11. HARI BAIK DARI HARI BURUK

1 0 0
                                    

Perpustakaan adalah tempat favorit bagi para pecinta buku. Suasananya yang damai nan tentram, bau kertas lama, dan banyaknya cerita dari buku-buku yang berbeda adalah alasan bagi orang-orang yang selalu menghabiskan waktunya disini. Bagi Keira yang sudah menganggap buku ialah kekasihnya, suasana saat ini adalah suasana ternyaman. Bebas dari Naomi yang sangat berisik dan bisa punya waktu berdua bersama bukunya.

"Sorry gue telat"

Keira mendongak, melihat sang empunya suara yang tak lain adalah Saka.

"Telat 35 menit" ucap Keira setelah melihat sekilas pada jam tangannya.

Saka tak menanggapinya, ia berjalan menuju rak hendak memilih buku yang bisa menjadi pedomannya belajar.

"Lo nyari apa?" tanya Keira penasaran.

"Buku Matematika dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas"

"Untuk apa? Kita udah dikasih buku panduan belajar, nih" Keira mengangkat lima buah buku yang sangat tebal.

Setelah mendapatkan buku yang dicari Saka kembali ke tempat duduknya, "Gue udah khatam baca itu semua"

Mulut Keira menganga, sebetulnya tak mengherankan. Mengingat Saka yang sangat ahli dalam pelajaran Matematika, apalagi dari Sekolah Dasar hingga saat ini ia tak pernah absen dalam mengikuti olimpiade sains.

"Woww, woww, amazing" seru Keira bertepuk tangan takjub. Sementara Saka berusaha menghentikan aksi partnernya yang terlalu berisik.

"Gue tau gue hebat" balas Saka dengan percaya diri.

"Tapi gue ngga peduli. Wlee!!"

Saka tersenyum tipis melihat bagaimana ekspresi Keira saat mengejeknya. Manis yang melebihi gula jawa.

Setelah beberapa jam lamanya berkutat dengan banyaknya rumus, Keira mulai merasa lelah. Ia bahkan sudah tertidur pulas dengan badan bersandar pada kursi. Sedangkan Saka kini juga meletakkan bukunya, menopang dagu memperhatikan wajah Keira.

Tapi sayangnya pemandangannya itu harus dihentikan oleh penjaga perpustakaan yang mengumumkan bahwa jam kunjung perpustakaan telah habis. Mau tak mau Saka harus menghentikan aktivitasnya memandangi wajah Keira dan segera membangunkannya.

Setelah membereskan buku-buku keduanya segera keluar dari perpustakaan. Saka tersenyum tipis melihat wajah kantuk Keira yang sangat menggemaskan, bahkan Keira sudah dua kali tak sengaja menabrak punggung Saka karena kantuknya yang tak tertahankan.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Saka karena Keira hanya mengikutinya sampai ke parkiran.

Keira menunjuk dada Saka sambil menguap.

"Ngga, pulang sendiri sana naik ojek online" tolak Saka seraya memakai helmnya.

Namun bukan Keira namanya jika tak keras kepala, ditariknya jaket Saka sambil menahannya menaiki motor.

"Ih cowo macam apa lo tega ninggalin cewe sendirian maghrib-maghrib gini, hah?!"

Saka tak menanggapi, ia masih berusaha menaiki motornya. Namun karena tenaganya yang lebih besar dari tenaga Keira, ia tak sengaja mendorong Keira hingga terjatuh.

"Aww sakit tau! Duh siku gue berdarah" ucap Keira histeris.

Saka yang terkejut ikut jongkok, melihat siku Keira yang memang mengeluarkan darah.

"Sorry, gue minta maaf banget" ujar Saka penuh penyesalan.

Melihat wajah Keira yang tengah menahan sakit, rasa penyesalan Saka kian bertambah. Karena tak tega akhirnya Saka memperbolehkan Keira pulang bersamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang