02 | Muse

305 53 31
                                    

Banyak yang Soeun lakukan setelah pindah dari Anyang ke kota Incheon. Masih banyak barang-barang yang belum ia bereskan, bahkan masih ada beberapa yang belum ia keluarkan dari dalam kotak. Soeun masih harus mengecek beberapa ruangan lagi yang belum ia sentuh setelah tinggal selama lima hari disana.

Wanita itu bersenandung pelan dengan gumaman-gumaman riangnya seraya mulai menyibukkan diri memindahkan barang-barang berupa figure duduk ke sudut-sudut tertentu.

Hari ini Soeun bisa merasa lebih baik karena Taehyung mau meluangkan waktu sibuknya untuk sekedar sarapan bersama. Soeun hanya sedikit merindukan momen-momen hangat mereka ketika sarapan bersama. Sudah jarang sekali setelah kenaikan jabatan pemuda itu di kantor. Namun disela-sela perasaan senangnya itu, masih ada juga terbesit sebuah perasaan gugup yang sungguh tak mengenakan di hatinya.

Soeun bergerak hati-hati saat membuka bungkusan kardus panjang yang lebar dan mengeluarkan sebuah pajangan besar dimana di dalamnya tercetak foto pernikahannya bersama Taehyung. Di dalam media datar itu, mereka berpose dengan ceria seraya memamerkan cincin pernikahan. Soeun tersenyum memperhatikan foto pajangan didepannya, lalu bergerak mengambil beberapa pajangan lagi yang berukuran lebih kecil. Soeun sudah pikirkan dimana dia akan memajang semua pajangan foto pernikahan yang sangat manis itu di dua sudut. Ruang keluarga juga kamar mereka.

Soeun menaruh semua pajangan foto itu diatas meja, lalu ia berbalik menatap layar laptop miliknya yang ia letakkan diatas kasur. Helaan napasnya berhembus bosan, sudah hampir sore tapi notifikasi dari agensi sama sekali belum ia terima. Hal itu semakin membuat hatinya resah. Sebelah telapak tangannya naik meremas baju dibagian dadanya, nafasnya sedikit tak karuan, ia benar-benar gugup menunggu pengumuman hasil dari agensi.

Wanita itu mengatupkan matanya mencoba menenangkan diri, lalu memijit samping kepalanya pelan. Ia menghembuskan napas lagi sebelum akhirnya kembali fokus pada kegiatan awalnya.

Soeun beranjak dan mulai memindahkan barang-barang lagi ke satu tempat ketempat lainnya. Ia tersenyum simpul untuk pekerjaan awalnya setelah memasang tiga pajangan foto pernikahannya tepat diatas kepala ranjang mereka.

Selepasnya ia meninggalkan kamarnya tak lupa membawa laptop miliknya untuk selalu berada dalam pantauannya. Menaruh benda berat itu diatas meja berdebu lalu ia merajinkan diri untuk membersihkan ruangan-ruangan kecil yang memang belum sempat dia sentuh sama sekali. Rumah dengan harga miliaran itu membuatnya merasa lelah karena banyak sekali ruangan kosong di dalamnya. Soeun menarik kain-kain tipis berwarna putih yang menutupi permukaan barang-barang yang sudah ditinggalkan oleh pemilik rumah itu sebelumnya.

Soeun terbatuk sesekali saat tak sengaja partikel-partikel debu memasuki rongga pernapasannya. Ia mengikat rambutnya untuk memudahkannya bekerja lalu iapun mulai memposisikan alat penyedot debu untuk menyedot debu-debu yang berserakan secara liar di dalam ruangan itu.

Sibuk dengan kegiatannya, tiba-tiba bunyi singkat notifikasi yang berasal dari leptop mampu mengalahkan suara bising dari alat penyedot debu. Spontan membuat Soeun menoleh kemudian bergegas mematikan alat penyedot debu ditangannya lalu berlari kecil memeriksa notif barusan.

Deretan alamat Email dari agensi membuat kegugupan Soeun semakin menjadi. Akhirnya hasil dari pengajuan yang mereka lakukan sudah kesekian kalinya keluar.

Soeun berdehem seraya mengatupkan kedua matanya mencoba mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk melihat hasil yang tercetak. Dengan segala beban dikepalanya, iapun memberanikan diri untuk mengklik alamat Email yang tertera di home laptop miliknya.

'Klik'

Sedetik kemudian layar laptop langsung saja menampilkan sebuah lampiran penuh dengan tulisan cetak.

Escape the Yoga ExpertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang