Kini braga sedang duduk di sebuah cafe dekat dengan rs dimana omah lea di rawat, di temani secangkir kopi untuk meredakan amarahnya. Dia dibuat emosi oleh kelakuan rekan kerjanya. Jaehyun.
Apa maksud dia? Dan kenapa juga dia bisa kenal dengan putrinya? Punya hubungan apa ia dengan putrinya? Pertanyataan itu terus memutar di kepalanya. Braga hanya bisa membuang nafas kasar setelah itu mengambil benda persegi panjang nan tipis di saku dalam jasnya."Hallo mah, ibuku masuk rumah sakit, tolong kesini jangan lupa masak untuk ibuku, ajak juga anak anak jika mereka ingin ikut." Cakap braga pada lawan bicaranya di telpon yang tak lain adalah istrinya. Isna.
"Ibu? Bukannya ibu kamu udah meninggal mas? Jangan bilang nenek nya si lea?"
"Mah! Dia juga ibuku, aku sudah anggap dia ibu kandungku, udah lah jangan mulai aku ga mau berdebat!"
"Ahh ya udah terserah mas, nanti aku kesana. Lain kali jangan terlalu peduli sama orang lain."
Tut
"Mah- Ah dasar wanita ini!" Kalimat braga terpotong karna istrinya yang mematikan telpon secara sepihak.
Beberapa jam braga menunggu akhirnya sosok anak- anaknya dan istrinya terlihat.
"Papahhh!" teriakan anak kecil laki kali.
"Wihh anak papah sinii duduk dulu, mau pesen apa hm? Gimana tadi di sekolah? Seru ga"
"Seruu pahh, eh iya pahh aku mau cake red velvet!"
"Pah kita langsung aja ke rs aja lah, kalau nunggu jonu makan kelamaan ini udah jam 3 sore nanti jam 4 sore mamah ada arisan, jonu sayang cake nya di bungkus aja ya?"
"Bentaran aja kali mah kasian jonu" titah braga.
"G-gapapa pahh di bungkus aja!" kata juno sambil terbatah- batah saat di pelototi oleh sang mamah.
"Hmm ya udah, ayoo!"
🐾
Braga dan anak istrinya memasuki ruang inap sarwati.
"Assalamualaikum bu?" sapa braga sopan.
Mendengar suara itu mata sarwati yang awalnya tertutup langsung terbuka. Ada rasa rindu dan marah kepada sang pemilik suara itu.
"Waalaikumsalamm"
"Bagaimana bu sudah merasa mendingan? Maaf braga jarang menjenguk ibu"
"Lama tak bertemu nak" Jawab sarwati singkat dengan senyum tipis yang tergambar di mukanya.
Saat melihat senyum itu hati braga terasa tersayat, dia rindu pada wanita tua itu, ibu keduanya, pengganti mendiang ibu kandungnya.
Mata braga sudah berkaca-kaca namun dia tahan setengah mati untuk tidak menangis.
Mata sarwati beralih kepada kedua orang yang ada di belakang braga. Itu pasti keluarga braga.pikir sarwati.
" Hm apa kabar bu?" Tanya isna pada sarwati."Baik nak, ini siapa?" tanya sarwati sebari pandangannya menuju pada jonu.
"Oh iya anak aku bu, cucu ibu, jonn sapa nenek"
Isna sedikit risih dengan perkataan suaminya itu. Apa apaan orang dia bukan neneknya jonu.
"Eh iya papah, hallo nenek akuu jonuu, pah ini nenek jonu? Jonu punya nenek? Kirain jonu nenek jonu cuman satu" bingung jonu, karna dia belum pernah bertemu dengan sarwati sebelumnya yang katanya neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jaehyun
Fanfiction"Mungkin tuhan mengirim saya ke kamu itu adalah salah satu cara tuhan mengabulkan doa doa kamu, salah satunya kebahagiaan? Tenang sekarang ada saya Azzalea"-JungJaehyun