KELOMPOK 1
Rara dan Jesica, dua sahabat yang sangat akrab bahkan banyak yang iri akan persahabatan mereka yang terjalin begitu baik. Rara itu seperti lem perekatnya dan Jesica sendiri perangkonya, hidup di lingkungan yang sama dan mudah berbaur.
Malam ini, Rara mengajak Jesica ke pasar malam yang tidak jauh dari lingkungan mereka. Selagi menunggu Rara yang tengah memesan tiket, Jesica berniat membelikan makanan untuk mereka.
Saat Jesica tengah asik mencari sejenis makanan ringan, gadis itu terlonjak kaget saat tidak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf ... aku gak sengaja," ucap Jesica sembari membantu gadis itu berdiri.
"Iya gak papa kok," balas gadis itu dengan senyum ceria.
"Kenalin, aku Jesica," ujar Jesica, mengulurkan tangannya.
"Hai Jesica, aku Hanum."
Kedua remaja itu saling bercengkrama dan ternyata ingin menaiki wahana bianglala, Hanum menemani Jesica membeli makanan terlebih dahulu.
"Hanum kamu ke sini sendirian?" tanya Jesica.
"Enggak, aku ke sini sama temen aku," jawab hanum.
"HANUM!" teriak seseorang. "Kamu ternyata ada di sini! kita udah capek tau nyariin kamu!" lanjutnya kesal.
"Dia siapa, Han?" tanya salah satu dari mereka.
"Ya maaf. Kenalin namanya Jesica. Jesica ini Harin dan Raisha temen aku," tutur Hanum.
"Hai! Aku Jesica," ucap Jesica.
"Hai, jesica!" sapa Harin dan Raisha bersamaan.
Setelah itu Jesica mengajak mereka bertemu Rara dan memperkenalkan mereka kepada Rara. Setelah kenalan, mereka naik bianglala bersama.
"Eh, gimana kalau malam tahun baru kita ngadain acara?" tanya Jesica.
"Gimana kalau ke pantai, bakar barbeque!" saran Rara.
"Setuju!" balas mereka secara bersamaan.
***
Langkah Jesica yang hendak memasuki rumahnya terhenti begitu saja saat melihat dua pria paruh baya yang mengenakan setelan polisi, lalu tatapannya beralih pada pembantunya yang tengah ketakutan.
"Ada apa, Bi? Kenapa ada polisi di sini?" tanya Jesica, raut wajahnya menunjukkan kecemasan.
"Ada apa, Bi?" tanya Jesica kembali, namun sedetik kemudian sebuah pelukan melingkupi tubuhnya.
"Tu-an dan Nyonya ... kecelakaan dan meninggal di tempat, Non .... "
"APA?!" Jesica shock, gadis itu menyentuh dadanya yang bergemuruh hebat dan selang beberapa waktu kesadarannya menghilang.
Jesica mengerjap, gadis itu berjalan dengan lunglai, jantungnya seperti berhenti berdetak saat melihat bagaimana ramenya kediamannya dan sahabatnya juga ada di sana.
Jesica terpaku saat melihat bagaimana kedua orangtuanya terbaring bersisihan, bola matanya berkaca-kaca, ia melangkah cepat dan memeluk kedua paruh baya itu.
Gadis itu tidak mengeluarkan barang sepatah kata apapun saat menyaksikan kedua orang tuanya dimakamkan.
Dibenaknya selalu berputar pertanyaan 'Bagaimana orang tuanya bisa meninggal?'
Tentu saja ia janggal dengan kematian orang tuanya, gadis itu akan mencari siapa dalang atas semua ini.
Jesica masuk ke dalam ruangan tempat di mana ia bisa melihat rekaman cctv dengan mudah. Lalu meminta kamera yang ada di mobil kedua orangtuanya, dan
juga sidik jari yang ada pada mobil.