Calista tidak pernah menyangka kisah percintaannya akan berakhir dengan tragis. Untuk pertama kali, Calista merasa patah sepatah - patahnya, remuk seremuk - remuknya.
Calista tidak ingin mengenal cinta lagi!
Calista tidak punya pilihan lain, selain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai! Aku datang dengan cerita baru. Semoga kalian suka, ya!
Sesuai yg kalian sudah baca di deskripi cerita, cerita ini tentang Calista dan kehidupannya yg ... hambar.
Kata Calista, sih, gitu. Hehe.
Btw, cerita ini gak ada hubungannya sama kehidupan nyata dari cast yg udah aku pilih, ya.
Castnya aku pakai hanya untuk gambaran buat readersku tersayang supaya bisa tau, kira - kira gini wajah dari tokoh yg ada di cerita ini.
So, be wise!
Aku tau, kalian tau bagaimana cara mengapresiasi author wattpad :)
👣👣👣
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👣👣👣
Terkadang, kita perlu menutup telinga dengan rapat saat orang – orang tidak dapat menerima keputusan kita. Karena pada akhirnya, yang menjalani hidup kita hanyalah kita sendiri. Mereka hanya sebatas penonton. Itu saja, tidak kurang dan tidak lebih. Mereka hanya menyukai hal – hal yang sudah sejak lama terjadi dan seakan sudah menjadi adat dalam memiliki hubungan ‘istimewa’.
“Gagal move on, ya?”
Kalimat yang sering kudengar dari teman – temanku saat berkumpul, terutama saat sesi curhat dan bergosip ria. Bak seorang peramal, mereka seolah tahu apa yang akan terjadi saat aku mengambil keputusan untuk berteman baik dengan mantan kekasihku.
“Itu sama aja kayak lo mungut sampah yang udah lo buang! Lo suka sama sampah?”
Saat itu juga aku ingin berkata kasar.
Aku masih tidak habis pikir, mengapa sampai detik ini masih saja ada pemikiran yang menurutku tergolong ‘primitif’. Sejak kapan manusia bisa berubah menjadi sampah? Mohon maaf, aku tidak pernah berpacaran dengan sampah! Meskipun dia bukan kekasihku lagi, dia tetap manusia. Tidak akan pernah berubah menjadi sampah.
“Lo itu masih terlalu lugu untuk punya hubungan spesial, Lis.” Ujar Tia, salah satu temanku yang punya banyak pengalaman soal percintaan.
Aku menggeleng cepat. “Lo yang masih primitif. Mikirnya sama aja kayak orang – orang diluar sama. Musuhan sama mantan, dendam sama mantan, mantan itu sampah, bla bla bla … ”
Tya memukul lenganku dengan sangat pelan. Seolah aku adalah orang yang sedang kerasukan setan yang butuh untuk disadarkan. “Nggak gitu—“
“Ini keputusan gue, Tia.”
👣👣👣
Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian 😗
Langkah kedua bakal update setiap hari Senin, ya!
Stay tune ❤❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.