Mungkin untuk kebanyakan murid bel istirahat adalah hal yang paling dinantikan mereka semua karena terbebas dari jam pelajaran dan juga waktunya mengisi perut mereka. Namun berbeda dengan Tresya. Bel istarahat adalah hal yang paling dibencinya dan ia berharap bahwa tidak ada istirahat di sekolahnya.
Saat bel istirahat berbunyi seluruh murid di kelasnya berhamburan keluar kelas dan berlarian ke arah kantin. Sementara itu Tresya terlihat diam di kursinya sambil memasukan buku ke dalam tasnya.
"Sya ayo ke kantin sekarang sebelum mereka nyamperin." bisik Elza menarik tangan Tresya.
"Iya Sya ayo." ajak Shusan yang berada didepannya.
Belum sempat Tresya membuka mulutnya seseorang yang tidak ia inginkan sudah memanggilnya, "Oi arsena!"
Tresya menghela nafas panjang lalu menatap kedua sahabatnya, "Kalian ke kantin aja. Kalau gue kabur yang ada makin parah."
"Tap-"
"Ngapain lo berdua masih disini? Ke kantin sana!" usir seseorang yang tadi memanggilnya. Tresya menatap kedua sahabatnya lagi lalu menganggukkan kepalanya. Elza dan Shusan pun dengan berat hati meninggalkan Tresya bersama tiga orang yang menghanpiri mereka. Di dalam kelas sekarang hanya mereka berempat dan pintu kelas pun tertutup.
"Ayo kita liat bawa apa hari ini si arsena.."
Tresya mengambil kotak makannya dari dalam tasnya lalu menyimpannya diatas meja. Seseorang yang duduk di depannya langsung membuka kotak makannya.
"Mantap makan kimbap hari ini kita Ra."
"Yah gue ga bisa makan deh."
"Wah iya juga. Gimana nih San? Kayla ga bisa makan kimbap."
Chasandra yang sedari tadi diam lalu mendekati Tresya dan duduk disampingnya.
"Lo minta kakak lo buatin kimbap biar salah satu dari kita ga makan ya?" tanya Chasandra. Tresya menggelengkan kepalanya.
"Jawab pake mulut bukan geleng doang!" ucap Yura sambil menoyor kepala Tresya.
"Nggak, gue ga pernah tau apa yang bakal dibekelin." jawab Tresya.
"Oke kita terima alasannya. Mana dompet lo? Gue ga bisa makan bekel lo jadi gue harus beli makanan." ucap Kayla menyodorkan tangannya.
"Biar gue aja yang ambil. Kasian dia pasti cape nulis mulu dari tadi." Ucap Yura mengambil tas Tresya lalu mengeluarkan semua barang-barang yang ada di dalamnya.
"Nih dompetnya." Ucap Yura memberikan dompet berwarna biru milik Tresya kepada Kayla. Kayla pun menerimanya lalu membuka dompetnya. Sementara itu Chasandra terlihat asik memakan bekal Tresya.
"Cuman segini? Kok dikit banget?" Tanya Kayla yang melihat hanya ada uang selembar seratus ribu di dalam dompet Tresya.
"Lo sembunyiin ya?" Ucap Kayla menatap tajam Tresya.
Tresya menggelengkan kepalanya, "Hari ini emang di kasih segitu."
"Bohong banget! Biasanya paling deket uang saku lo 150 ribu!" Ucap Yura.
"Gue ga bohong."
Chasandra memperhatikan Tresya lalu menatap kedua temannya.
"Periksa sakunya." Ucap Chasandra.
Yura dan Kayla pun langsung menarik Tresya ke pojok kelas dan memeriksa semua saku di seragam Tresya. Tresya sempat memberontak dan mengatakan bahwa ia tidak menyembunyikannya namun keduanya tak mendengarkan.
"Beneran ga ada San." Ucap Kayla kepada Chasandra.
Chasandra menatap Tresya lalu melihat barang-barang Tresya yang berada di lantai. Dia mengambil hp Tresya yang ada di laci lalu melepaskan case nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arsena
FanfictionKisah mengenai kehidupan sembilan bersaudara di keluarga Arsena AU Social Media ada di twitter @satzulokal (Pinned -> Keluarga Arsena) Note: Nama semuanya diubah jadi lokal