*Hai kalian tau cerita ini dari mana?
*Selamat membaca
Terlihat seorang pria berjalan tergesa-gesa, kaki panjangnya melangkah cepat menuju ruang kelas. Matanya tak beralih lagi melihat kearah jam ditangannya, ia sudah telat 12 menit sekarang. Padahal sekarang awal pertamanya ia mengajar di kampus ini, karena seminggu yang lalu ia sudah di pindahkan untuk mengajar di kampus ini salah satu universitas besar di Indonesia.
Angkasa Dirgantara--Dosen yang terkenal dingin dan kejam. Pria itu tak akan segan-segan untuk menghukum mahasiswa dan mahasiswinya jika mereka melanggar peraturan yang sudah ia buat. Walaupun sekarang Angkasa sudah menginjak umur 27 tahun, tapi pria itu masih betah melajang.
Wajahnya yang terbilang pahatan hampir sempurna, membuat beberapa mahasiswi suka menggodanya tak heran lagi jika setiap hari Angkasa selalu mendapatkan surat-surat alay, coklat, dan bunga dimejanya.
Angkasa mengatur nafasnya sebentar, saat sudah sampai dipintu kelas. Mengetuk sebentar, lalu berjalan masuk kedalam dengan beberapa buku-buku yang sudah ia pegang di tangannya.
"Assalamualaikum, semua." salam Angkasa meletakkan buku-buku tadi di atas meja, kembali melihat ke arah mahasiswa-mahasiswinya di kelas.
Semua mahasiswi di kelas langsung heboh, melihat dosen baru mereka yang tampan.
"Wa'alaikumsalam, pak." jawab mereka serempak.
"Wah, bapak kok ganteng banget sih?" tanya salah satu mahasiswi bernama Anggrea.
"Iya, nih! Makin betah gue di kelas kalau yang ngajar kayak bapak." timpal teman sebangku Anggrea, bernama Lily.
Angkasa hanya menatap mereka datar, tidak ada raut wajah ramah diwajah tampannya.
"Baiklah, perkenalkan nama saya Angkasa Dirgantara. Dosen baru kalian yang mengajar di bidang bisnis dan manajemen, kalian bisa memanggil saya, Pak Angkasa." ucap Angkasa memperkenalkan dirinya.
"Dosennya irit senyum." bisik mahasiswi bernama Serly kepada teman sebangkunya, yang sejak tadi hanya tidur tak berniat melihat kearah dosen baru mereka.
"Bodo amat lah, gue capek mau tidur." balas temannya, bernama Mentari. Kembali menidurkan kepalanya di meja, dengan satu buku menutup wajahnya.
Angkasa mengambil buku dimeja, berjalan kearah papan tulis.
"Baik, hari ini kita akan langsung belajar dan siapkan buku kalian semua." perintah Angkasa sambil menulis beberapa materi di papan tulis."Pak Angkasa." panggil mahasiswi bernama Yuna, membuat Angkasa langsung menghentikan aktivitasnya, melihat kearah belakang.
"Ada apa?"
Yuna langsung cengengesan.
"Bisa minggir dikit nggak, pak?"Angkasa menurut.
"Kenapa?""Gantengnya kelewatan." lanjut Yuna yang langsung di soraki teman-teman sekelasnya.
"Huuuu, Yuna inget pacar lo. Dosen aja lo sosor, nggak kasian sama Rizki?" teriak Serly dari belakang.
Yuna menengok kearah belakang, menatap Serly sinis. "Kalau bisa dapat keduanya, kenapa enggak?"
Angkasa hanya menggeleng pelan, melihat mahasiswinya yang baru tak jauh seperti mahasiswinya dulu. Rayuan dan gombalan seperti ini memang sudah biasa Angkasa dapatkan dari mereka, mungkin karena ia masih single jadi mereka tidak takut untuk merayunya.
"Sudah, jangan berisik!" ucap Angkasa, tatapannya beralih kearah belakang. Melihat satu mahasiswi yang sedang tidur di pojok.
Angkasa langsung berjalan mendekat ke arah belakang, tatapannya langsung jatuh ke pada gadis yang sedang tertidur dengan satu buku menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Lecturer [Tamat]
Ficção AdolescenteYoung Married _________________________________ "Pak Angkasa, jangan macem-macem ya! Saya bisa loh, laporin Bapak ke polisi sekarang juga!" -Mentari. "Emang kenapa kalau saya macem-macem sama istri sendiri? Apa itu melanggar hukum negara?" -Angkasa...