Bagian 19 👻

39 4 0
                                    

Selamat pagi semua

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

***

Sesuai apa yang dikatakan Gavin kini mereka berempat sedang berada di kamar akila dan Clara, mereka membahas rencana dan membagikan kelompok.

" Jadi gimana rencananya menurut kalian?" Tanya Denis

" Gini aja dibagi 2 kelompok"

" Terus setiap 1 kelompok tugasnya ngapain?" Tanya akila

" Bagi aja dulu kelompok nya baru kita tentuin tugas setiap kelompok"

" Gimana kalo cewe yah cewe kalo cowo yah cowo"

Clara dkk menimbang-nimbang keputusan Gavin.

" Menurut gue bagus gitu tapi ada bagusnya cewe cowo"

Gavin menggeleng " jadi gini yang cewe alihin Bu Elis kalo gue sama Denis yang masuk ke ruang dia buat cari informasi yang kuat"

Setelah dipikir-pikir keputusan gavin ada benar nya, jadi mereka memulai rencana itu sekarang.

" Kalian siap?" Yang dijawab anggukan oleh semua

Mereka berjalan mengendap-endap seperti maling di lorong koridor gedung master, mereka berjaga-jaga takut penjaga lewat bisa gagal rencananya.

Yang dipimpin oleh Gavin dibelakang Clara dan akila dibelakang kedua cewe ada Denis, mereka berjalan tanpa alat penerangan membuat mereka harus saling berpegangan agar tidak terpisah, tadinya Clara sudah mengusulkan untuk membawa senter cuman ditolak oleh Denis, Denis bilang " jangan nanti cepet ketahuannya"

Dan akhir nya beginilah nasib mereka saling berpegangan tangan, sesampainya ruang kepsek, yang hanya masuk cuman Clara dan akila karna tadi pas dijalan pergantian rencana soalnya lebih baik yang cowo mengalihkan seseorang ketibang cewe iyakan?

" Kalian berdua cepet cari sesuatu yang bisa menguatkan kita kalo Bu Elis adalah pembunuh Rashel " ucap Gavin

" Okee kalian Disini hati-hati"

Clara dan akila memasuki ruang kepsek tersebut dan mulai mencari dokumen lama, angkatan Rashel, akila yang memeriksa sebelah kanan dan Clara memeriksa sebelah kiri, mereka terus memeriksa sampai ketemu tanpa sadar Bu Elis yang sedang mengumpat di balik meja besar milik kepsek itu, sudut bibir Bu Elis menyeringai seram.

Clara dan akila tidak tahu bahwa Bu Elis sedang bersembunyi di bawah meja miliknya. Bu Elis perlahan-lahan keluar dengan hati-hati dan tidak bersuara, sambil tersenyum licik.

Clara dan akila tidak menyadari karna mereka mempunggunginya.

" Selamat datang anak-anak ku tersayang" kata Bu Elis

Clara dan akila berhenti dan menoleh ke belakang, sontak Mereka dibuat kaget bagaimana Bu Elis bisa datang ke ruangnya sedangkan Gavin dan Denis berada diluar, ah sial pikir Clara.

" Hmm kaget yah? Hahaha"
" Kau pikir aku ini bodoh! Inget yah aku sudah memperingati kau gadis bodoh apa kau tidak mengingat nya!" Geram Bu Elis sambil menunjuk Clara

" Saya mengingatnya dan saya tidak perduli saya akan membongkar kebusukan ibu yang telah membunuh sahabat ibu Sendiri!" Tak kalah geramnya Clara pun yang tadi takut kini punya keberanian untuk melawan Bu elis.

Akila yang ketakutan pun berlindung di belakang Clara sambil gemeter, tak biasanya akila penakut tapi sekarang dia takut pasalnya Bu Elis sudah membunuh sahabat nya sendiri membuat dia ketakutan, takut dia dibunuh sama seperti Sahabatnya Rashel.

" Kau!" Teriak Bu Elis marah

" Apa saya tidak takut! Saya akan memberikan ibu kesempatan jika ibu mengakui kesalahan ibu saya akan membebaskan ibu dan kasih tau dimana kuburan Rashel berada, jika ibu tidak ingin maka ibu akan tau akibatnya" gertak Clara

Bu Elis tersenyum miring " kau mau mengancam ibu guru mu sendiri?"

Clara diam tak bergeming dia hanya menatap Bu Elis sinis.

" Bukan mengancam hanya saja itu fakta! Kejahatan yang ibu buat membuat murid disini menjadi korban yang tak berdosa akibat ulah setan Rara yang mencari pelaku pembunuhanya!" Bentak Clara kesal

Bu Elis dibentak pun tak terima ia langsung memukul kepala Clara hingga ia jatuh pingsan, akila yang melihat itu kaget dan menangis histeris.

Bu Elis tersenyum miring, lalu menatap akila, akila pun langsung beranjak berlari menjauh dari Bu elis ia harus meminta bantuin oleh Gavin dan Denis yang mungkin masih diluar.

Namun itu sia-sia kepala akila pun dipukul hingga jatuh dan pandangan mulai memburam akhirnya gelap.

" Hahahaha"
" Bocah-bocah ingin aku mengakuinya, tidak akan!"

" Ini bukan salah aku, tapi itu salah Rashel!"

Bu Elis pun membawa Clara dan akila ke gedung terbengkalai tak lupa ia mengikat nya.

" Gadis yang malang" Bu Elis pun duduk di tepi ranjang yang ia sediakan lalu ia membaringkan tubuhnya karna lelah.

***

Selepas Clara dan akila masuk, kini didepan ruang kepsek hanya tinggal Gavin dan Denis yang tengah berjaga-jaga takut Bu Elis tiba-tiba datang, bisa gawat.

" Menurut Lo bu Elis datang ngg?" Tanya Denis yang masih celingak-celinguk

" Ngg tau juga emang gue anaknya" cetus Gavin yang sibuk memperhatikan sekitarnya.

" Bu Elis susah buat diprediksi kapan dia datang"

"Hmm"

" Tapi Vin dia udah pernah di pukul penjaga belum yahh?"

" Gue ngg tau, lagian tumben-tumbenan rencana kita kali ini berjalan mulus, biasanya pasti di belah sana ada penjaga, ko ini penjaga ngg terlihat sama sekali padahal udah hampir jam 11" unjuk Gavin merasa aneh

" Ehh iya bener juga ko gue merasa gimana gitu"

" Nah kann kaya seseorang yang Udah tau kalo kita bakalan menyusup ruang kepsek"

" Bisa jadi itu halu Lo kali udah ahh yang penting kita bersyukur penjaga itu ngg lewat kalo lewat bisa gawat kita"

" Bukan gitu, gue merasa aneh Denis, kaya ada yang arggg AU ah pusing gue" frustasi Gavin

Denis menoleh ke arah Gavin yang sedang frustasi pun menepuk pundaknya.

" Udahlah Vin jangan dibuat pusing"

" Hmm"

Mereka berdua tetap berjaga di depan pintu ruang kepsek.

" Mereka lama banget "

" Mungkin masih mencari"

Tiba-tiba di lorong yang gelap dan sunyi itu ada suara sepatu menuju arah dimana Gavin dan Denis pijak, Gavin menoleh ke arah Denis memberi isyarat bahwa mereka harus berlari mengalihkan perhatian.

" 1"

"2"

"3" teriak barengan dan langsung berlari

Mereka tidak tahu bahwa yang di lorong gelap nan sunyi itu tadi yang berjalan hanya mainan yang dibuat oleh bu elis sendiri.

Gavin terus berlari hingga menoleh ke belakang pas menoleh ke depan tiba-tiba ia menabrak seseorang akhirnya terjatuh sebelum ia mendongak, kepalanya sudah keburu dipukul hingga jatuh pingsan begitupun Denis yang masih berlari menoleh ke belakang ia terjatuh sama persis kaya Gavin, dan akhirnya dia dipukul dan jatuh pingsan.

Orang yang memukul mereka berdua meninggalkan mereka berdua dan pergi menyelusuri lorong untuk berjaga.

***

Klik tombol bintang dibawah ini yah Readers:)

Misteri Sekolah [ SELOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang