4. MANUSIA MENYEBALKAN

3 3 0
                                    

    Keira mengerjapkan matanya berkali-kali menatap ruangan yang tak asing baginya, jika dugaannya tidak salah sekarang ia berada di UKS. Keira mengedarkan pandangannya menatap sekeliling, tak ada seorang pun disini kecuali dirinya.

"Udah siuman, nih makan"

Keira yang baru mau menutup matanya tersentak kaget saat melihat Saka muncul dari tirai sebelahnya. Di tangannya ada nampan dengan semangkuk bubur dan secangkir teh. Keira menelan ludahnya, ia sangat lapar sekarang karena tadi ia buru-buru berangkat sekolah dan tidak sarapan. Karena itu juga Keira bisa pingsan tadi. Tapi melihat siapa yang membawanya nafsu makannya tiba-tiba turun.

"Ogah" tolak Keira, ia tarik selimut sampai ke atas kepalanya.

Saka menghela nafas, kemudian meletakkan nampan itu ke nakas samping ranjang Keira.

"Terserah Lo mau makan apa ngga, gue taruh sini" ucap Saka dan segera keluar dari ruangan itu.

Sementara Keira masih terdiam, ia turunkan selimutnya pelan-pelan memastikan apakah Saka masih berada di sini atau memang benar-benar sudah pergi. Keira menghela nafas lega saat tidak menemukan siapapun disini kecuali dirinya sendiri dan tanpa berlama-lama ia mulai menyantap bubur yang di berikan oleh Saka hingga tandas.

"Eh ada surat" Keira meletakkan mangkuk buburnya saat menyadari ada sebuah kertas di nampan itu.

Ia membuka lipatan kertas itu. Membaca kata demi kata, dadanya naik turun menahan emosi saat mengetahui apa yang tertulis disana.

Bubur sama teh ini belum di bayar.

Keira meremas kertas itu dengan kesal. Ini semua tak lain dari ulah Saka. Manusia paling menyebalkan yang pernah Keira temui. Ia beranjak dari kasur, berjalan cepat menuju kantin untuk membayar bubur yang telah ia makan.

                                   ****

     Bu Arini tengah asik menerangkan materi pada hari ini. Semua murid kelas XI IPA 1 tenggelam dalam rumus-rumus dan soal latihan. Dari sepuluh soal yang di berikan Bu Arini, Keira lah yang terlebih dahulu menyelesaikannya.

"Bu saya sudah selesai" kata Keira memberikan buku tulisnya pada Bu Arini.

Bu Arini melihatnya sekilas dan seperti yang sebelum-sebelumnya Bu Arini meminta Keira untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Dengan senang hati Keira melakukannya, selama ini belum ada yang bisa menandingi dirinya dalam bidang Matematika. Ia juga sengaja ingin memperlihatkan pada Saka kalau hanya ia penguasa Matematika di kelas ini.

Keira telah selesai menuliskan jawabannya, ia menatap manis pada Bu Arini. Keira yakin jawabannya seratus persen benar. Namun keyakinannya buyar saat Saka mengangkat tangannya.

"Iya ada apa Saka?" tanya Bu Arini.

"Jawaban nomor lima salah Bu. Boleh saya membenarkannya?"

"Oh tentu, silahkan maju"

Murid-murid yang tadi bosan kini mengangkat kepalanya melihat Saka yang tengah beraksi di depan papan tulis. Tangannya meliuk kesana-sini menuliskan angka-angka yang berbeda dari jawaban Keira sebelumnya.

"Sudah Bu" Saka berdiri di sebelah Keira menunggu respon Bu Arini.

Bu Arini bertepuk tangan disusul dengan murid yang lainnya. Saka tak mengeluarkan ekspresi, sedangkan Keira memerah menahan emosi.

"Kamu hebat Saka, terimakasih sudah membetulkan jawaban Keira. Kalian berdua boleh duduk"

Saka dan Keira menundukkan kepalanya kemudian berjalan kembali ke bangkunya. Bu Arini mengulas kembali materi pada hari ini, menjelaskan jawaban dari soal-soal yang tadi diberikan. Hingga bel istirahat berbunyi, Bu Arini mengakhiri pelajaran. Murid-murid sudah berlarian ke kantin mengisi perutnya yang mulai memberontak lapar.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang