Sepanjang perjalanan Raya diam, Arga tau kalau sekarang pikirannya bukan di sini entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu. Setelah dikiranya gerbang utama sampai jalanan depan komplek sekolahnya aman, Arga mengajak Raya untuk pulang.
"Ray, lo nggak papa?" walaupun ia tidak bisa melihat wajah Raya secara jelas tapi dari spion kiri motornya dia dapat melihat Raya sedang memikirkan sesuatu.
Karena tidak ada respon dari Raya, Arga menghentikan laju motornya.
"loh kok berenti, ini dimana?" tanya Raya bingung
"yeh gini aja baru lo buka mulut. Lo kenapa sih?"
"gapapa." Singkat. Padat. Jelas.
"ck. ini nih yang gue gademen dari cewek ditanya kenapa dijawabnya gapapa doang padahal jelas-jelas di jidat lo ada tulisan "apa-apa"".oceh Arga
Benar benar sepanjang jalan Raya bungkam, sedangkan Arga udah muak buat ngajak ngobrol dia. Sampai depan gerbang Raya langsung turun dan mengembalikan helmnya ke Arga tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Arga memerhatikannya sampai ia menghilang masuk ke dalam rumahnya.
"tolong kali ini jangan, tolong." Ucap Arga dalam hati
===
Drr.. Drr..
Raya melirik ponselnya yang tergeletak di meja sebelah tempat tidurnya. Entah sudah berapa kali ponselnya bergetar dan memunculkan nama Arga. Matanya sayu dan ruangannya terlalu gelap untuk dilihat. Raya duduk di pinggir tempat tidurnya masih lengkap dengan seragamnya. Sudah satu jam ia sampai di rumah namun ia masih belum bisa melupakan kejadian tadi sore. Ia masih ingat dengan jelas kejadian tadi sore. Tawuran, ia sangat benci terhadap tawuran. Entah tawurannya atau pelaku dibalik hal tersebut.
Drr..Drr..
Raya menyerah diambilnya ponselnya. Matanya terheran melihat notifikasi dari ponselnya. Arga telah menambahkan kontak LINEnya dari nomornya. Tau dari mana dia nomor gue?
Arga add you by phone number
Arga : raya
Arga: lo enggak papa?
Arga: besok gue jemput ya?
Arga: Ya?
Setelah dibaca pesan dari Arga, Raya tidak langsung membalas pesannya. Masa bodo dengan Arga, yang ia butuhkan hanya tidur untuk dapat melupakan bayang bayang kejadian tadi sore.
==
"LAH SUMPAH YA." Teriak Arga kesal.
"kenapa?." Sahut Billa, kakak satu satunya Arga.
"nih cewe ya udah dikasih ati malah minta jantung tau ga. Baru kali ini dan dia doang yang cuma nge-read chat gue."
"yaelah Ga itu tandanya tuh cewe mau lo lebih berusaha lagi." balas Billa sambil melemparkan bantal sofa ke arahnya.
Sebenarnya Arga sudah punya banyak sekali pertanyaan untuk Raya. Mulai dari kejadian tadi sore di sekolah sampai-sampai ia tidak sadar kalau sudah memeluk Raya. Entah semuanya terjadi begitu saja. Arga merasa ada sesuatu yang membuatnya jadi seperti itu tadi. Daripada pusing gelisah memikirkan Raya yang hanya read pesan LINE darinya, Arga beranjak pergi menuju kamarnya.
*maaf bgtt ini pendek bgt diusahain bsk2 lebih panjang okey hehe.
comment and vote itu buat senang
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya
Teen FictionPerasaan ini tumbuh tanpa diminta. Perasaan ini mekar tanpa disiram. Tapi harus sampai kapan ia harus membohongi dirinya sendiri? #3 in Highschoollife ( 20 januari 2021)