Part 22

18 0 0
                                    

Sejak kelahiran Bintang Tama makin setia menemani Ata. Seakan tidak mau kembali ke Jakarta padahal ia masih punya kerjaan. Sama juga dengan Tari sudah seminggu sejak kelahiran Bintang ia masih menetap di Makassar, terkadang ia bahkan turut andil menjaga Bintang. Setiap pagi Tari pasti sudah berada di rumah Ata. Sesekali Tama hanya mengantar Tari hingga ke apartementnya, namun tidak untuk menginap. Hal itu adalah perintah dari Tari yang selalu memperingatkan Tama untuk selalu berada di dekat Bintang dan Ata, karena sekarang mereka membutuhkannya.

"Ta aku balik dulu yah. Oh iya rencana aku kembali ke Jakarta besok. Sudah terlalu lama juga disini, kerjaanku menunggu. Ini semua karna anak gembul ini, aduh lucu banget sih nak." mencium Bintang yang sudah tertidur.

"Heheee iya bunda Tari. Makasih udah jagain aku. Tapi kamu antarin kan mas? Pokoknya aku gak mau lagi kamu menolak. Selama seminggu Tari disini, kamu gak pernah nemenin dia. Aku gpp ada bapak, mama, dan adek². Kerjaan kamu juga pasti numpuk kan di Jakarta. Kamu balim dulu ke Jakarta yah mas?" minta Ata pada Tama yang berat menerimanya.

"Tap-tapi Ta. Kalo dedenya nyariin papanya gimana?" alasan Tama.

"Gak ada tapi-tapi, itu cuma alasan kamu aja. Pokonya kamu antarin Tari sampe Jakarta. Lagian tiap hari bisako video call kalo mau liat Bintang."

"Iya aku balik. Tapi aku janji secepatnya aku balik lagi yah." Setelah itu, Tama dan Tari pun menuju apartementnya bersiap² untuk berangkat besok ke Jakarta.

Sebulan kemudian.

Sudah sebulan Tama di Jakarta. Masih sama seperti biasa setiap hari pasti Tama menghubungi Ata dan anaknya. Tama selalu memberi alasan jika pekerjaannya sangat banyak jadi ia belum sempat mengunjunginya kembali. Ata pun mengerti keadaan suaminya.

"Asalamualiakum Ta. Gimana kabar lo sama Bintang?" tanya Nita menelfon Ata.

"Waalikumsalam, Alhamdulillah baik Nit. Dede Bintang juga sehat. Kamu gimana sama anak²?"

"Alhamdulillah, baik juga. Oh iya Ta. Suami kamu belum jenguk kamu sama Bintang selama pergi ke Jakarta?"

"Belum, kenapa emang Nit?
mas Tama sibuk di kantornya. Eh tunggu kok barusan kmau nanyain mas Tama?" selidik Ata.

"Yah gpp sih cuma nanya doang heheee."

"Aku tau kamu gak mungkin tiba² nanyain Tama. Biasanya juga kalo nelpon pasti cuma cerita masalah anak² aja. Cerita aja Nit kenapa?"

"Gini Ta. Bukannya gue suudzon tapi kan semingguan ini anak²ku rewel selalu maunya main di playground jadi gue sama suami turutin dong dan lo tau udah tiga hari ini gue liat Tama sama Tari juga disana." jelas Nita.

"Lah terus salahnya dimana Nit-nit. Kan emang Tari juga istrinya mas Tama. lo ini aneh Nit"

"Ihh tunggu dulu, jangan potong dulu. Kalo cuma itu sih gue gpp yah Ta. Tapi masalahnya selama mereka pergi ke sana pasti selalu bareng anak kecil itu. Anaknya cowo mungkin sekitar tujuh taunan kali". Jelas Nita membuat Ata sedikit kaget dan penasaran.

"Kamu jangan boong ihh Nit. Yah kali tiba² mereka punya, apalagi sebesar itu heheee. Mungkin mereka hanya menemani anak temannya mas Ata kan." Ata sedikit tidak yakin dengan jawabannya.

"Gue serius Ta. kapan sih gue pernah boong. Kalo emang lo emang beneran penasaran, gue bakal bantu lo buat selidikin gimana?"

"Gak usah dulu deh Nit. Nanti gue kalo emang dah capek dengan sikao mas Tama. Kamu tau pasti gue yang langsung turun tangan."

"Ya udah kalo itu mau lo. Gue harap lo ambil keputusan yang benar. Oh iya ada kabar buruk juga kalo Angga meninggal hampir sebulan lalu, katanya kecelakaan."

LIKA-LIKU AGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang