CHAPTER 2

100 11 2
                                    

Udara bulan oktober terasa hangat di kulitku. Angin bertiup sepoi-sepoi, menampar setiap sisi kulitku yang dapat dijangkaunya. Aku suka datang ke taman ini, mencium bau rerumputan yang semerbak dan ditemani langit cerah. Pohon-pohonnya begitu rindang, membuat orang-orang suka berteduh di bawahnya. Bunga-bunga yang tumbuh berwarna-warni menambah asri taman ini.

Aku membetulkan letak topiku, sambil menatap kegiatan orang-orang di sekitarku. Mereka tampak begitu santai dan bahagia, seakan tidak ada beban dihidupnya. Anak-anak berlarian sambil cekikikan, membuatku ingin tertawa juga. Taman ini membuatku begitu damai.

Aku belum bisa pergi terlalu jauh, jadi taman inilah yang biasanya kudatangi. Kamarku jadi tempat yang sangat membosankan akhir-akhir ini, dan taman ini merupakan tempat hiburanku satu-satunya. Letaknya di ujung blok rumahku, sehingga aku dapat mencapainya dengan berjalan kaki.

Aku menghampiri kolam ikan yang ada di tengah-tengah taman dan berjongkok di sebelahnya. Kupandangi airnya yang begitu jernih. Aku mendesah, seandainya saja ingatanku juga bisa sejernih air kolam ini. Aku ingin bisa melihat ke dalam ingatanku sejelas aku melihat ikan-ikan yang sedang berenang di kolam ini.

Cukup lama aku menatap ikan-ikan di kolam itu, sampai akhirnya kakiku menjadi pegal karena terlalu lama jongkok. Aku berdiri perlahan-lahan. Mendadak, angin bertiup cukup kencang dan menerbangkan topiku.

Aku berseru kaget dan berusaha melihat ke mana angin membawa topiku, yang ternyata berakhir di tangan seorang lelaki. Lelaki itu menatapku sambil tersenyum, dan mengulurkan tangannya untuk menyerahkan topiku.

Aku tidak langsung mengambil topiku. Aku justru memandangi lelaki itu, takjub melihat betapa sempurna fisiknya. Dia tinggi dan tegap, dan rasanya aku bisa melihat dadanya yang bidang di balik kemeja putih yang ia kenakan. Senyumnya juga sangat manis, membuatku tidak bisa berpaling darinya.

"Kamu gak mau ambil topi kamu?" tanya lelaki itu, yang melemparkanku kembali ke dunia nyata

Aku sempat gelagapan sebentar, membuat lelaki itu tertawa dan memperlihatkan deretan gigi putihnya yang sempurna. Aku pasti kelihatan tolol sekali di depannya. Jadi, cepat-cepat aku menenangkan diri dan kembali bersikap normal, lalu kuambil kembali topiku dari tangannya.

"Thanks," kataku padanya

"Sama-sama" dia menyahut. Matanya tidak lepas menatapku

"Baru kali ini aku lihat orang yang bener-bener tertarik sama yang namanya kolam ikan"

Aku tersipu. "Kok kamu tau kalau dari tadi aku ngeliat kolam ikan terus?"

"Kamu cukup lama disitu" sahut lelaki itu. "Kamu suka ikan-ikan itu atau bagaimana?"

"Gak juga sih,"kataku "Aku hanya merasa tenang saat melihatnya."

"Kok bisa?" tanyanya penasaran.

Dia masih tetap mentapku, dan itu membuatku menjadi sedikit salah tingkah. Aku memutar-mutar topiku yang sedang kupegang, berudah menghindari kontak mata dengannya. Kupakai topiku lagi, dan berharap agar itu dapat menghalau tatapannya.

"Entahlah," jawabku. Aku berusaha tidak menatap matanya. Sambil mengucapkan terima kasih sekali lagi, aku pun pergi dari hadapannya.

Pertemuanku dengannya hanya sebentar, tapi entah kenapa aku selalu memikirkannya. Aku tidak bisa melupakan tatapannnya. Sebelumnya, aku tidak pernah merasa seperti ini dengan lelaki lain yang biasa aku temui. Rasanya aneh, karena sepertinya aku ingin bertemu dengannya lagi.

Aku merupakan wanita yang tidak mudah jatuh cinta, tapi lelaki itu berhasil menarik perhatianku padanya. Bukan hanya karena fisiknya yang menarik, tapi sepertinya karena aku merasakan perasaan aneh padanya yang tak bisa kujelaskan.

***

HALOOOOOO Gaesssss, gue balik lagi nihhh. Gimna, chap selanjutnya?? masih absurd?:( sorry deh, nanti gue usahain buat yang semaksimal mungkin yapp:)

Btw, gue minta saran kalian dong:) Menurut kalian bagusan pake 'aku-kamu' kayak diatas, atau 'lo-gue' ?? dijawab yahh, itu membantu banget loh buat gue:)

Oke, segitu aja sih. Tapi, jangan lupa buat tetep vote and comment yappp:) lafyuuuu:*

BigHug Indahramadhanihamsir

Someone to Remember //h.s//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang