5. Omong Kosong

6.7K 528 92
                                    

Happy Reading
____________________________________

Setelah mengenakan krim malam, Yasmin terdiam cukup lama di depan cermin rias. Perempuan itu  menelisik wajah berbentuk hati miliknya, wajah yang masih terlihat cantik kendati usianya tak  lagi muda.

"Masyaallah, cantiknya istriku."

Dulu, pujian itu sering Yasmin dapatkan, berulang kali ia terbuai. Membuatnya melambung tinggi dan semakin rajin merawat diri.

Sayangnya, ketika bahkan wajahnya tak banyak berubah. Sang suami yang dulu mengelu-elukan kecantikannya, kini sudah jauh berbeda, bahkan Yasmin tak dapat meraba keinginan suaminya, laki-laki itu semakin jauh dan Yasmin tidak mampu menjangkaunya.

Bukan, bukan jarak yang menjadi pemisah, namun sebuah batas yang terbentuk tepat ketika pengkhianatan itu terbongkar. Yasmin yang terluka dan kehilangan kepercayaan, sedangkan sang suami yang terbuai akan hasrat dan semakin tersesat di dalamnya.

Brakk!

Yasmin tersentak ketika pintu kamar mandi terbuka cukup keras, menampilkan sosok Rayyan dengan rambut bagian depan yang basah. Laki-laki itu baru selesai membersihkan diri.

Cepat- cepat Yasmin berdiri lalu berjalan ke sisi kiri ranjang. Perempuan itu membaringkan tubuhnya di sana lalu memiringkan tubuh, memunggungi seseorang yang Yasmin tahu sedang menatapnya. Dalam hati Yasmin menghitung,

Satu,

Dua,

"Untuk apa Adam ke sini malam-malam?!"

Belum sampai hitungan ke tiga, pertanyaan itu sudah meluncur, diungkapkan dengan kasar dan tajam. Yasmin memilih diam seolah tak mendengar.

Rayyan adalah laki-laki yang mudah tersulut emosi. Sosoknya yang lembut dan manis akan berubah kasar  jika dia terusik. Dulu Yasmin tak terganggu dengan sikap  suaminya. Namun sekarang, Yasmin sudah muak.

"YASS!" Bentak Rayyan.

"Apa?" Yasmin berbalik lalu beranjak duduk, amarahnya ikut tersulut. Perempuan itu menantang tatapan tajam Rayyan dengan sama tajamnya. "Mas Adam ke sini cuma untuk ngasih aku makanan! Lagian aku tadi udah WA kamu minta tolong untuk beliin, tapi kamu gak bales WA aku" Jelasnya

"Apa pun urusan dia ke sini aku gak suka!" Sanggah Rayyan

Yasmin menghela napas panjang, "Mau kamu apa sih, mas? Mas Adam itu kakak aku." Ucapannya

"Kakak tiri heh?"

"Tapi dia tetap kakak aku! Lagian urusan Mas Adam sama aku itu gak ada hubungannya sama kamu."

Mendengar ucapan Yasmin membuat Rayyan berang, rahangnya mengetat dan matanya  semakin tajam, laki-laki itu menahan amarahnya yang siap meledak.

"Denger, Yas! Kamu istri aku! Istri aku! Apa pun itu yang berhubungan dengan kamu itu urusan aku!" Tekan Rayyan, "selama aku gak ada di rumah, jangan coba-coba kamu bawa laki-laki lain ke rumah ini." Lanjutnya.

Yasmin kembali menghela napas, perkataan Rayyan membuat dadanya sesak, pria itu seolah tidak percaya bahwa Yasmin bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita, "Kamu kenapa sih, Mas? Mas Adam itu bukan laki-laki lain. Dia  kakak aku, di rumah pun kami gak berduaan, ada anak-anak di sekitar kami. Toh kami cuma ngobrol biasa." Sanggahnya

"Aku gak mau dengar alasan apapun. Sekali aku bilang nggak ya nggak!" Sentak Rayyan.

Yasmin diam sejenak. See? Laki-laki itu selalu mengatakan bahwa Yasmin berubah, meminta Yasmin kembali seperti dulu dan memaafkannya, selalu mengatakan bahwa dia akan memperbaiki hubungan mereka. Lalu ini apa?

BATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang