LL.COM |04

367 60 15
                                    

"Atau kau itu maunya aku marah betulan, iya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Atau kau itu maunya aku marah betulan, iya?"

📖

Sooyoung menyisir rambutnya dan melihat bayangannya sekilas di kaca, kemudian mengambil tasnya dan ingin segera berangkat kuliah. Sebelum itu juga memastikan tablet yang menyimpan sketsa kasar komiknya yang diminta oleh Sehun-ssaem sudah masuk ke dalam tasnya.

Jangan sampai killerbee itu mengamuk lagi. Hih, ngeri!

Setelah memastikan tablet itu sudah aman dalam tasnya dia pun langsung buru-buru berangkat. Sudah semalaman juga dia memperbaiki dan menambahkan adegan yang Sehun suruh kemarin, rasanya dia jadi harus membuat secara totalitas karena Sehun killer itu yang akan mengadili sketsanya tanpa ampun dan dia takut diadili duluan. Membayangkannya sudah membuatnya meringis frustasi.

Masih meratapi nasib kalau bisa-bisanya rahasia yang sudah tertutup rapat sempurna itu malah ketahuan oleh dosennya sendiri. Oh Sehun pula, hish!

Sooyoung sudah tiba di kampusnya bahkan sedang membenamkan kepalanya ke atas meja. Membuat Yerin dan Sana mengernyit heran melihat sahabatnya. Sooyoung itu memang pendiam sih, tapi belakangan ini sangat terlalu diam seperti tidak bersemangat.

"Nyawamu seperti tersedot habis Sooyoung." celetuk Sana akhirnya.

"Kau ini kenapa sih belakangan ini? Kelihatan lesu terus, terutama kantung matamu itu. Pakai eyecream Sooyoung." ceramah Yerin yang memang paling ceriwis, seperti ibu-ibu.

Sooyoung hanya meringis, sudah ingin menangis rasanya kalau bisa. "Aku belakangan ini sulit tidur." balas Sooyoung akhirnya.

Dia memang tidur malam akhir-akhir ini, seringkali karena dia begadang demi sketsa komiknya yang sedang di supervisi oleh dosen keji dengan mood yang sering berubah-ubah. Tambahan juga karena dia takut kalau hasilnya tidak sesuai mau dosen killerbee itu nanti, dia akan diberikan hukuman yang akan membuat kinerja jantung malangnya berhenti.

Ting! Bunyi notif ponsel Sooyoung berbunyi, dan kembali berbunyi lagi. Dia melihatnya dan kembali meringis begitu membaca rantaian pesan yang masuk.

'Ibu ketua kelas kau dimana?'
'Bukannya sudah kubilang kau harus membantu membawakan gelas kopiku?'
'Aku tunggu sekarang juga.'
'SEKARANG!!!!'

Sooyoung kembali membenamkan dulu wajahnya di meja, kakinya menendang-nendang pelan gemas, sebelum akhirnya bangkit berdiri untuk menjemput dosennya juga gelas kopinya yang 'katanya' kesulitan dia bawa sendirian. Sooyoung menghela nafas, sudahlah anggap saja ini sedang melakukan ibadah, juga latihan ujian mental dan kesabaran.

Dia sudah ada di depan pintu ruangan khusus milik dosen Oh Sehun, setiap dosen di kampus nya ini memang punya ruangan kerja masing-masing. Sooyoung mengetuknya sebelum permisi masuk ke dalam.

LoveLessons.comTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang