part 1

743 43 3
                                    

Hari yg cerah tetap tidak merubah air muka Raya. Ia sangat kesal. Bagaimana tidak, lagi sedang nikmat nikmatnya tidur dibawah selimut halus dan ac kamar yg sejuk lalu Raya dipaksa bangun oleh mami. Diminta menemani untuk acara reuni kecil di rumah temannya.

"Apaan si mi, aku masih ngantuk" protes Raya saat ia merasakan selimutnya ditarik.

"Kamu udah janji sama mami Ray mau temenin mami reuni hari ini"

"Iyakan nanti siang mi"

"Sekarang udah siang Ray"

"Boong"

"Terserah, kamu pilih mau ikut mami apa dirumah sama abang kamu trus sama temennya siapa tuh yg naksir kamu, Fian ya?"

Mata Raya langsung membulat. "DEMI APA ADA FIAN DISINI? AKU IKUT MAMI"

mendengar nama Fian disebut mau tak mau ia ikut mami. Fian, teman dekat abangnya yg dengan frontal menyatakan perasaannya kepada Raya membuat ia harus manjauhi cowok satu itu. Saat itu Raya ingin membuat indomie lalu Fian datang dengan sebucket bunga ditangannya lalu dengan pedenya ia nembak Raya disitu. Kenal juga tidak Raya dengan Fian.

Mulai sejak itulah ia tidak akan keluar kamar kalau sewaktu waktu Fian menginap dirumahnya.

Dan disinilah ia berada, di kediaman rumah Wardhana. Nama Wardhana tiba tiba saja menjadi terasa tidak asing baginya, raya merasa pernah mendengar nama itu lebih dari sekali. Hari ini ia menggunakan sweter santai dan celana 3/4 dan sepatu bercorak biasa.

Ia mengedarkan pandangannya, meneliti setiap detail rumah ini. Rumah bergaya yunani, dan di setiap sudut diletakan patung patung dewa dewi. Lalu matanya menangkap foto keluarga besr wardhana yg sengaja diletakan di diding ruang tamu.

Lagi sedang enak enaknya melihat, lengannya dicubit pelan tapi sakit. "Kenapa dah mi" tanyanya heran.

"Liatinnya biasa aja kek, malu kali diliatin sama tante Hani." Bisik mami ke raya.

Benar saja dari tadi tante Hani yg sebagai tuan rumah melihat raya sambil tersenyum.

Dengan ragu ia tersenyum malu.

"Ini Raya ya Fan? Udah gadis aja ya" ucap tante hani untuk mami.

"Iya, padahal dulu masih kecil banget" balas mami.

Dan kedua wanita tersebut larut.oleh obrolannya sendiri. Tak menyadari raut muka bete Raya. Tanpa disengaja matanya melihat tubuh laki laki yang lewat di hadapannya.

Kaya pernah liat, batinnya.

Raya menghidupkan hapenya, sejak bangun tidur tadi ia belum sempat mengecek benda kecil itu.

Seperti biasa, notifnya didominasi dari chat grup kelasnya. Dengan malas ia membuka aplikasi line, dan muncul beberapa pesan yang kebanyakan dari games. Raya mencari cari nama Gita dan ha pesan Gita berada diurutan bawah. Kedua dari bawah sebenarnya.

Dan seperti biasa nama itu selalu menjadi chat paling terbawahnya dan sampai kapanpun ia tak akan rela menghapus percakapan sinhkat itu.

Lalu dengan cekatan Raya mengirim pesan ke Gita.

Git, bosen.

Trs?

Gapapa

Fotoin tugas dong

Raya ingin membalas pesan dari Gita, tapi tante Hani sudah memanggilnya. Disampingnya sosok lelaki yg ia tadi lihat.

Yang sudah pasti bahwa itu adalah anaknya. Namanya Arga, dan siapa yang tahu bahwa ia ternyata satu sekolah dengan Raya.

-------------------

p.s vote dan comment itu bikin hati senang

RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang