"Aku tahu akal," kata Bob setelah beberapa saat. "Kita serahkan peti ini pada Chief Reynolds sambil menceritakan semua yang kita ketahui Biar dia saja yang meneruskan pengusutan."
"Itu ide yang bagus sekali!" kata Pete dengan mantap. "Nah - bagaimana pendapatmu, Jupe?"
"Kurasa sebaiknya memang begitu," kata Jupiter lambat-lambat. "Cuma tidak banyak sebetulnya yang kita ketahui. Kita menduga bahwa Spike Neely menyembunyikan uang hasil perampokan itu di rumah saudara perempuannya. Tapi kita tidak tahu pasti. Kesimpulan itu memang masuk akal - tapi tetap baru merupakan kesimpulan saja."
"Bagiku itu sudah cukup," kata Bob. "Spike muncul di rumah saudaranya pada hari yang sama, setelah ia melakukan perampokan di San Francisco.
Jadi uang itu mestinya ada padanya. Ia takut tertangkap, jadi mungkin uang itu disembunyikan olehnya sebelum ia pergi lagi. Ia beranggapan bahwa saudara perempuannya akan terus tinggal di rumah itu, sehingga kapan-kapan jika keadaan sudah aman baginya, ia akan kembali lagi mengambil uang itu di situ."
"Di samping itu," sela Pete, "jika bukan di situ ia menyembunyikannya, kita takkan bisa tahu di mana. Jadi cuma itu saja pegangan kita." "Kemarin Socrates berbicara pada kita," kata Jupiter.
"Ya, memang." Pete bergidik. "Dan terus terang saja, sekarang pun aku masih seram jika mengingatnya. "
"Memang mengagetkan," kata Bob sependapat.
"Tapi pokoknya, ia berbicara pada kita. Saat ini aku tidak mau tahu bagaimana hal itu mungkin," kata Jupiter. "Ia menyuruh kita cepat- cepat menemukan petunjuk. Jadi rupanya di dalam peti ini ada petunjuk yang belum kita ketahui."
"Jika memang benar ada, Chief Reynolds bisa menyuruh petugas di laboratorium kepolisian untuk menyelidikinya dengan teliti," kata Pete berkeras. "Tapi itu sebenarnya sama sekali tidak perlu. Jika ia bisa menemukan rumah Mrs. Miller yang lama di Maple Street, ia bisa saja mengurus surat perintah untuk menggeledah tempat itu - dan mungkin kemudian menemukan uang yang dicari-cari."
"Itu memang betul," kata Jupiter. "Yah, baiklah kalau begitu! Tapi kita masih harus menelepon Mrs. Miller dulu, memintanya agar mengatakan bagaimana wujud rumahnya yang dulu itu, supaya kita bisa meneruskannya pada Chief Reynolds."
"Kalau begitu sekarang saja kita lakukan!" kata Pete.
"Nanti dulu," kata Jupe. Ia pergi ke depan. Setelah melihat bahwa pembeli yang tidak banyak jumlahnya saat itu bisa dilayani oleh Hans dan Konrad, ia kemudian menyusul Bob dan Pete, masuk ke Markas Besar lewat Lorong Dua. Jupiter mencari nomor telepon Mrs. Miller di buku telepon, lalu menghubunginya.
"Kau menanyakan bentuk rumahku yang lama?" kata Mrs. Miller dengan heran. "Astaga! Pergi saja ke Danville. Datangi rumah nomor 532, lalu lihat sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
(11) TRIO DETEKTIF : MISTERI TENGKORAK BERSUARA
Научная фантастикаTunggu jangan pergi, aku tertarik dengan barang lelang itu? kata jupiter apa yang menarik dengan peti itu, paling isinya pakaian akhir abad ucap pete. jupiter membelinya dan besoknya peti itu hilang? dicuri orang!!! by Syauqy_arr Foto : goodreads