2

31 6 26
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.

Sudah dua tahun sejak sepeninggalan mendiang sang anak tercinta, Yoon Jeonghan. Tragedi dua tahun yang lalu itu membuat Professor Yoon sangat terpukul, jasad anaknya yang sampai sekarang belum di temukan.

Tragedi hilangnya pesawat yang masa itu seharusnya mendarat di bandara Incheon, namun sangat di sayangkan pesawat itu hilang dan tidak pernah di temukan.

“Hey, apa yang sedang Professor lakukan?” tanya Junhui memastikan bahwa Professornya dalam keadaan baik.

“Ya seperti yang kau tahu, dia selalu saja berbaring di lantai meratapi nasibnya tanpa Jeonghan. Aku jadi khawatir kalau dia gila,” ujar Soonyoung berterus terang sembari memasang pose sedang berpikir.

“Lebih tepatnya dia memang sudah gila.” sanggah Junhui berlalu memasuki gudang laboratorium.

Junhui menyimpan beberapa dokumen yang menumpuk ke dalam brangkas khusus, ia mundur beberapa langkah hingga kakinya tak sengaja berbenturan dengan benda yang cukup keras.

“Aigoo, kamjagiya!”

Junhui terkejut dan berbalik, sehelai kain berwarna putih terbentang menutupi benda keras itu. ia menarik kain itu dan terkejut melihat banyaknya bangkai komponen yang tertata dengan sangat rapi, Junhui terkejut karena baru kali ini ia melihat bangkai komponen sebanyak ini. Beberapa komponen masih terlihat baru dan mengkilap, mungkin berbahan baja anti karat.

Junhui tak puas memandangi isi gudang yang baru pertama kali ia masuki, sampai sebuah kapsul berisi robot seukuran manusia yang belum sempurna menyita perhatiannya. Berjalan mendekatinya, matanya memicing ketika melihat sebuah tulisan HR-04. Dia bingung sejak kapan robot itu ada di sana, mungkin Professor Yoon membelinya? atau mungkin? ah Junhui sangat penasaran akan hal itu.

Akhirnya Junhui pergi keluar dari gudang dan kembali ke laboratorium tempat dia dan Soonyoung bekerja.

“Hey, darimana saja kau?” tanya Soonyoung membenarkan kacamatanya yang merosot.

“Dari.. gudang?, Soonyoung apa kau tahu —?”

Soonyoung memotong ucapan dari Junhui, “Tidak, karena kau belum memberitahu.”

“Aish, makanya dengarkan aku dulu!” kesal Junhui.

“Ckck iya cepat katakan.” Soonyoung berdecak pelan.

“Tadi saat aku berada di gudang aku menemukan kapsul berisi —”

“MANUSIA?!!!” teriak Soonyoung heboh dan kembali memotong ucapan dari Junhui tanpa merasa berdosa.

“Y-YHA! KU BILANG DENGARKAN AKU DULU!” sanggah Junhui kesal bukan main.

“Hehehe ya maaf, habisnya kau lama sekali aku kan jadi penasaran.” ujar Soonyoung sedikit terkekeh.

Junhui kembali menjelaskan apa yang baru saja ia lihat, “Aku menemukan Kapsul berisi robot berbentuk manusia yang sepertinya belum di rancang dengan sempurna. Dan kau tahu? dia memiliki nama HR-04!”

Soonyoung terkejut mendengar penuturan dari Junhui, dan memaksa Junhui agar kembali ke gudang untuk menemani Soonyoung melihat apa yang baru saja Junhui katakan.

Mereka berdua kembali memasuki gudang, dan mendekati kapsul HR-04. Memandanginya dengan lamat-lamat sampai akhirnya mereka terkejut akan suara seseorang yang mengintrogasi mereka.

Ya, itu adalah suara Professor Yoon.

“Sedang apa kalian disini?” tanyanya Professor Yoon.

“A-anu itu, anu, a-apa, ini, robot, kapsul, ya robot! i-itu—” Soonyoung terbata menjawab pertanyaan dari Professor.

NUMBER 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang