Entah mengapa Jisoo bisa menerima permintaan konyol yang Haruto berikan ketika laki-laki itu meminta mereka untuk menjadi sepasang kekasih. Berjarak lima tahun, di mana Jisoo yang memiliki umur lebih tua, sehingga bagaimana mungkin rasanya akan pantas untuk menjalani hal semacam itu bersama anak laki-laki yang bahkan juga berstatus sebagai muridnya. Kala itu ia hanya menyetujui dalam artian terserah dan tak ingin ambil pusing apalagi sampai berdebat dengan Haruto yang notabennya dalam keadaan terluka akibat membantunya.
Waktu berjalan, yang awalnya terasa asing perlahan-lahan mulai diterima logika. Berpacaran dengan pemuda yang nyatanya jauh lebih belia ketimbang dirinya tidaklah seburuk dan serepot yang Jisoo pikirkan. Haruto memang berisik, tapi di beberapa sisi juga menarik.
Entah Jisoo penasaran, tak tegaan, atau memang juga mulai suka. Yang pasti niatnya untuk menyudahi hubungan aneh nan mereka bangun tak terlintas lagi. Toh, sendirinya masih belum terikat hubungan,
......Jadi ya ayo!
Beberapa kali memang harus repot menceramahi pemuda itu yang terkadang bebal dalam beberapa hal. Sekarang contohnya. Setiap kali jam istirahat di hari Selasa, Rabu, dan Kamis datang, ketika Jisoo selesai mengajar di kelas, pastilah ia selalu disambut dengan,
"Ayanggggg...!"
Ingin rasanya memukul kepala anak laki-laki itu. Haruto nggak sadar apa ya, suara dari teriakannya itu menggema seantero sekolah. Lagian, nggak disahut sekencang itu Jisoo juga udah hafal jadwalnya, kapan Haruto akan menghampiri ketika hari sekolah.
"Udah berapa kali saya bilang, ini sekolahan, Haru! Bukan kebun binatang. Saya bisa tahu kok kalau kamu manggil, tanpa harus teriak dari paru-paru kayak gitu." nasihat sekaligus omelan yang selalu Jisoo lontarkan untuk setiap kasus yang sama nan Haruto perbuat.
Tak terlihat getir atau sebagainya, anak laki-laki itu malah memicing, dagunya ditarik ke dalam, dan tangannya dibuat bersedekap. "Udah berapa kali juga aku bilang, kalau kita nggak usah pakai Saya-sayaan. Nggak enak di kuping."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo merotasi bola matanya, "Jadi sadar kalau kamu punya kuping?"
Tentu Haruto mengangguk. Ia bahkan memamerkan telinga kirinya yang di sana terdapat lingkaran anting. Kalau sampai Pak Chanyeol melihat, aduh...
"Terus kalau punya, kenapa omongan saya nggak ada yang nyangkut di telinga kamu?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pertama, udah berapa kali saya bilang kalau di sekolahan bersikap normal. Kedua, nggak mungkin kalau saya harus Aku-Kamuan di sini. Terus yang ketiga," Jisoo berdesis, lalu ikut mengarahkan dua jarinya mengapit telinga Haruto. "udah berapa kali juga saya bilang, kalau ke sekolah dilarang pakai barang beginian. Kamu mau jadi preman?"
Haruto meringis minta ampun. Di ujung koridor, sudah ada Jeongwoo dan Doyoung yang terpingkal-pingkal. Kesengsaraan teman adalah lawakan yang paling berefek.
Betul apa betul?
........................................................................ Lil Boyfriend ........................................................................
Start♥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Watanabe Haruto (17)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Jisoo/Mrs.Jisoo (22)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Jeongwoo (17)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Doyoung (17)
Note: ini adalah lanjutan dari oneshoot "Cause I Love You" dan "My Little Boyfriend" yang ada di cerita For Jisoo-yaa.Disarankan agar membaca dua part di sana dulu sebelum membaca ini♡