Happy reading
_____________________________________
(Dua tahun yang lalu)
Yasmin menatap ke depan, memperhatikan jalanan basah yang cukup lenggang, dengan hati-hati dia mengendarai Honda Civic-nya mengingat kondisi jalan siang ini licin.
Di sebelahnya ada Arya, anak laki-laki dengan seragam putih merah itu tidak berhenti berbicara, setelah bel pulang sekolah dan memasuki mobil ada saja yang dibicarakannya, mulai dari menceritakan kegiatannya di sekolah hari ini sampai mengomentari apa pun yang di lihatnya di sepanjang jalan.
"Orang-orang itu kasihan deh, Ma." Gumam Arya seraya menunjuk ke arah luar, di sana ada beberapa orang pedagang keliling yang berteduh di emperan toko.
Yasmin menyipitkan matanya untuk memperjelas apa yang di lihat Arya, "emang kenapa bang?" Tanyanya
"Mereka pasti kedinginan, hujannya kan deras banget, Ma. Mana anginnya kenceng." Jawab Arya dengan raut khawatir, "kenapa mereka gak masuk ke dalam toko aja?" Gumamnya
Yasmin tersenyum, sekilas melirik Arya, "Tadi Abang lihat gak, mereka lagi bawa barang dagangan. Nah dagangannya itu gak boleh di bawa masuk." Jelas Yasmin.
"Kan bisa di taruh di luar, ma!" Sanggah Arya
"Kalau ditaruh di luar terus dagangannya dicuri gimana?"
Sejenak Arya terdiam, keningnya berkerut tanda anak itu tengah berpikir, "tapikan, mereka kasian" gumamnya kemudian.
Yasmin kembali tersenyum, tangan kirinya mengusap kepala Arya sedangkan tangan kanannya masih memegang kemudi. Anak sulungnya ini memiliki empati yang luar biasa, selain itu dia senang berbicara dan mendebat banyak hal. Begitu pun dengan anak bungsunya, Akhtar, yang saat ini Yasmin tinggal dengan asisten rumah tangganya karena tadi anak itu masih tidur siang.
Tepat setelah memasuki gerbang komplek perumahannya ponsel Yasmin berdering, dengan hati-hati perempuan itu menepikan mobilnya di sisi jalan lalu meraih ponselnya. Keningnya berkerut dalam ketika membaca nama kontak ibunya di layar, tidak biasanya ibunya menelpon.
"Halo? Assalamualaikum, Bu"
"Wa'allaikumsalam. Yas, Rayyan ada di mana?" Tanya ibunya dengan terburu-buru.
"Mas Rayyan lagi ada proyek di luar kota, Bu. Ada apa?" Tanya Yasmin, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak.
"Kamu bisa datang ke kantornya Rayyan sekarang?" Tanya ibunya yang lebih terdengar seperti perintah.
"Iya, Bu." Tanpa banyak bertanya lagi Yasmin menyanggupi.
"Ibu tunggu. Assalamualaikum."
"Wa'allaikumsalam." Dan sambungan terputus.
Yasmin menatap Arya yang tengah memperhatikannya, "Sayang, kita ke kantor Papa dulu, ya?" Tanyanya.
Arya mengangguk, "iya, Ma." Jawabnya kemudian.
Dan dengan cepat Yasmin memutar mobilnya. Rasa khawatir menyeruak di dada Yasmin. Tidak biasanya ibunya menanyakan suaminya itu, ada apa ini?
Sepanjang jalan menuju kantor hening, Arya yang biasanya cerewet mendadak duduk dengan tenang. Anak itu seolah memahami kekhawatiran Yasmin.
***
Berselang tigapuluh menit Yasmin sampai di pelataran kantor Rayyan. Di sana ada Mega--ibunya yang terlihat sudah menunggu-- dan seorang laki-laki tegap yang di kenal Yasmin dengan sangat baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/230023179-288-k633314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
RomanceRumah yang awalnya hangat kini terasa semakin dingin, cinta itu masih ada namun tak lagi terasa. Khalisha Yasmin sudah mencapai batas di mana ia tidak mampu lagi mempertahankan pernikahan yang sudah berjalan selama sebelas tahun. Copyright @2020