"Mbak Ji, ke dokter yuk?"
Jisoo yang lagi tergulung selimut tebal, mencurahkan senyuman pada adik sepupunya. "Nggak perlu, Yun. Mbak nggak apa-apa ih."
Mbak Ji ini selalu aja begitu. Paling suka sok-sok kuat biar orang lain enggak khawatir. Yuna udah panik, soalnya sejak semalam badan kakaknya itu panas banget. Di ajak ke dokter, banyak banget alasannya. Yuna khawatir kalau tiba-tiba Mbak Ji kenapa-napa.
"Mbak, badan mbak masih panas banget loh. Kemarin malam, tidurnya juga ngigau-ngigau gitu."
Bibir Yuna mengerucut saat bercerita, membuat Jisoo yang melihat malah terkekeh. "Mbak udah baikan kok. Serius. Sekarang, mending kamu siap-siap ke sekolah. Berangkat agak pagian, biar bisa sarapan di kantin. Maaf yah, mbak nggak masak dulu."
"Mbaaakkk... malah mikirin Yuna! Yuna mah gampang entar. Sekarang keadaan mbak dulu. Mbak panas banget loh ini."
"Iya iya iya, Mbak masih ada sisa parasetamol di kotak obat. Abis makan sama minum obat, terus istirahat sebentar, pasti mbak udah fresh lagi. Kamu sekarang siap-siap ke sekolah gih, etar telat."
Yuna berdecak pelan. Mbak Ji susah banget di debat. "Iyaa... yaudah deh, Yuna mau mandi dulu. Entar Yuna beliin bubur yang di depan buat mbak makan."
Tidak biasanya Jisoo mendapat jatah sakit dalam waktu yang lumayan lama. Biasanya cuma sehari dua hari, dia sudah bugar seperti semula. Tapi, karena sakit kali ini, sampai kemarin harus izin nggak masuk dulu ke sekolah. Demam yang parahnya sih cuma pas Kamis malam itu, tapi imbasnya, kepala Jisoo masih suka pusing banget kalau udah kebanyakan duduk dan berdiri.
Ini sudah hari Rabu lagi, dan syukurlah keadaannya berangsur-angsur lebih baik. Meski masih suka pusing di beberapa waktu, tapi sudah sangat mendingan ketimbang beberapa hari belakangan. Sehingga Jisoo memutuskan untuk masuk sekolah.
Dia membiarkan murid-muridnya mengerjakan soal latihan yang ia berikan. Sesekali Jisoo masih harus memijat pelipis, karena masih suka berkunang. Tepat setelah bel istirahat berbunyi, para siswa mulai maju ke depan untuk mengumpulkan tugas mereka.
Gadis itu merapikan barang-barang bawaannya, berjalan keluar kelas untuk mengambil waktu istirahat juga. Jisoo perlu tiduran sebentar, karena kepalanya terasa berat lagi.
"Kak,"
Jisoo menoleh setelah mendengar seruan yang ia hafal betul sumbernya dari siapa. Dilihatnya senyuman hangat yang Haruto curahkan, tapi sayang, pandangan Jisoo sudah terlalu berkunang untuk fokus ke sana. Ia mencoba terlihat biasa saja, ketimbang menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu. Betul kata Yuna, Jisoo itu paling suka sok-sokan kuat hanya agar tak dikhawatirkan orang lain.
Dari pada Haruto ikutan khawatir, padahal Jisoo tahu itu anak udah punya banyak pikiran, dia putuskan untuk berjalan tanpa peduli. Jisoo juga masih punya alasan kan, dia masih bisa bersikap seolah-olah marah akan Haruto yang ingkar janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil Boyfriend (√)
Teen Fiction[COMPLITE] Jisoo (22 th) terjebak dalam sebuah hubungan bersama anak laki-laki tampan yang sekaligus menjadi muridnya. TOTAL BAB: 1-23 ©Start: 27 April 2021 ©End: 03 Oktober 2021