Tangis

32 5 0
                                    

Suara sirene Ambulance memekakkan telinga, Ambulance berjalan pelan memasuki lorong Kelinci Satu.

Melewati kerumunan orang yang berbaris seakan menyambut kedatangannya, mobil jenazah itu datang mengantarkan Diya ke rumahnya sebelum nanti diantarkan ke peristirahatan terakhirnya.

Seorang bapak lima puluh tahun, turun dari pintu depan sebelah kiri ambulance. Sopir ambulance juga ikut turun sesaat mereka sampai di halaman rumah bercat biru yang bagian depannya telah terpasang tenda duka.

Sopir ambulance membuka pintu bagian belakang mobil, seorang ibu empat puluh tahunan turun.

Ibu itu tidak sendiri, ada seorang anak muda yang juga turut turun.
Anak muda itu tampak lemas terkulai di papah oleh si ibu, bila diperhatikan dengan seksama tampaklah kalau anak muda tampan itu bukan lah seorang Pria.

Semua orang mengenal anak muda itu, dia adalah Desti.

Gadis tomboy sahabat yang sudah seperti saudara bagi Diyah, jenazah yang sekarang sedang diturunkan dari ambulance.

*****

Jenazah Diyah di baringkan ditengah rumah, keluarga memang sudah mempersiapkan tempat untuknya sesaat setelah keluarga mendapat kabar kalau Diyah wafat dirumah sakit.

Desti duduk bersimpuh di sisi kanan jenazah sahabatnya, air matanya terus mengalir seakan tak mau berhenti.

"Diya, bangun lah! Kita sudah dirumah." gumam Desti sembari membelai wajah cantik yang mulai membeku itu.

"Desti, sabar ya nak. Ikhlaskan biar Diyah tenang jalan nya." pujuk ibu sambil menarik tubuh gadis tomboy itu untuk menjauh.

"Enggak mau Bu, aku mau Diya bangun Bu. Bangun kan Diya bu, bangunkan Diya, aku mohon Bu." jerit Desti.

Meronta dalam dekapan ibu Diya, yang sudah seperti ibunya sendiri.

Para pelayat semakin ramai, beberapa orang pria dan wanita yang seumuran Diya masuk memberikan ucapan duka kepada ibu dan Desti.

Beberapa diantaranya ikut menangis sembari memeluk Desti secara bergantian, mereka adalah teman-teman Desti dan Diya.

Mereka yang selama ini kenal dekat keduanya tak kuasa menyimpan duka, ditambah lagi dengan melihat kondisi Desti yang benar-benar sulit menerima kenyataan bahwa Diya telah pergi untuk selamanya.

Diya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang