LL.COM |05

229 52 19
                                    

"Mari kita selesaikan apa yang memang harus diselesaikan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mari kita selesaikan apa yang memang harus diselesaikan sebelumnya."

📖

Sehun sedang membaca buku dengan tenang dalam sebuah ruangan bilik spesial miliknya yang ada di perpustakaan kampus. Entah kenapa juga, dia punya bilik spesial khusus miliknya sendiri dalam sebuah ruangan di perpustakaan kampus ini. Alasannya tidak bisa dipastikan secara jelas tapi kemungkinan besar ada dua alasan utama.

Pertama, karena Sehun banyak meminta syarat khusus untuk mengajar di kampus ini dan bisa jadi 'bilik spesial' di perpustakaan ini adalah salah satu syaratnya. Lalu yang kedua, Ibu Choi, kepala perpustakaan kampus, yang masih melajang di usianya yang mendekati kepala 4 itu menaruh perasaan lebih kepada Sehun. 

Pstt.. bahkan banyak gossip beredar kalau dia admin fansite Sehun. Tapi sampai sekarang tidak pernah ada yang tau pasti.

Semua gossip itu selalu seperti muara tanpa ujung ya? Makin panjang arusnya makin menarik juga rasanya. Namun sebetulnya sih... Sehun tidak pernah keberatan atau merasa terganggu dengan orang-orang yang mengossipi dirinya. Dirinya itu memang cocok jadi buah bibir.

Di tengah ketenangan perpustakaan ini, terdengar kegaduhan dikarenakan seorang gadis yang berjalan cepat kalau tidak mau dibilang berlari, dengan tergesa melewati lorong-lorong penuh rak buku, Sooyoung sudah berjalan cepat setengah berlari menuju bilik spesial khusus Sehun.

Bunyi pintu geser yang dibuka keras, dan wajah Sooyoung muncul, kelihatan masih mengatur nafasnya yang terengah-engah dengan ekspresi wajah panik kelihatan seperti ingin meminta pertanggungjawaban. Sementara Sehun seperti biasa, menampakan wajahnya yang tenang, seolah tidak memiliki dosa dalam hidupnya.

"Ssaem, Sehun ssaem!" teriak Sooyoung panik dengan seluruh sisa nafasnya yang sudah hampir habis karena dia habis berlari marathon seujung lorong panjang.

"Park Sooyoung, kau sadar kan kita ini sedang di perpustakaan, jangan berbicara keras-keras, itu bisa menganggu buat orang lain." Sehun menjawab dengan tenang.

Tapi bukan itu jawaban yang Sooyoung mau dengar, sampai harus kehabisan nafas berlari sepanjang lorong. Sooyoung juga masih berusaha mengatur nafasnya, dimana dia kelelahan juga berusaha mengatur agar desah kesalnya tidak terdengar.

"Atur nafasmu dulu pelan-pelan, Sooyoung." Sehun masih menjawab dengan tenang, tidak melepaskan pandangan dari buku bacaannya.

Sembari masih mengatur nafasnya. "Ssaem, kertas ini." ujar Sooyoung dengan kertas terlipat yang sudah dia tunjukan ke depan Sehun yang tersenyum mencurigakan. "Apa maksudnya ssaem, bisa tidak berhenti menulis seperti ini?"

Mendengar itu, Sehun tersenyum simpul dan menutup bukunya. Memalingkan wajahnya pada akhirnya menatap Sooyoung. 

"Sepertinya aku sudah pernah bilang sebelumnya. Supaya kau bisa mendapat esensi cerita yang lebih baik, kau harus mengalaminya Sooyoung. Bayangkan kau adalah Hana..." sebelum Sehun menyelesaikan ucapannya Sooyoung sudah ikut menjawab.

LoveLessons.comTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang