Two

551 61 1
                                    

Hai! Selamat pagi,siang,sore,malam! Pokoknya kapan aja deh kalian baca buku ini. Ah ya, apa kabar? Semoga baik baik aja ya!

~ happy Reading ~

Jam 3 Subuh, lelaki itu masih di teras rumahnya. Baru saja pulang, dari melampiaskan semua emosinya. Tangannya terangkat, Ingin mengetuk pintu. Namun, rasa ragu masih menyelimuti.

Lelaki itu ragu mengetuk pintu, takut membuat semua orang rumah bangun dengan satu kegiatan itu. Namun, sepertinya takdir tidak membiarkan dirinya untuk tidur diluar malam ini karena ragu. Pintu rumah pelan pelan terbuka. Seorang lelaki cantik berdiri di depan pintu yang terbuka tersebut dengan raut muka cemas. Seketika raut wajahnya berubah ketika melihat orang yang di cari cari berdiri di depannya.

"Nanon!"Teriaknya lalu kemudian memeluk pria itu. Ya, pria itu bernama Nanon.

Dengan badan yang basah kuyup, Lelaki yang dipanggil Nanon tersebut membalas pelukan.

"Kamu kemana aja kak?! Mama sama Papa khawatir tau ga! Kenapa juga baru pulang jam 3?"Ucap Lelaki cantik yang dikenal Nanon adalah Ibunya ketika melepas pelukan.

Disaat seperti itu, Air mata dari ibu Nanon lalu kemudian jatuh perlahan. Nanon tak tega, ia langsung mengusap pipi sang ibu pelan untuk menghapus air mata tersebut.

Nanon masih diam, tak ingin membuka suara. Lalu kemudian, Ayahnya dan sang adik datang. Yang juga dengan raut wajah cemas.

"Nanon!" "kak Nanon!"

Ucap keduanya bersamaan. Pria bernama Nanon tersebut tersenyum.

"Kamu kemana aja?! Tau ga Kita semua nyariin kamu!"Ucap Ayahnya yang kemudian ikut memeluk Nanon.

Entah seberapa Harmonis dan berharganya Nanon di keluarga itu, sampai sampai ia di khawatirkan se sangat ini.

"M-maaf pah, mah. Nanon cuma. . . ,"Terjeda beberapa detik. "Cuma pengen nyari angin aja, pengen tenangin diri juga."

"Yaudah, tapi lainkali jangan begitu! Tau ga kita tuh khawatir sama kamu Non. Intinya lain kali kalo ada masalah, cerita. Jangan satu hari ga pulang gini ya?"Tutur sang Ayah.

"Mana basah kuyup gini, udah tau di luar hujan kenapa ga balik ke rumah. Ayo masuk, mama bikinin teh angat,"Sang ibu kemudian menarik Nanon untuk masuk ke dalam rumah. Diikuti sang Ayah, dan Frank. Adik Nanon yang sedari tadi tidak mendapatkan bagian berbicara.

Setelah masuk ke dalam rumah, Nanon pamit sebentar untuk mengganti bajunya yang sudah basah perkara hujan tadi.

Mengganti baju, lalu kemudian mengeringkan rambutnya. Kebiasaannya sejak dulu kini tidak ia terapkan. biasanya ketika mengeringkan rambut seperti ini ia akan membalas balaskan pesan dari teman temannya. Namun, Handphone yang biasanya ia pakai hilang. Ah lebih tepatnya Jatuh ketika dirinya sedang sibuk mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

Ia kemudian mendesah, mengingat alasan kenapa dirinya memutuskan untuk pergi ke luar seharian, tanpa memberi kabar kepada orang orang.

Lagi, lagi, dan lagi. Sepertinya takdir sangat baik kali ini. Nanon tidak dibiarkan galau, Ia lalu dipanggil oleh sang adik untuk turun kebawah karena teh hangat yang dijanjikan sang ibu sudah jadi.

"Phii, Teh hangatnya udah jadi. Ayo turun!"Ucap sang adik lalu kemudian turun ke bawah.

Nanon kemudian segera beranjak berdiri dari tempat tidurnya, untuk turun ke bawah.

Di bawah, ia langsung saja duduk di sofa depan tv, sambil menonton acara kesukaan ia dan sang adik. Sambil menikmati teh hangat buatan sang ibu pastinya.

𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐊𝐢𝐭𝐚 - NaMon ( Nanon Chimon )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang