Pagi ini di meja makan, Taehyung nampak tengah menyeruput secangkir kopi susu dengan nikmat seraya membaca beberapa lembar halaman kabar berita yang diantar pedagang koran keliling di rumahnya beberapa menit tadi.
Diseberangnya Soeun muncul. Berjalan memasuki area dapur, melewati eksistensi Taehyung setelah meliriknya acuh sebentar.
Jujur saja, Soeun merasa sedikit malas jika harus berbicara pada Taehyung pagi ini. Pasalnya ini adalah hari terakhir sebelum weekend, seharusnya pria itu bisa libur dari pekerjaan sok sibuknya mengurus kasus-kasus yang bahkan tidak dia mengerti. Namun Soeun tahu, tidak heran kenapa Taehyung bisa sampai sesibuk ini karena memang dia adalah seorang jaksa wilayah di kota Incheon saat ini.
Tapi pekerjaan bukan salah satu alasan 'kan hingga membuat hubungan mereka sampai nyaris renggang seperti ini? Bahkan Soeun harus rela membuang jauh harapannya untuk membuka klinik kesehatannya sendiri kala Taehyung tidak menyetujui keputusannya untuk bekerja. Soeun hanya bertindak menghormati suaminya secara penuh, tapi... entahlah, semuanya terasa hambar detik-detik ini.
"Terimakasih kau sudah meluangkan waktumu untuk sarapan."
"Masih ada sedikit waktu sebelum—" Taehyung yang masih fokus membaca surat kabar seraya menyeruput kopinya sontak mendonggak dan menghentikan ucapannya saat melihat penampilan Soeun yang nampak sedikit berbeda pagi ini.
"Apa yang kau pakai?" Tanyanya dengan alis yang sedikit mengkerut.
Sementara itu Soeun mulai sibuk menyenduh kopi susu miliknya pada mesin pembuat kopi instan.
"Pakaian yang kurasa cocok untuk yoga," balas Soeun tanpa menatap sang lawan bicara, "aku mendaftar pagi ini."
"Kau mendaftar kelas yoga?"
Soeun berbalik berakhir menghadap Taehyung yang masih saja duduk dimeja makan setelah urusannya menyenduh kopi di dalam mug putih telah selesai.
"Ya!" Balas Soeun seadanya lalu mengangkat mug ditangannya guna menyeruput kopi miliknya, membuat Taehyung juga merasa tidak ada yang salah akan hal itu. Lantas pria itu kembali menunduk melanjutkan sesi baca korannya yang sempat terhenti.
Soeun terpaku melihat reaksi Taehyung yang seolah-olah tak peduli. Ia tersenyum paksa.
"Tidak semua orang bisa bebas mengecek emosi mereka jika berada dalam kotak tertutup sepertimu."
Tidak ada maksud menyinggung walau nyatanya memang terdengar seperti itu. Lagi-lagi kegiatan Taehyung terhenti selepas mendengar penuturan sindiran barusan. Pria itu sangat-sangat paham akan apa maksud dari perkataan Soeun. Itulah yang seringkali Soeun lakukan—memberikan lontaran sebuah peristilahan, dan beranggapan bahwa Taehyung akan kembali melarangnya untuk berbuat apa yang dia ingin perbuat.
"Aku tidak melakukan itu padamu," sambar Taehyung, "kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan."
Sontak Soeun memalingkan wajahnya kearah lain, "Maaf, aku hanya merasa seperti..."
Wanita itu menghelah nafas pelan kemudian kembali bersitatap dengan Taehyung, "...aku harus memproses perasaanku agar sedikit lebih rileks."
Tak ada respon selama beberapa detik sebelum akhirnya Taehyung memutuskan mengalihkan pandangannya guna kembali meminum kopinya yang bahkan nyaris tertinggal ampasnya saja, ia bersikap seolah-olah tidak peduli sama sekali, "Yah memang, kau harus selalu memproses perasaanmu."
"Jika bekerja adalah pelampiasanmu, maka ini juga adalah pelampiasanku."
Taehyung menghelah nafas, mengatup kedua matanya sebentar sebelum kembali memakukan perhatiannya pada Soeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape the Yoga Expert
ActionDia berusaha menyelamatkan hidup dan pernikahannya ketika seorang guru sosiopat di bidang Yoga terobsesi dengan dirinya. Mulai : 13/01/21