1] PEMUDA ANEH BERNAMA SUHU CINTA

132 67 183
                                    

Bandung, 03 april 1987.

Aprilia Syifa ─ itu nama ku, gadis asli Bandung.

Aku tengah menaiki angkutan umum untuk pulang ke rumah, dari sekolah SMA 2 BANDUNG. Kala itu, hujan turun sangat deras, membuat aku khawatir.

"Kata Kanjeng ratu selatan belok kiri, saya ganteng dimata orang yang ga buta." cetuk pemuda di samping ku, pemuda tak dikenal yang seumuran dengan ku, mungkin?

Aku mengacuhkan pemuda itu, tak penting juga jika di dengar, benar bukan?

"Kata bunda ratu sebelah kanan; 'jangan mengacuhkan orang lain, ga baik.'" ucap nya lagi

"Kamu ke siapa?" tanya ku yang lama lama merasa risih

"Kamu sendiri ke siapa?" tanya si pemuda

"Aku? Ke kamu atuh!" kesal ku

"Oh, berati saya juga ngomong ke kamu tadi." kekeh si pemuda

"Kamu punya pulpen sama buku?" tanya nya lagi

Aku hanya mengangguk saja

"Saya pinjam boleh 'kan?"

Lagi-lagi aku hanya mengangguk, dan membuka ransel nya untuk memberikan manusia aneh ini buku dan pulpen.

"Di baca nya pas saya ga bareng kamu."

Si pemuda itu pun menuliskan sesuatu di buku milik ku, dan merobek nya. "Nih, kamu simpan."

Aku mengambil kertas itu dan di masukan kedalam saku seragam.

"Kiri pak!"

Aku pun turun, di ikuti si pemuda aneh itu.

Pemuda itu membuka jaket nya, dan memberikan nya pada tubuh ku. "Rumah kamu masih jauh?" tanya nya

"Ngga, tinggal masuk ke dalam," jelas aku

"Oh gitu, yaudah saya pulang. Surat dari saya jangan lupa di baca. Jaket saja juga, jangan lupa di cuci ya hahaha." cicit si pemuda dengan kekehan

Aku merasa aneh padanya, pulang? Kemana? Terus apakah dia mengantarku? Aku tak tahu pasti.

"Rumah saya di Cibaduyut, saya cuman nganterin kamu doang." ucap dia seperti mengerti apa yang ku fikirkan.

"Yaudah makasih!" ketus ku, jika lama lama aku merasa risih, apaan sih?

"Saya pamit, waalaikumssalam." pamit nya padaku

"Eh? Assalamualaikum," aku terperanjat kaget

"Udah di jawab sebelum kamu salam, dadah!!" akhirnya dia pergi, menuju angkot yang di sebrang sana.

Aku sengaja tak pulang dulu, biarkan saja hujan turun membasahi ku. Toh rumah ku juga dekat kok.

Aku melihat si pemuda itu melepas baju nya, ia membuka baju nya, tak memakai baju atau kaos dalam, ih! Hingga tampak perut nya.

Baju itu ia jadikan payung untuk menyebrang bersama nenek tua. Dengan sabar si pemuda mengantar nenek masuk ke dalam angkot. Karna angkot nya penuh, ia sampai berdiri di pintu angkot, seperti kenek saja.

Soal baju? Ia tak memakai baju, karna baju nya diberikan pada tubuh nenek agar tak kedinginan, begitu lah..

Aku begitu tersentuh, pemuda yang yaa aku akui ia tampan ternyata memiliki hati yang tampan juga.

Aku langsung buru-buru pergi meningkat aku semakin basah kuyup.

-ily87-

"Teh, ada telfon." itu mamah ku, Rina. Beliau adalah seorang pembuat kue. Sedangkan bapa, ia kerja sebagai kepala sekolah di SMA 3 Bandung.

"Dari siapa mah?" tanyaku pada mamah

"Aldo," jawab mamah.

Aku benci Aldo, ia bukan siapa-siapa tapi mengaturku! Dari mulai: jangan dekat dengan cowo lain. Jangan makan gorengan. Jangan makan di jalan. Jangan ngagabung sama anak nakal. Dan banyak lagi, rese!

"Aku ngantuk, mamah saja yang angkat!" elak ku

Mamah hanya mengangguk mengiyakan, dan pergi mengangkat telfon.

Aku kepikiran soal kertas yang diberikan si pemuda itu, yasudah aku baca saja. Aku menyukai tulisan nya, tulisan nya seperti rumput bergoyang.

Hai, 1 kalimat, 3 kata, dan? Tebak saja sendiri haha
Tidak, aku tidak sekejam itu Syifa. 1 kalimat, 3 kata, dan H A I, hai.
Jangan berfikir aku tidak jelas, karna benar. Aku ga jelas dibawa oleh teman ku.
Sengaja aku menyebut diriku 'saya' di depanmu, tapi jika disini? Aku saja ya.

Aku Arga, anak dari Kanjeng Ratu Selatan Belok Kiri.
Aku suhu cinta, atau dukun cinta. Itu kata teman ku ya.
Aku Kidal, lucu bukan? Kidal adalah panggilanku.
Jika kamu punya panggilan lain selain itu, jawaban nya tidak boleh. Karna apa? Nanti bidadari lupa alamat aku tidur, jika lupa? Aku tak akan dapat permen.

Sudah itu saja, aku ada puisi.

Langit cerah, angin tenang, dan bumi damai. Aku menyukai itu, sangat.

Sudah itu saja, bagus kan puisi ku? Oh iya, sampai jumpa Syifa.

Arga. Bandung, 03 april 87.

Aku terkekeh kekeh hambar membaca surat itu, surat macam apa ini? Oke, aku tahu namanya, "Arga, Kidal, dan Suhu cinta" sedikit aneh, tapi tak apa.

🌷🌷🌷

14 januari 2021

A R G A 87 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang