Misi Marklian

2.8K 479 35
                                    

Pagi ini Mark terlihat siap untuk pergi ke sekolah, tapi dengan tampilan yang cukup menarik. Ia memang sengaja, sudah semalaman suntuk ia memikirkan cara membuat onar untuk berurusan dengan guru BK-nya. Mulai dari rambut dicat warna merah terang, memakai anting, sepatu dengan aksen pelangi, bahkan Mark sudah menyeludupkan 3 bungkus rokok dan satu pisau lipat di tas sekolahnya.

Mark tidak bodoh, ia mantan ketua Osis, sudah hafal betul isi tata tertib sekolah. Setiap ada pemeriksaan atau razia Mark selalu aman, karena memang ia punya koneksi dengan anak Osis yang lain walaupun sudah tidak menjabat. Tapi hari ini, biarkan Mark bermain perannya.

"Bang udah gila lu?" Suara jeno memasuki indera pendengarannya. Yang ditanya hanya mengangkat kedua bahu seolah tidak perduli.

Mark tahu ia salah, TAPI YA MAU GIMANA LAGI?

"Mau taruhan ga Jen?"

"Apa?"

"Pas papa pulang, dia ga bakal marah sama gue walaupun gue bikin onar"

"Halah tai, kayak ga tau sikap papa aja"

"Ya makanya kita butuh pembuktian. Mau gak?"

"Skip dulu dah bang. Pikiran gue udah mumet ga usah nambah pikiran lagi"

"Cih, cupu!"
Ucap Mark santai sambil berjalan pergi menjauhi Jeno. "Gue berangkat sama Chani. Lu bawa mobil sendiri aja"

Jika kalian bingung dimana Jeffery? Ia pergi ke luar kota untuk beberapa urusan, Mark dan Jeno tidak memusingkan kemana ayahnya pergi. Lagi pula mereka berdua sudah sering terlantar karena duda yang satu itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Masih pagi untuk ngapel ke pacar, tapi tidak dengan Mark. Kapan pun waktunya trobos ae lah anying yang penting ketemu pacar.

Yap, Mark udah berdiri depan rumah Chania. Ia tidak berani masuk, bisa-bisa disuruh putus sama bunda Chani karena tampilannya yang urakan.

"Kakak!" Pekik Chania yang melihat tampilan pacarnya.

"Ssttt, ayo masuk nanti keburu bunda keluar"

Mereka buru-buru masuk ke mobil, dengan muka Chania yang sedikit shock. Perempuan itu tidak tau apa-apa tentang aksi nekat pacarnya.

"Kamu kok kayak preman gini sih"

"Aku mau buat onar"

"Kan udah janji ga bakal bikin masalah lagi. Udah kelas 12 loh. Masa mau ninggalin sekolah pake kesan buruk"

"Nah itu makanya aku minta restu kamu ya, babe pleaseee." Mark mengambil tangan Chania dengan pandangan memohon.

"Engga. Engga. Jelasin dulu kamu apa? Kenapa bisa begini"

"Tapi janji abis itu restuin aku bikin onar yaa"

Chania memutas bola matanya malas, "buruan cerita atau aku turun minta anterin a' Dery aja nih"

"Iya,iya aku cerita. Sambil jalan ya." Ucap Mark sambil memakaikan seatbelt agar kekasihnya aman.

"Maaf baru cerita ke kamu." Mark mulai menjalankan mobilnya.

"Gapapa, ga semuanya harus diceritain ke aku. Kamu butuh privasi juga. Tapi kalo tiba-tiba dandan-an kamu begini siapa yang gak kaget?"

"Maaf. Karena aku butuh waktu buat mikir juga. Aku cerita yaa. Jadi, 7 tahun yang lalu ada kecelakaan pesawat tujuan Jakarta-Singapura. Mama aku ada di daftar korban kecelakaan, tapi sayangnya tim SAR gak nemuin jasad Mama, bahkan barang-barang mama pun ga ada. Aku, Jeno sama papa shock kita semua tertekan. Setelah kejadian itu keluarga aku berubah, terutama papa. Papa jadi workaholic, ga pernah ada dirumah. Aku jadi pengganti papa untuk Jeno."

Yellows Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang