satu

1.4K 145 57
                                    

Note : karakter Haikyuu milik Haruichi Furudate

Enjoy my story

.
.
.
.

Matamu menatap sedih akan seseorang yang sedang berganti baju. Kau sudah memanggilnya berulang kali yang dibalas decihan tak suka.

"Oikawa-san, ini sudah malam. Kau ingin pergi kemana ? Istirahatlah. Tubuhmu pasti lelah kan setelah acara tadi." Ucapmu.

"Mau itu malam atau pagi, itu bukan urusanmu aku mau kemana. Berhentilah bersikap seperti istriku, karena aku tak pernah akan menggangap mu seperti itu."

Setelah mengatakan itu, Oikawa keluar dengan membanting pintu. Kau mengela nafas berat. Tanganmu mencengkram selimut yang kau pakai.

"Akan kah dia akan bersikap seperti itu padaku selamanya ? Padahal aku akan ada di dalam hidupnya untuk waktu yang lama. Seharusnya aku tak menerima perjodohan ini, kenapa Ayah membuatku menikah dengannya ?" Ucapmu pelan.

Mata mu kemudian beralih menatap jendela yang terbuka memperlihatkan langit malam yang sedikit suram karena tak ada bintang. Ingatanmu lalu berkelana mengingat kejadian yang kau alami.

.
.
.
.

Saat itu kau baru pulang dari sekolah. Kau sedang menunggu bus, namun tiba-tiba hp mu bergetar. Kau mengambil hp itu yang tertera nomor Ayahmu. Kau dengan senang mengangkatnya.

"Halo Ay-"

"Apakah benar kau keluarga dari pemilik hp ini ?"

Entah kenapa perasaanmu menjadi tidak enak

"Iya. Saya anaknya. Ini dengan siapa ? Apa yang terjadi dengan Ayah saya ?"

"Ayahmu kecelakaan. Saya menemukannya tergeletak di tengah jalan. Sekarang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Kau kemarilah. Keadaan Ayahmu sangat parah."

Setelah kau mendengar itu, kau langsung mematikan telpon dan langsung bergegas lari dengan sekencang mungkin. Pengalaman mu menjadi seorang pelari membantumu dalam keadaan sekarang.

"Ayah...."

Pandanganmu memburam karena air mata. Kau segera mengapusnya namun air mata itu mengalir lagi dan lagi.

Kau membungkuk dengan nafas yang terengah-ngah. Kau telah sampai di rumah sakit. Lalu kau langsung menuju ke salah satu suster dan menanyakan perihal kecelakaan.
Kau membungkuk berterima kasih  setelah diberi tahu dimana ruangan UGD. Kemudian kau berlari lagi untuk menuju ke sana.

Sering kau menabrak orang-orang karena terlalu terburu-buru. Pikiran mu sekarang hanya satu yaitu Ayahmu. Setelah mendapatkan ruangannya, kau langsung mendobrak masuk melihat keadaan. Seketika kau membeku di tempat.

Matamu membola terkejut. Suara bujukan suster untuk keluar tidak kau dengar. Pandanganmu tertuju pada Ayahmu yang terbaring dengan bergelimang darah. Dadamu terasa sesak. Suara di tenggorokkanmu terasa tercekat. Sekali lagi air mata lolos jatuh melintasi pipi mu.

Kau berusaha melepas cengkraman para suster. Kau ingin ke sana. Ke tempat Ayahmu terbaring. Kau berusaha, namun tidak berhasil. Alhasil kau berada di luar melihat Ayahmu hanya dari balik kaca.

Perlahan-lahan kakimu melemas dan kau jatuh. Kepala mu tertunduk. Kau sesak tak bisa menghirup oksigen. Lalu setelahnya kau berteriak keras meraung-raung dengan penuh air mata.

"AYAAAAAAH !!!!!!"

Beberapa jam berlalu dan lampu UGD sudah berubah menjadi hijau tanda operasi telah selesai. Kau dengan cepat-cepat berdiri menunggu dokter keluar dari pintu itu dan memberitahu kabar yang gembira. Kau tersenyum senang membayangkan dokter akan membawakan kabar gembira bagimu.

SUGAWARA or OIKAWA ✅ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang