"Huhhh..beres juga akhirnya beresin perpus, mana bukunya ngebul ngebul lagi ah. Tangan gue jadi kotor." Kata Misya mengerucutkan bibirnya, sambil menepuk-nepuk tangannya yang terkena debu.
Ya, karna telat masuk sekolah, akhirnya ia diberi hukuman membersihkan perpus oleh guru BK itu, untung saja tadi ada Nina temannya yang membantu, walau sebentar.
KRIING...KRIINGG...KRINGG
Terdengar suara bel Istirahat, dan itulah yang ditunggu-tunggu oleh Misya, mungkin seantero sekolah?
"Panjang umur tu bel sekolah, dah gue tungguin dari tadi," Katanya sambil meregangkan otot-otot nya yang terasa pegal.
Saat akan beranjak pergi ke kantin karna perut nya sudah meronta-ronta ingin diisi, ada seorang gadis yang mengagetinya dengan menepuk pundaknya secara tiba tiba.
"HEYY!! Nona, mari kita pergi ke kantin," ajak Gadis itu sambil menyengir tanpa dosa.
"AHH lo mah Nina, biasa aja kan bisa. Kaget kan gue," kesal Misya.
Ya, gadis yang mengagetinya adalah Nina Azzahra, mereka mulai akrab saat tragedy di koridor itu.
"Enak lo mah belajar, lah gue? Malah disuruh bersihin perpus." Katanya dengan nada jengkel.
"Salah siapa telat dateng," kata Nina sambil menertawakan nasib Misya.
Mudah ternyata, menertawakan orang. Tanpa tahu rasanya menjadi Misya seperti apa.
"Mau pesen apa lo?," tanya Nina sembari bangkit dari kursi yang ia duduki.
Mereka sekarang sudah berada di kantin tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para siswa saat waktu istirahat tiba.
"Gue mah yang simple-simple aja. Mie ayam deh gue," kata Misya sembari mencepol rambutnya asal.
Sambil menunggu pesanannya tiba, Nina dan Misya menyibukkan diri untuk bermain handphone.
Hening, diantara mereka tidak ada satupun yang membuka suara, hanya suara siswa-siswi disekitar mereka yang sedang mengobrol maupun tertawa ria, entah menertawakan apa.
"Nin, lo tau ga?," kata Misya memecah keheningan diantara mereka.
"Gatau, lo nya belum kasih tau," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari benda pipih tersebut.
"Ihh, serius gue mah." Kata Misya sambil menghentak hentakkan kakinya ke lantai.
"Emmm, cie yang gapernah diseriusin," katanya dengan nada meledek.
Misya memasang wajah datarnya, karna sejak tadi sahabatnya itu selalu meledek dirinya.
Sadar akan hal itu, Nina mencondongkan badannya kedepan dan menyimpan benda pipihnya pertanda kali ini ia serius.
"Lo mau ngomong apa emang? Serius bener kayaknya," kata Nina sambil meletakkan tangannya diatas meja.
Lalu Misya menceritakan dirinya yang terlambat datang ke Sekolah, namun yang menjadi topik pembicaraannya adalah dirinya yang bertemu dengan remaja yang bernama Ferza.
"Hah? Serius lo ketemu sama si Ferza ferza itu?," kata Nina yang tidak percaya dengan apa yang diceritakan Misya.
"Emang muka gue keliatan bercanda ya?," kata Misya sembari menyeruput minumannya.
"Ya enggak sih."
"Lo tau dia kelas apa?," tanya Misya dengan nada serius.
"Kepo banget lo, suka ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelah
TienerfictieIni Keymisya Putri Laura, atau yang kerap dipanggil Misya. Gadis yang selalu ingin terlihat ceria walau tidak sebenarnya. Bagaimana jika seseorang yang ceria memiliki masa lalu yang sangat kelam? Dimana saat itu usianya masih menginjak 13 tahun. Ya...