Dia masih melukis di pahaku. Kedua pahaku sekarang sudah dilumuri darah dan banyak sekali goresan yg dibuat olehnya. Tuhan tolong aku. Aku sudah tidak sanggup lagi mengeluarkan suaraku.
"BRENGSEK!!!" Suara itu, aku kenal betul pemilik suara itu. Zaidan. Kenapa dia bisa ada di sini? Dari mana dia tau aku di sini? Ah, sudahlah itu tidak penting. Yg penting sekarang aku selamat.
Dia menghajar Kenzi dengan membabi buta. Sangat brutal. Tidak hanya itu, dia juga menusukkan pisau ke perut Kenzi. Apa yg kuliat ini sungguh nyata?
Kenzi masih belum menyerah melawan Zaidan. Dia masih berusaha walau di perutnya sudah ada pisau menancap. Zaidan menarik pisau itu lagi dan kali ini menusuknya di dada Kenzi. Oh tidak, itu sangat sadis.
Setelah Kenzi tumbang, Zaidan menatapku tajam bagaikan pisau yg ia pegang tadi. Dia membukakan tali di tangan juga kakiku lalu menggendongku dan membawaku pergi dari situ.
Sepanjang perjalanan dia tidak berbicara. Begitu juga aku. Aku saat ini sudah sangat lemas. Memori tadi saat El menusuk Kenzi kembali berputar di kepalaku. Sungguh aku sangat takut melihatnya.
Sesamoainya di rumah Zaidan langsung menggendongku dan membawaku ke kamar semula. Dia menghempaskan tubuhku begitu saja ke kasur. Aku merintih kesakitan karna pahaku yg kegores.
"LO GILA HAH?! UDAH GW BILANG JANGAN PERNAH PERGI DARI SINI! TAPI LO TETEP GK MAU DENGER APA KATA GW! SEKARANG LO LIAT! LO LIAT APA YG TERJADI SEKARANG! DIA HAMPIR BUNUH LO ELIZA!!" Bentakannya membuatku menciut. Apa dia benar Zaidan sahabatku yg dulu? Aku kadang ragu dia adalah Zaidan.
Aku kembali nangis karna tak kuasa menahan sakit di pahaku dan bentakannya.
"Sekali lagi lo kabur dari sini, gw pastiin gw yg bakal ngabisin lo saat itu juga!" Ancamnya lalu pergi keluar.
Aku mengambil kotak p3k di laci sambil terisak. Aku tak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Aku rindu hidupku yg dulu. Yg tentram dan tidak seperti ini.
Setengah jam kemudianhaku selesai mengobati lukaku. Aku ingin cuci muka ke kamar mandi. Perlahan aku berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai mencuci muka, aku menutup pintu kamarku dan berbaring di ranjang. Sebenarnya aku lapar, tapi mana mungkin aku bisa turun di ke bawah. Akhirnya kuputuskan untuk tidur agar rasa lapar itu hilang.
Di alam mimpi, aku melihat Zaidan dan Kenzi. Mereka sama-sama memegang pisau dan menatap tajam ke arahku. Apa ini? Kenapa mimpiku sangat menyeramkan? Perlahan mereka berjalan ke arahku dengan mata merah.
Dengan secepat kilat, mereka berhasil menusuk perutku dengan kedua pisau itu. Rasanya kakiku seperti membeku. Tidak bisa bergerak ke sana kemari. Lalu mereka mencabut pisau itu dan menusukkannya lagi. Begitu seterusnya.
Seketika aku terbangun dari mimpi burukku.
"Oh Tuhan, aku mau bebas dari sini. Aku gk kuat," lirihku diselingi isakan tangis.
Kudengar seseorang membuka knop pintu. Saat kulihat itu adalah Zaidan yg membawa sepiring makanan. Dia menatapku tajam. Memori yg ada di mimpi dan saat Zaidan menusuk perut Kenzi kembali berputar di kepalaku.
Aku menjerit histeris saat Zaidan mendekatiku. Melihat dia membuatku sangat takut. Seperti melihat malaikat kematian dalam wujud manusia.
"JANGAN KE SINI! PERGI!IJANGAN SAKITI AKU! TOLONG! PERGI! PERGI KAMU DARI SINI!" Teriakku histeris sambil menjambak rambutku frustasi.
"Eliza ini gw Zaidan." Ucapnya sambil menahan kedua tanganku.
"ENGGAK! KAMU BUKAN ZAIDAN! KAMU PEMBUNUH! PERGI! AKU GK KENAL SAMA KAMU!" Teriakku lagi. Sekarang aku beringsut mundur dari hadapannya.
"Eliza dengerin gw ini gw Zaidan shabat lo. Lo harus makan, dari tadi pagi lo belum makan apa-apa." Ucapnya.
"Nggak, aku gk mau. Kamu bukan Zaidan hiks, Zaidan gk pembunuh kayak kamu!" Lirihku.
Dia menangkap tubuhku dan membekapku dalam pelukannya. Aku memukul-mukul dadanya agar bisa terlepas.
"Lepasin! Kamu bukan Zaidan! Aku gk kenal sama kamu hiks, lepasin hiks," tenagaku mulai hilang. Aku suda lelah mau menangis. Akhirnya aku diam dan pingsan lagi.
Eliza Pov. End
El Zaidan Pov.
Jujur gw sakit hati pas Eliza bilang kalo gw bukan Zaidan, dan dia gk kenal gw. Gara-gara gw Eliza trauma. Gara-gara gw Eliza jadi takut sama gw. Gara-gara gw Eliza gk mau liat gw dan gk mau deket gw lagi.
Gw nidurin Eliza dan nyelimutin dia sampe dadanya. Rambutnya yg lembut dan panjang gw usap pelan-pelan. Karna ngantuk akhirnya gw tidur di samping Eliza sambil meluk perutnya. Mudah-mudahan nanti dia bangun gk takut lagi sama gw.
Samar-sama gw denger suara isak tangis seseorang. Gw buka mata terus liat Eliza yg nangis fi sudut ruangan sambil meluk kakiny dan nelungkupin mukanya. Gw liat jam dan ternyata udah tiga jam gw tidur.
"Eliza," gw perlahan mendekat ke arahnya.
"PERGI!! JANGAN SAKITI AKU!! PERGI KAMU!!" Teriaknya.
"Gw gk bakal nyakitin lo, tolong jangan takut sama gw." Mudah-mudahan Eliza mau denger apa kata gw. Gw gk tega liat dia kayak gini. Itu bikin hati gw sakit.
"NGGAK! KAMU JAHAT! AKU GK KENAL SAMA KAMU! KAMU PEMBUNUH!" Teriaknya lagi sambil nangis.
"Eliza lo belum makan, tolong jangan takut sama gw. Gw gk bakal nyakitin lo, gw ini sahabat lo yg akan selalu lindungin lo. Please, lo makan yah," sumpah gw gk kuat lagi. Rasanya pengen nangis sekarang aja.
"KAMU PERGI DARI SINI! AKU GK MAU LIAT KAMU LAGI! KAMU BUKAN SAHABAT AKU!" Teriaknya lagi. Yg punya rumah siapa yg tamu siapa,kok dia ngusir gw sih?! Kan gw yg punya rumah.
Lama-lama gw eneg juga sama sikapnya ini. Pengen gw robek tuh mulut. Dari tadi teriak terus.
"ELIZA MAKAN!!" Akhirnya gw bentak dia. Kesabaran gw udah habis gara-gara dia.
"GW TAU LO TAKUT SAMA GW! TAPI GK HARUS NYAKIYIN DIRI LO JUGA! LO MAU MATI KELAPARAN HAH?! MIKIR BANGSAT!" Sumpah emosi gw udah di ujung tanduk. Dia udah berhenti nangis dan sekarang nunduk takut liat gw.
Akhirnya mau gk mau gw tarik dia dari situ dan bawa dia ke kamar mandi. Penampilannya udah kayak orang gila di jalanan. Rambut acak-acakan, muka merah, baju kotor, paha berdarah. Hadeeeuuh ni anak bikin palak gw mau pecah.
Gw masukin dia ke shower. Awalnya dia berontak, tapi gw pelototin dan akhirnya nurut juga. Segitu seramkah muka gw? Orang tampan imut gini kok banyak yg takut.
Setelah dia duduk gw langsung siram pake air, dan nyuruh dia untuk mandi.
"Mandi sekarang! Gw mau ngambilin makanan dulu, kalo lo gk mandi, awas aja!" Sekarang ni anak harus diancem dulu baru mau nurut. Kalo nggak ya gk mau nurut. Capek gw lama-lama.
Cari mangsa? Nantilah gw tunda dulu. Gw ngurusin si Eliza dulu. Jangan sampe dia gila terus nekat ngelakuin hal-hal berbahaya. Setidaknya dia sembuh dan gk takut lagi sama gw, baru gw berburu.

KAMU SEDANG MEMBACA
【Death Angel】[On Going]
TerrorBagaimana rasanya jika kita masuk ke dalam kehidupan seseorang? Parahnya lagi orang itu psikopat. Jangan lupa votementnya ya 😉