Part 7

20 0 0
                                    

Hari ini adalah acara tujuh bulanan Tari. Istri dari Aditama Dirgantara. Acaranya tidak terlalu mewah karna Tari yang menginginkan acara sederhana, hanya kerabat, rekan kerja, dan keluarga yang menghadiri.
Tama sangat bersyukur mendapatkan istri seperti Tari. Sudah cantik, baik, soleha, ia berharap berjodoh dengan Tari hingga maut memisahkan.

"Selamat bro, selamat Tar. Semoga di beri kelancaran yah" ucap Fino

"Amin makasih bro" jawab Tama sambil memeluk Fino.

"Makasih Fin, oh jadi sekarang sudah tidak jomblo lagi nih. Tuh yang di belakang kenalin dong" sambung Tari

"Oh ini Ata, Agata Juanda, sebentar lagi menjadi nyonya Agata Argadana" bangga memperkenalkan Ata pada semua. Hingga Tama dan Dito sangat kaget dengan kejadian yang terjadi saat ini.

"Alhamdulillah, kalo begitu. Eh bentar kamu bukan anak Ilmu budaya yang sama dengan aku yah" ucap Tari.

"Iya bu. Saya Ata dari jurusan Sastra Indonesia" tersenyum menyalami Tari.

"Oh pantas aku baru ingat. Bukannya kamu dulu pacaran sama Dito kan yah" jelas Tari. Namun karna semuanya diam Tari jadi tidak enak.

"Eh tapi kan sudah ada Fino, heheee. Dito juga sudah sama Syifa. Jodoh sudah di atur sama Allah. Aku doakan kalian cepat nyusul yah Fin, Ta" sambung Tari.

"Benar Ta, kamu mantannya Dito?" tanya Fino denfan kaget.

"Gak usah dibahas mas. Masa lalu bukannya memang harus di lupakan. Sekarang aku punya kamu, harapanku hanya kamu" jelas Ata memegang tangan Fino, kemudia Fino pun mengerti.

"Eh kalian belum makan kan. Sialhkan dulu dicoba menunya Ta, Fin ajak Ata makan dulu aku yakin kalian belum makan kan" jelas Tari.

"Iya ayok Ta. Kita makan dulu" senyum lalu menggandeng tangan Ata.

"Iya mas" mambalas senyuman Fino.

Sisi lain Tama sedikit terkejut dengan perubahan Ata yang lumayan jauh dari penampilannya yang dulu. Meskin pun masih dengan badan yang pendek tapi sekarang Ata sudah cantik, wajahnya juga sudah mulus, dia juga terlihat modis dengan penampilannya sekarang. Sedangkan Dito, ia sudah tidak tau mau melakukan apa. Lidahnya keluh, badannya kaku. Kesalahan yang ia buat pastinya sangat menyakiti hati Ata. Iya yakin Ata tidak mau memaafkannya bahkan tadi menatapnya pun enggan di lakukan oleh Ata. Dito tau kesalahannya sangat fatal, bahkan jika ia berada di posisi Ata ia tidak mungkin bisa menerima kenyataan yang ada.

"Mas aku ke toilet bentar yah" kata Ata.

"Iya Ta. Mas tunggu di sini yah"

Sesampainya di Toilet Ata meneteskan air mata. Ingin sekali ia berteriak di depan mukanya Dito. Kenapa takdir terlalu kejam kepadanya. Dito bukan hanya memutuskan harapannya tapi orang tuanya juga yang sangat berharap pada Dito. Ikhlas, hanya ikhlas saat ini yang harus Ata lakukan. Ia harus menerima Fino. Ata berharap Fino mampu membahagiakannya kelak.

"Kenapa ya Allah, salahku apa. Apa aku terlalu berharap pada manusia hingga kau uji aku dengan perasaan ini. Jika benar sekalian matikan saja perasaanku untuk manusia. Aku terlalu capek dengan drama ini ya Allah" Tangis Ata dalam toilet.

Selama berada di toilet Ata tidak menyadari kalo Dito dari tadi mendengarnya bahkan Dito pun ikut menangis.
Tak lama setelah membersihkan riasannya yang sedikit rusak karna air mata, Ata bergegas keluar toilet namun tangannya di tahan oleh Dito

"Ta, tunggu aku mohon dengan penjelasanku sebentar"jelas Dito tiba² sambil menangis.

"Penjelasan apa Dit. Semua sudah jelas. Kita hanya masa lalu yang memang hanya sebatas angan dan persinggahan. Lepaa tangan aku sekarang!"

LIKA-LIKU AGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang