Raya mengetuk-ngetuk jemarinya di meja belajarnya, sudah sekitar 2 jam ia memulai belajar untuk mempersiapkan ulangan esok hari tetapi kepalanya masih dipenuhi oleh Arga. Raya mendengus kesal, dilihatnya ponselnya yang tidak ada pesan atau panggilan dari siapapun.
Apa yang lo harepin si Ray? Dia chat lo tiba-tiba gitu? Matanya memutar mengutuk dirinya yang sudah terlalu jauh.
Ping, ponselnya berbunyi. Dengan cepat ia langsung mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkan ia pesan.
Gita : Ray, Dion nanya lo mau ikut jadi panitia Bulan Bahasa ga?
Lagi-lagi Raya mengutuk dirinya yang masih berharap jika Arga menghubunginya.
Raya: ribet ga? Kalo iya gue skip deh
Gita: males amat sih, dia kurang panitia dekor nih kan lo jago tuh dekor-dekor gitu.
Raya: hmm boleh deh, tp kita bareng ya
Gita: sip
Tidak ada yang salah jika Raya menerima ajakan temannya yang lebih dulu bergabung dengan panitia Bulan Bahasa, selain ia bisa mendapatkan uang tambahan dari maminya ia juga ada alasan lain jika ia masih diluar dengan Gita.
--
Pulang sekolah tim dekor berkumpul di lapangan sekolah untuk membahas barang-barang apa saja yang diperlukan untuk acara yang akan dilaksanakan 2 hari mendatang. Raya dengan semangat menjelaskan mengenai konsep dan barang-barang yang ia sudah persiapkan. Melihat penjelasan dari Raya anggota lain setuju dan meminta Raya sebagai PJ perlengkapan.
"oke, barang-barang udah di list semua ya. Nanti lo ga sendiri ko Ray, akan ada anak perlengkapan yang bantuin lo cari barang. " ucap Zefa sebagai ketua tim dekor.
"oke, siapa?"
"um.. bentar gw lupa siapa namanya." Ucap Zefa sambil membuka ponselnya. "Arga, anak kelas 12." Sahut Zefa kemudian.
Raya terdiam, kenapa dunianya se-sempit ini jika berhubungan dengan Arga. Raya tersenyum paksa, merasa dirinya tidak bisa menolak karena bagaimana pun ini hari pertama ia bergabung dengan tim dekor.
--
Arga: kita mau cari barang dekor kapan?
Raya melihat pesan itu. Mukanya memerah, entah bagaimana juga ia masih memikirkan ucapan Arga yang diucapkan tempo hari. Ia memutuskan untuk mengabaikan pesan itu lalu keluar dari kamarnya. Setelah 15 menit ia kembali dari dapur untuk makan, ia menemukan Arga mengirimkan pesan kembali.
Arga: besok pulang sekolah kita beli perlengkapan.
Kayaknya gw belom bales deh, ck mutusin secara sepihak bgt. Pikir Raya
Raya: oke
Balas Raya simpel malas berdebat dengan Arga. Belum ada semenit ia membalas tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Arga menghubunginya.
"ya apa?" ucap Raya berusaha menutupi kegugupannya.
"besok pulang sekolah langsung ke parkiran, lo tau motor gue kan?" ucapnya di sebrang sana.
"lupa gue, dikira gw orang bengkel apal motor lo?"
"yaudah gue jemput depan kelas mau?"
"GAK GAK! Bikin gossip aja deh lo. Iya iya bsk di parkiran aja" ucap Raya panik.
"kenapa emang? Untung dong digossipin sm gue"
Bukannya malah membalas Raya langusng memutuskan panggilan tersebut. Muka Raya memerah, ia bisa melihat itu jelas di kaca di depannya. Dari sekian banyak panitia perlengkapan, Raya heran kenapa ia harus dipasangkan dengan Arga.
Hi guys im back again hehe. Mau info aja klo aku baru ngeluarin cerita baru "BETWEEN US", ini k-fiction ya bisa langsung cek profile aku hehe. Semoga mengobati kerinduan kalian thankssss xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya
Teen FictionPerasaan ini tumbuh tanpa diminta. Perasaan ini mekar tanpa disiram. Tapi harus sampai kapan ia harus membohongi dirinya sendiri? #3 in Highschoollife ( 20 januari 2021)