3

20 7 12
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.

“Eh, Soonyoung kau sudah menyelesaikan design kulit artifisial itu?” tanya Junhui memastikan sekaligus mengalihkan pembicaraan karena ia tahu jika Soonyoung sudah bergosip maka ia akan terus melakukanya hingga lupa untuk berhenti.

Soonyoung menepuk keningnya, “Aish bisa-bisa nya aku melupakan hal sepenting itu, ya sudah aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Kau jangan lupa bersihkan laboratorium ya, ini Sabtu malam dan itu adalah giliranmu.” Soonyoung berlari meninggalkan Junhui dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Junhui mengehempaskan tubuhnya di kursi dan menghela napas berat, mengusap wajahnya kasar.

Saat sedang melamun, dering telfon bergema dan membuat lamunannya buyar seketika.

“Halo, dengan Moon Junhui disini.” jawab Junhui dengan nada yang terdengar malas.

“Y-yhaa Moon Junhui! Kenapa kau tidak mengangkat telfonku hah? aku berkali-kali menelfonmu! tapi lihat kau malah seperti bermalas-malasan untuk menjawab telfonku!” terdengar suara omelan yang membuat telinga Junhui panas dari sebrang sana.

“Bagaimana bisa aku mengangkat telfon, sedangkan kau baru saja menelfonku?” jawab Junhui kesal.

“Eh, betulkah? ehehe ya anggap saja begitu. Hahaha.”

“Ada apa? cepatlah aku sibuk, jika tidak penting maka akan ku tutu-”

“Eh sebentar sebentar, baru saja aku menelfonmu tapi kau malah mau menutupnya?” elak si pembicara memotong ucapan Junhui.

“Ya cepatlah, aku sibuk.”

“Aku hanya ingin menanyakan kabar Professor Yoon, sudah lama sekali aku tidak bermain ke laboratorium sejak hari itu.” Junhui termenung mendengar jawaban dari sang penelfon. “Ah mungkin besok aku akan mampir kesana.”

Junhui terkejut, pasalnya setelah dua tahun menghilang akhirnya ia kembali mengabari. Dan yang paling mengesalkan ia bilang akan datang mengunjungi laboratorium. Apakah dia tidak merasa bersalah karena sudah menghilang selama ini?

“Aish yang benar saja! sudahlah kau sangat menyita waktuku. Ku matikan.” sambungan di putuskan secara paksa oleh Junhui.

Kini ia mengusap wajahnya kasar dan menghela napasnya berat, Dengan susah payah ia dan Soonyoung mencari keberadaannya. Dia malah dengan seenaknya menghilang dan datang kembali tanpa merasa bersalah, Junhui harus memastikan agar dia tidak bisa datang ke laboratorium.

Junhui menghampiri Soonyoung di ruangan laboratorium lain, menggebrak meja praktik dengan keras yang membuat Soonyoung yang sedang fokus bekerja menjadi terkejut.

“Aish, Kamjagiya! YHAA MOON JUNHUI!! apa-apaan kau ini hah?” Soonyoung yang kesal akhirnya melempar kacamata nya ke arah Junhui.

Namun sedetik kemudian ia menghampiri Junhui dan mengambil kacamatanya kembali, kemudian menatap Junhui kesal.

“Ada apa hah? seperti biasa kau selalu menggangguku di saat sedang bekerja!”

“Dia akan datang besok,” gumam Junhui.

Soonyoung mengorek telinganya dengan pensil, “Hah? apa kau bilang?”

“Dia akan datang! KIM MINGYU AKAN DATANG KEMARI!” teriak Junhui frustasi.

“Lalu?” tanya Soonyoung tidak perduli.

“Hah? lalu? LALU KATAMU? KAU TIDAK INGAT APA YANG IA LAKUKAN PADA KITA?!” Junhui mengguncang badan Soonyoung dengan kencang.

Soonyoung mencoba mengingat kembali apa yang ia lakukan bersama sahabatnya dua tahun yang lalu, spontan ia berteriak.

“AAAAAAAAAAA!”

“KENAPA?!” Junhui terkejut mendengar suara teriakan Soonyoung yang sangat tiba-tiba.

“D-DIA! MENGERJAI.. DIA! ITU! ANU.. DIA SUDAH MENGERJAI KITA!!” Soonyoung terbata dan masih heboh berteriak.

“YA KAN SUDAH AKU BILANG TADI!” Junhui kesal bukan main.

“SEJAK KAPAN KAU BILANG DIA MENGERJAI KITA?!”

“Eh kapan ya?” Junhui melepaskan cengkraman tangannya di bahu Soonyoung dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“MOON JUNHUI!! KU BUNUH KAU!!” teriak Soonyoung melemparkan semua benda yang ada di hadapannya ke arah Junhui.

Junhui berlari keluar dengan terbirit-birit, karena jika sahabatnya sudah mengamuk seperti itu maka ia sudah seperti Macan yang sedang kelaparan. Terlihat sangat menyeramkan.

────────────────────
tbc

Next ga nih? Maaf jika ada typo bertebaran 😭

See you in next chapter^^

⚠️ cerita ini hanyalah fiktif semata, dan tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi manapun. cerita ini murni hasil dari pemikiran penulis, jika ada kesamaan dalam cerita itu sama sekali tidak di sengaja karena cerita ini mendapat inspirasi saat penulis sedang berada di kamar mandi.

© HanaYoon

NUMBER 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang