Malam ini keluarga Arsena akan mengadakan makan malam di luar karena Bunda dan Ayah yang sudah pulang. Mereka juga akan mengadakan perayaan Jesslyn yang baru saja sidang dua hari yang lalu. Bagi mereka makan malam keluarga dengan berkumpul lengkap adalah sesuatu yang penting karena terkadang mereka sulit berkumpul lengkap dengan Ayah dan Bunda mereka yang sangat sibuk.
"Jadi sekarang kamu tinggal nunggu wisuda?" tanya Bunda kepada Jesslyn disela-sela makan mereka. Jesslyn menganggukkan kepalanya.
"Kalau gitu lebih baik kamu berhenti part time di kafe. Coba kamu kerja sama Nayla, bantuin kakak kamu di perusahaan keluarga kita." ucap Ayah.
"Umm.. tapi Jeje masih betah di kafe Yah." ucap Jesslyn.
"Jangan lama-lama nanti kamu nyaman dan sulit untuk lepas. Kamu juga perlu megang salah satu perusahaan keluarga kita setelah Nayla naik." ucap Ayah.
"Iya Yah aku tau."
Nayla melirik ke arah Jesslyn yang menganggukkan kepalanya dan menjawab dengan pelan. Dia tau kalau Jesslyn sebenarnya tidak ingin memegang perusaahaan keluarga mereka dan ingin membuka kafe sendiri tapi Ayah mereka tidak mengizinkannya.
"Mona sama Sania gimana kuliahnya? Lancar?" tanya Bunda kepada Mona dan Sania mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Lancar kok Bun. Mungkin emang banyak tugas aja akhir-akhir ini." jawab Mona.
"Aku lagi pusing sama praktikum tapi ya selebihnya lancar." jawab Sania.
"Sekarang kamu lagi praktikum apa?" tanya Ayah kepada Sania.
"Keterampilan klinik Yah." jawab Sania.
Ayah menganggukkan kepalanya, "Kalau kamu kesulitan tanya Alvaro, pasti dia mau bantu kamu. Yaa kalian berdua bisa jalan sambil bahas kuliah kamu."
Sania terdiam sejenak mendengar nama seniornya dan juga anak dari sahabat Ayahnya. Dia tau Ayahnya ingin menjodohkannya dengan Alvaro namun dia sedang tidak ingin berpacaran dengan siapapun dan ingin fokus dengan kuliahnya.
"Iya Yah. Mungkin nanti." Jawab Sania.
"Kalau Mona gimana sama studionya? Ayah denger kamu sama Stella lagi latihan buat kompetisi di Korea?" tanya Ayah kepada Mona. Mona menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Iya aku sama Stella lagi nyiapin buat kompetisi bulan depan. Koreografinya udah hampir beres jadi nanti kita udah bisa mulai latihan full lagu." jawab Mona.
"Bagus kalau gitu. Tapi inget kuliah jangan sampe ke ganggu ya." ucap Ayah mengingatkan.
"Siap Yah!"
"Anak-anak Bunda yang masih sekolah gimana nih? Sekolahnya baik-baik aja kan?" tanya Bunda tersenyum ke arah Jihan, Marsha, Danica, Chaca dan Tresya.
"Baik-baik aja kok Bun. Aku kemarin udah lepas jabatan dari ketua osis jadi sekarang bisa fokus sama pelajaran." jawab Jihan.
"Bagus. Nanti setelah kuliah kamu bisa masuk HIMA dan BEM. Ayah mau kamu bisa jadi ketua HIMA atau BEM." Ucap Ayah. Jihan tersenyum sedikit dan menganggukkan kepalanya.
"Marsha sama Ica ada yang masuk osis? Biar nanti kalian bisa jadi ketua osis juga kaya kakak-kakak kalian." ucap Ayah.
"Aku masuk osis, Yah. Ica yang nggak." ucap Marsha.
"Iya aku nggak tapi aku masuk klub musik." ucap Danica.
"Kamu masih tertarik sama musik? Ga mau kaya ka Nayla di manajemen? atau ka Sania di kedokteran?" tanya Ayah menatap Danica.
"Pilihan aku masih sama Yah.." ucap Danica yang membuat Ayahnya berdecak. Bunda terlihat mengusap lengan Ayah lalu menatap Danica menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsena
FanfictionKisah mengenai kehidupan sembilan bersaudara di keluarga Arsena AU Social Media ada di twitter @satzulokal (Pinned -> Keluarga Arsena) Note: Nama semuanya diubah jadi lokal