4

11 3 0
                                    

Desti, Arya, Reno, Devan dan Didi sudah berteman sejak mereka tergabung dalam tim basket junior sekolah Nusantara.

Meski tidak pernah satu kelas, ke limanya bisa akrab karena hampir setiap hari mereka bertemu untuk menjalani latihan.

Meski Desti satu-satunya perempuan diantara mereka tidak membuat Desti risih, penampilan Desti yang tomboy sejak kecil membuat dia luwes bersikap seperti anak lelaki.

Saat mereka memenangkan pertandingan pertama mereka, mereka memang sudah merayakan kemenangan dengan berpesta.

Merokok dan minum biasa bagi mereka, kecuali Narkoba.
Untuk yang satu itu mereka memang sepakat untuk menjauhinya, mereka sadar barang itu tidak cuma haram tapi juga sangat berbahaya bagi otak dan masa depan mereka.

Kemenangan-kemenangan berikutnya mengukir nama mereka berlima menjadi bintang sekolah, sebagai bintang mereka dikelilingi gadis-gadis cantik.

Hampir seluruh sekolah mengenal dan mengidolakan mereka berlima,mereka bebas melakukan apa pun yang mereka suka ditambah lagi dengan latar keluarga yang masing-masing orang tua mereka bukan lah orang sembarangan.

Tapi sejak Desti mengenal Diya keadaan berubah, Desti tidak lagi boleh merokok apa lagi begadang menghabiskan malam di Pub.
Pernah satu kali Diya memergoki Desti merokok, dengan nekatnya gadis itu mematahkan rokok yang sedang dihisap Desti.

Tidak cukup itu, Diya merogoh seluruh kantong yang ada di pakaian Desti, membongkar tas Desti, lalu ketika dia menemukan bungkus rokok yang dia cari, dengan entengnya Diya meremas kotak rokok itu hingga seluruh isinya hancur tak berbentuk.

Bila nongkrong Diya mengawasi betul minuman apa yang di pesan oleh Desti, anehnya meski Diya ini bukan cewek malam Diya tau betul beragam minuman yang mengandung Alkohol maupun yang tidak.

Sejak itu lah Arya kesal dengan Diya, bagi Arya kehadiran Diya bagai mengekang ruang gerak Desti ditambah lagi sejak kenal Diya, dimana ada Desti pasti disana juga ada Diya.

Kalau bisa Arya ingin Desti berhenti berteman dengan Diya, tapi apa daya Desti sepertinya sangat sulit dijauhkan dari gadis itu.

Padahal siapa lah Diya, bila dibandingkan dengan gadis-gadis lain disekolah mereka.

             *****

Sebenarnya Desti belum lama mengenal Diya, namun Desti merasa begitu terikat sejak pertama mengenal gadis itu.

Perkenalan Desti dengan Diya terjadi di awal tahun ketiga masa sekolah mereka di sekolah Nusantara.

Hari itu adalah hari kesepuluh setelah liburan kenaikan kelas berakhir, namun Desti baru pertama kali masuk ke kelas barunya.

Guru meminta Desti untuk duduk di sebelah Diya, karena cuma meja Diya yang masih tersisa satu bangku kosong.

Hari itu Desti tak banyak pilihan, selain dirinya memang terlambat masuk akibat baru menyelasaikan liburan bersama orang tuanya.
Hari itu Desti juga merasa badan nya kurang nyaman, iya Desti baru saja mengalami shock.

Penerbangan nya dengan pesawat pribadi yang disewa oleh orang tuanya mengalami turbulensi mendadak dan berkali-kali, padahal udara sangat cerah.

Akibat turbulensi mendadak itu tubuh Desti terbentur dan karena ini pertama kali dia alami membuat Desti shock, setelah sampai dirumah dia harus langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Sst, kamu sakit ya?" Bisik gadis yang duduk disampingnya.

Desti hanya menoleh sekilas, kepalanya agak berat sehingga dia tidak punya niat sama sekali untuk beramah tamah dengan teman baru yang sebangku dengannya ini.

Diya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang