#2 You Never Know

7 2 1
                                    

“You what?” Mahesa berbalik dari kanvas di hadapannya, memandang Ruby yang berada di workshop-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“You what?” Mahesa berbalik dari kanvas di hadapannya, memandang Ruby yang berada di workshop-nya. Sahabatnya ini duduk santai dengan kacamata hitam menutupi matanya, sibuk memainkan ponsel seolah apa yang disebutkan barusan tidak penting. 

“Spent a night-”

“With a stranger?” 

Ruby mengangguk, sekarang memandang Mahesa. “Itu lukisan buat pameran bulan depan?” 

“Jangan ganti topik." Decak Mahesa. "Siapa? Lo ada cek namanya? Atau ada fotonya?” Mahesa meletakkan palet di tangannya ke meja, berpindah duduk ke sebelah Ruby. 

“Ya ngga ada lah. Ngapain gw foto?” balas Ruby cuek.

Mahesa menghela napas. “Mabok banget lo?” 

“That night? Yeah. Tapi besokannya gw inget. Ya dia ngga aneh-aneh sih dan gw juga inget gw yang ajak dia pergi.” 

Mahesa berdecak. “Dia ngga aneh-aneh, lo aneh-aneh ngga? Kenapa sih mesti sampe ONS gitu?” 

“Ya mana inget? Lo sih ngga ngikut.” 

“Masa gw mesti jagain lo 24 jam? Gw kan udah bilang, jangan banyak-banyak minum. Kelar party, langsung pulang. Lo ngga inget apa tiap Felice bikin party, lo pasti deh error. Ilang sepatu lah, tas hampir ilang lah, sampe hampir dibawa laki ga jelas.” 

Ruby memandang cowo di sampingnya. “Mahesa, gw cuma mau kasih tau lo. Boleh ngga nyeramahin gw ngga?” 

“So stop doing stupid thing.” jawab Mahesa singkat, bangkit dari kursinya dan mengambil sebotol air mineral. “Lo daripada aneh-aneh, mending lo balikan deh tuh. Dia juga kelakuannya sama aja ajaibnya sama lo.” 

“Udah putus, Mahesa. Ngga usah dibahas lagi yang sudah berlalu.” 

“Yaelah, kayak anak SMP tau ngga lo berdua. Putus terus main panas-panasan.” ujar Mahesa kesal. 

“Ih apaan. Ngga ada ya. Gw putus baik-baik.”

“Ya terus kenapa dia masih telfon gw sepanjang weekend tanyain lo udah pulang apa belum dari Hong Kong?” 

Ruby menggeleng. “Nanti gw bilangin deh, biar dia ngga telfonin lo.”

“I am serious, Ruby. Lo berdua tuh apa lagi sih yang diributin? Dia mau berjuang buat lo. Yaudah sih dicoba dulu aja?” 

Ruby memutar matanya, selalu kalau Mahesa ngeselin, dia bakal kasih ekspresi seperti itu. Dia ngga mood bahas mantan pacarnya sama sekali. Dasar Mahesa. 

“Lo tau kan kenapa alasannya…” 

Mahesa menggangguk. “I know. But who knows it will work?” 

“Ngga segampang itu, Sa. Udah cukup sekali aja gw urusan sama keluarga kayak keluarga gw. Ngga lagi-lagi deh. Toh kita juga bilangnya kan mau pacaran, bukan mau nikah. Ngga usah kenal-kenalan sama keluarga.” 

TwistedWhere stories live. Discover now