Happy Reading!🥀
"Menurut lo mending yang mana Nin?"
Nina yang sedang sibuk melihat-lihat dress, lantas mengalihkan pandangannya kepada Misya, "Itu kakak lo, Sukanya warna apa?"
Misya nampak berpikir, mengingat-ingat warna apa yang kakaknya sukai.
"Seinget gue dia suka warna hijau Army sih, masalahnya disini gak ada yang warna itu."
Nina mengangguk mengerti, "Mending warna item aja."
Mendengar itu, Misya lantas mengacungkan jempolnya kepada Nina, lalu segera membayar jam tangan yang ia hendak beli.
Nina, menghampiri Misya dan memberanikan diri bertanya "Kakak lo namanya Kevin?"
Sang empu yang diajak bicara menatap Nina lalu mengangguk "Iya, Namanya kevin."
"Kenapa lo? Suka ya?" lanjut Misya seraya terkekeh.
"Gak ada, gue cuma nanya. Gak lebih," Jawabnya malas.
Misya kembali terkekeh "Baperan, gue juga bercanda kok."
"Yaudah, ayo pulang. Udah mau sore."
Mereka sekarang sedang berada dipusat perbelanjaan, guna membeli hadiah untuk Kevin yang sedang berulang tahun hari ini. Ah tidak, hanya Misya saja yang membelinya.
Mereka tidak bolos. mereka berbelanja sehabis pulang sekolah. Karna guru SMA Nusa Bangsa hari ini mengadakan rapat dadakan sehingga para murid diharuskan pulang di waktu yang tidak semestinya.
🥀🥀🥀
Seorang lelaki berparas tampan berpenampilan layaknya anak sekolah yang ingin tawuran berjalan menaiki tangga menuju kamarnya untuk beristirahat sejenak.
Satu langkah lagi ia akan membuka pintu kamarnya, namun terhenti karna ia mendengar benda jatuh yang berasal dari kamarnya.
Karna penasaran, tanpa aba-aba akhirnya kevin membuka pintu kamarnya dan menemukan Winda yang terlihat kaget dan gelagapan.
Sontak, kevin bertanya "Mama ngapain disini?"
Winda menyembunyikan kedua lengannya dibelakang tubuhnya sambil tersenyum menatap sang putra "a-anu, m-mama tadi lagi nyapu."
Kevin melempar ransel nya ke sembarang tempat lantas kembali bertanya "Emang bi yani gak kerja?"
Gak, kevin gak boleh tau kalo aku ambil surat nya, batin Winda.
"T-tadi bi yani izin pulang ada urusan," jawabnya masih gelagapan.
Keringat dingin bercucuran diarea wajah winda sehingga membuat kevin menatap curiga padanya.
Kevin berjalan mendekat kearah sang ibu dan bertanya untuk yang ketiga kalinya.
"Mama gak ambil barang yang harus nya jadi milik kevin kan?"
Kevin menatap kedua mata Winda dengan intens, dan yang ditatap sedang menelan salivanya susah payah.
Winda menghembuskan nafas panjang dan berusaha menetralkan sikapnya.
Menatap putra sulungnya yang lebih tinggi darinya lantas mengusap bahu nya dengan lembut "Mama tadi lagi nyapu kok, ini mama bawa sapu."
Maafin mama, Kevin.
"Kamu siap-siap ya, hari ini kamu ulang tahun, jas nya udah mama siapin di kasur."
"Mama sama papa bakal rayain ulang tahun kamu di halaman rumah."
"Satu lagi, Happy Birthday anak mama yang paling ganteng!" ucapnya sedikit terkekeh seraya pergi dari kamar kevin.
Fyuh, akhirnya. Batin Winda
Kevin berjalan lesu kearah ranjang dan sorot mata teduhnya menatap jas pemberian sang ibu.
"Kayla.... kalo lo masih ada, mungkin ulang tahun gue terasa lengkap."
"Lo lagi apa disana? Gue rindu, bener-bener rindu. Kalo waktu bisa diulang gue pengen kita sama Misya liat bulan bareng di balkon."
"Bukannya itu kebiasaan kita sebelum tidur?"
"Kejadian 2 tahun lalu itu buat gue sadar, kalo hari-hari bersama lo itu hal penting."
Setetes cairan bening mengalir dari mata kevin tanpa izin, membuat sang empu terpaksa mengusapnya.
"Cih, gue cengeng. Gue yakin lo dah Bahagia disana, yang harus lo tau, gue selalu sayang sama lo Kay.."
🥀🥀🥀
Sorak sorai para tamu serta tepuk tangan yang meriah begitu kevin meniup lilin terdengar sangat riuh di pekarangan rumah milik keluarga Reza dan Winda.
Tersenyum memperhatikan seluruh tamu yang antusias datang, tak hanya tamu dari kedua orang tua, bahkan teman-teman sekolahnya pun ikut merayakan. Tapi tunggu...dimana adiknya?
Sorot matanya memperhatikan satu persatu tamu yang datang berharap Misya ada disana, namun nihil, saat akan pergi mencari keberadaan sang Adik, winda memanggilnya dengan sedikit keras karna keadaan sekitar yang riuh.
Kevin berbalik badan dan menatap sang Ibu lesu, "Mana Misya mah?"
"Gak usah peduliin dia, hari ini kamu ulang tahun, dan kamu yang punya acara, kasian tamunya kalo ditinggalin."
"Mama kamu bener, kamu diem disini. Anak sial itu bentar lagi juga pulang." Timpal Reza.
"Papa gak usah ca-
Ucapannya terpotong karna seseorang, siapa?
"Kakak..."
Sontak kevin membelalakan kedua matanya, mencari keberadaan pemilik suara. Ternyata Misya berada tepat dibelakangnya.
Gadis itu tersenyum sangat lebar menatap kevin sambil membawa sekotak hadiah berukuran kecil, seolah ia tidak mendengar percakapan kedua orang tuanya dengan sang kakak.
Kevin menghampiri misya dan memegang kedua bahunya "Sya, sejak kapan lo disini?"
"Gue denger semuanya kok."
Anak sial...
"Jangan dengerin pa-
Misya menyodorkan sekotak hadiah kecil yang tadi ia beli bersama nina, kotak nya ia hias dengan bungkus yang berwarna ungu mengkilap dan diatas nya ia tempel foto saat ia Bersama sang kakak, terlihat Misya yang memegang handphone dan kevin yang bergaya ala kekinian sedang merangkul bahu misya dan menghadap kamera.
Ckrek!
Foto yang diambil 2 tahun lalu...
"Happy Birthday kak, semoga lo suka sama hadiahnya, dipake ya gue nyari itu susah payah."
Kevin menatap hadiah yang misya berikan, lantas tersenyum penuh arti padanya.
"Gue mau ke kamar kak."
Selangkah ia meninggalkan pekarangan rumah, namun kembali berbalik karna melupakan sesuatu.
"Gue harap lo baca suratnya kak."
Kevin menatap kepergian misya dengan bingung.
Tapi, surat yang mana? Batin kevin.
.........
Kembali dengan chapter 6 hehe!
Jangan lupa tinggalkan jejak, see u next part 🤗 and Happy New Year!
14-Jan-2021
Gusditia_r
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelah
Fiksi RemajaIni Keymisya Putri Laura, atau yang kerap dipanggil Misya. Gadis yang selalu ingin terlihat ceria walau tidak sebenarnya. Bagaimana jika seseorang yang ceria memiliki masa lalu yang sangat kelam? Dimana saat itu usianya masih menginjak 13 tahun. Ya...