BAB 9 CHIEF REYNOLDS MEMBERI PERINGATAN

114 27 0
                                    

"RAPAT ,dibuka," kata Jupiter. Bob Andrews dan Pete Crenshaw sudah duduk di kursi masing-masing. Jupiter mengetukkan pensil yang dipegangnya ke daun meja yang dihadapi, dalam ruang kantor Markas Besar yang sempit.

"Sekarang Trio Detektif akan membahas proyek-proyek baru," katanya. "Siapa yang punya usul?"

Karena baik Bob maupun Pete diam saja, ia menambahkan, "Hari ini kita bebas tugas. Apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu yang luang ini?"

Saat itu sudah dua hari berlalu sejak kunjungan Chief Reynolds ke tempat mereka. Dua hari yang tenang, selama saat mana ketiga remaja itu sibuk bekerja, membetulkan berbagai barang bekas yang ada di perusahaan paman dan bibi Jupiter. Selama itu tidak ada orang yang datang meminta bantuan pada mereka, untuk mengusut salah satu misteri. Bagi Bob dan Pete, itu malah ditanggapi dengan perasaan lega. Enak juga rasanya, sekali-sekali tenang. Mereka terutama merasa senang karena masalah tengkorak yang bisa berbicara serta peti yang misterius sudah bukan merupakan urusan mereka lagi.

"Aku punya usul! Bagaimana jika hari ini kita menyelam di laut," kata Pete. "Cuaca saat ini enak untuk itu. Lagi pula, kita sudah agak lama tidak menyelam lagi. Nanti karatan!"

"Aku mendukung usul itu," sambung Bob. "Hawa hari ini panas. Di air pasti nyaman rasanya."

Saat itu pesawat telepon berdering. Ketiga remaja itu menoleh ke arah pesawat itu dengan sikap kaget. Pesawat itu, yang sewa bulanannya dibayar dengan hasil kerja mereka di perusahaan Paman Titus, terdaftar atas nama Jupiter Jones. Hanya beberapa orang saja mengetahui bahwa itu pesawat telepon Trio Detektif. Dan kalau berdering - hal mana jarang terjadi - pasti ada urusan penting! Jupiter meraihnya, ketika terdengar deringannya sekali lagi.

"Halo," katanya, "di sini Jupiter Jones, di kantor Trio Detektif." "Halo, Jupiter." Itu suara Chief Reynolds! Ketiga remaja itu mendengarnya dengan jelas, lewat alat pengeras suara yang dipasang Jupiter pada telepon. "Aku tadi menelepon ke rumahmu, lalu bibimu menyarankan agar aku mencoba nomor ini."

"Ada apa, Chief?" tanya Jupiter bersemangat.

"Waktu itu aku kan mengatakan akan menugaskan pengusutan," kata kepala polisi itu. "Itu, tentang surat yang kaupotret, serta tentang Spike Neely dan The Great Gulliver. Nah, sekarang aku sudah memperoleh beberapa jawaban. Aku tidak begitu pasti tentang maknanya, tapi aku kepingin bicara lagi denganmu. Bisakah kau datang ke kantorku?"

"Tentu saja, Sir!' jawab Jupiter bersemangat. "Sekarang, Chief Reynolds?"

"Kapan saja kau bisa," jawab kepala polisi itu. "Pagi ini aku tidak sibuk" "Dua puluh menit lagi kami akan sudah ada di sana," kata Jupiter mengakhiri pembicaraan itu.

"Nah," katanya kemudian kepada kedua rekannya, "dengan begitu urusan apa yang akan kita lakukan pagi ini sudah terjawab. Chief Reynolds mempunyai informasi baru."

Pete mengeluh. "Segala-galanya yang kita ketahui sudah kita sampaikan padanya. Tepatnya, kau yang menyampaikannya. Kalau bagiku, segala urusan yang menyangkut peti serta tengkorak itu sudah selesai. Tamat. Lepas dari tangan kita. Bukan urusan kita lagi."

"Yah - tentu saja, jika kalian tidak ingin ikut, kurasa aku sendiri pun bisa menanganinya," kata Jupiter.

Bob tertawa meringis, sementara air muka Pete menampakkan perasaan yang bermacam-macam. Ia tidak suka dikesampingkan dari urusan apa saja, walau ia sendiri mengatakan tidak mau tahu.

"Ya deh, kami ikut," katanya. "Trio Detektif harus selalu bersikap setia kawan. Barangkali saja urusan ini tidak terlalu banyak makan waktu, sehingga setelah itu kita masih sempat menyelam di laut."

(11) TRIO DETEKTIF : MISTERI TENGKORAK BERSUARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang