Prolog

101 6 0
                                    

Dia Mentari putri ananta,sulung dari tiga bersaudara yang hidup dengan sangat sederhana,Ayahnya hanya tukang ojek biasa yang pendapatannya saja hanya cukup untuk makan sehari hari,sedangkan bundanya harus membantu sang ayah dengan berjualan kue secara keliling.

pagi itu,Mentari bergegas menuju sekolah dengan diantar sang ayah,sesampainya disekolah seperti biasa ia akan bercengkerama dengan teman temannya
"Mentari,udah belajar belum buat uh Agama nanti?"tanya jihan yang merupakan teman sebangku mentari
"Belum ji,tapi dikit dikit masih inget lah pelajaran minggu lalu"Mentari bukan tergolong anak pintar,ia hanya murid biasa yang rajin tapi tidak
pintar

🕊🕊

sepulang sekolah jika tidak ada tumpangan,Mentari akan dengan senang hati berjalan kaki walau pun melelahkan,karena merasa haus mentari membeli minuman di sebuah restaurant,diseberang restaurant ia melihat seorang nenek tua tengah duduk menunggui dagangannya,dari tadi si nenek terlihat sering meneguk air putihnya,Mentari bisa menilai bahwa si nenek sedang lapar,ia memutuskan kembali masuk ke dalam restaurant
"kak,boleh lihat buku menunya?"tanya mentari pada seorang pelayan
"silahkan dek,mau makan disini/bungkus"sipelayan menyerahkan sebuah buku menu pada mentari
"bungkus aja kak"mentari sibuk melihat lihat daftar menu yang ada di restaurant tersebut beserta harganya
"bungkusin nasi ayam penyet nya 1 sama jus pokat satu,terus air mineralnya satu ya kak"
"baik dek,tunggu sebentar ya"
setelah menunggu selama 10 menit sipelayan kembali dengan pesanan mentari
"berapa kak?"tanya mentari
"30 ribu dek"mentari mengeluarkan uang 50 ribu dari saku roknya,itu merupakan uang jajannya selama 1 minggu
"ini kembaliannya,makasih ya"
"makasih kembali kak"mentari keluar dari restaurant dengan menenteng plastik berisi makanan,ia menghampiri sang nenek
"permisi nek"sapa mentari dengan tersenyum ramah
"iya nak,ada yang bisa dibantu?"tanya si nenek ramah
"nenek jualan apa?"tanya mentari
"ini nenek jualan bika,dari tadi pagi belum laku"ucap sinenek lesu
"nenek udah makan?"
"tadi udah minum air putih,nenek langsung kenyang"si nenek mencoba untuk tidak menunjukan rasa laparnya
"ini mentari ada makanan buat nenek,nenek pasti lapar soalnya dari tadi mentari liat nenek minum air putih terus"ucap mentari seraya menyodorkan plastik putih berukuran sedang
"Alhamdulillah,ini beneran buat nenek?"tanya si nenek
"iya nek,nenek makan aja disini biar mentari yg jualin kue nenek direstaurant itu"mentari menunjuk restaurant yang sudah ramai dipadati pelanggan
"ehh jangan nak,nanti kamu dimarahin sama yang punya,lagian kamu pasti capek baru pulang sekolah"ucap si nenek sembari tersenyum ramah
"nenek tenang aja,tunggu disini"mentari melepas ransel nya,tanpa menghiraukan larangan si nenek ia menuju restaurant dengan menenteng keranjang berisi bika
"permisi bapak ibuk,silahkan dibeli bikanya pak ibuk,kasian nenek disitu dari tadi belum ada yang beli bikanya"mentari mulai menawarkan dagangan si nenek pada pelanggan restaurant yang baru akan memasuki atau pun baru keluar
"satunya berapa dek?"tanya seorang ibu berseragam pns
"satunya seribu aja buk,tapi kalau ibu mau bayar lebih alhamdulillah"mentari mulai mengeluarkan jurus marketingnya
"ibu beli 5 ya"
"ibu beli 10 dek"
"saya beli 5 dek"
"saya beli 15 dek"
begitulah seterusnya sampai dagangan si nenek laku terjual

"nenek,bika nenek habis nek,kata mereka bika buatan nenek enak"mentari menghampiri si nenek dengan raut wajah bahagia
"Alhamdulillah nak,kamu anak baik,makasih ya udah bantu nenek,semoga kebaikan kamu dibalas oleh Allah"ucap si nenek
"iya nek sama sama,ini uangnya nek semuanya 100 ribi"mentari menyerahkan uang hasil jualan bika pada nenek
"kenapa seratus ribu nak?,bika nenek kan cuma 74"tanya nenek
"tadi pembelinya pada baik nek,mereka ngasih uangnya lebih"ucap mentari senang
"ya udah lebihnya buat kamu aja"nenek menyerahkan beberapa lembar uang 10 ribu pada mentari
"ehh nggak usah nek,mentari ikhlas nolongin nenek,mentari pulang dulu ya nek,Assalamualaikum"mentari mengambil ranselnya lalu melanjutkan perjalanannya menuju rumah
"waalaikumsalam"

di tengah tengah perjalanan,sebuah mobil berhenti di samping mentari
"permisi nak"si pria pengemudi mobil menyapa mentari
"ehh iya om ada apa ya?"tanya mentari
"tadi bapak lihat kamu bantuin nenek penjual bika,om mau bicara sebentar boleh?"tanya si pria ramah
"boleh om"
"ayo naik,sekalian om antar pulang"awalnya mentari ragu menerima ajakan pria paruh baya tersebut,tapi karna wajah si pria terlihat ramah,mentari menerima ajakan si pria untuk mengantarnya pulang,di sebelah pria tersebut duduk seorang cowok kisaran usia 20 tahunan
"sebelumnya kenalin nama om,fery dan ini anak om namanya angga"
"saya mentari om"
"hai mentari"sapa angga sembari tersenyum
"oke mentari,rumah kamu dimana?"tanya om fery
"lurus aja om,nanti ada rmah yang belum di cat sebelah kanan"ucap mentari
"mentari sekarang kelas berapa?"tanya om fery
"3 sma om"jawab mentari
"yang ini rumahnya?"om fery berhenti disebuah rumah sederhana yang belum di cat,halaman depan tumah nya ditumbuhi banyak bunga
"iya om,mari masuk dulu"mentari mempersilahkan om fery dan angga memasuki rumahnya

"Assalamualaikum"di dalam rumah terlihat nabila,adik pertama mentari itu sibuk membersihkan sepatu sekolahnya
"waalaikumsalam"
"silahkan duduk om fery,kak angga"mentari mempersilahkan om fery dan kak angga duduk di sofa lusuh milik keluarganya
"maa ya om,disini adanya cuma air putih"mentari kembali seraya membawa dua gelas air putih
"gak perlu repot repot mentari,sebenarnya tadi om sama angga berniat makan direstaurant itu,tapi gak sengaja om lihat kamu lagi ngobrol sama nenek yang jualan bika,terus kamu bantuin si nenek jualin bika bikanya sampai habis,kamu nggak malu harus jualan kayak gitu?"tanya om fery
"kan mentari niatnya nolongin om,jadi nggak perlu malu"jawab mentari
"kamu anak baik mentari,sulit rasanya menemukan gadis seperti kamu di saat sekarang ini"ucap om fery
"ini om ada sedikit rezeki buat kamu"om fery mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribu pada mentari
"ehh nggak usah om,mentari nggak ngelakuin apa pun om,nggak seharusnya dikasih uang begini"mentari menolak secara halus uang pemberian om fery
"mentari cuma mau minta satu hal om,sekarang kan ayah kerjanya cuma jadi tukang ojek om,mentari mau ayah punya kerjaan yang penghasilannya tetap,biar bunda nggak usah jualan lagi om"ucap mentari
"masalah itu kamu nggak usah khawatir mentari,besok kamu sama ayah kamu boleh datang ke rumah om,ini alamatnya"om fery menyerahkan sebuah kartu nama pada mentari
"om sama angga pamit dulu ya mentari"om fery berdiri dari duduknya disusul angga
"sampai ketemu mentari"pamit angga sembari tersenyum
"terima kasih om,kak angga,sudah mau mampir kesini"ucap mentari
"tidak masalah mentari,kami pamit Assalamualaikum"
"waalaikumsalam"

Mentari memandangi kartu nama ditangannya,hatinya sungguh senang saat tau akan ada pekerjaan untuk ayahnya,ia berharap kehidupan keluarganya kembali seperti semula sebelum tragedi itu terjadi

~*~

hai hai para readers semuaaa🤗,aku harap suka ya sama prolognya,dicerita ini tu nanti hati kalian bakal nano nano😁,rasa marah,baper,sedih,campur jadi satu
Nah...bagi yang kepo terus ikutin ceritanya sampai akhir ya 😇

jangan lupa vote dan comment nya ya beb😉(pliiis jangan jadi pembaca gelap,hargai author yang udah capek capek nulis ya..)
nb:kalau bisa follow akun author juga ya😊

Big love for all💙

Mentari untuk nathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang