Debaran jantung yang tak bisa di tempa, tangan yang gemetar, bola mata yang memanas, serta langkahnya yang sangat lemah membawa Jungkook menjauh dari tempat persembunyiannya.
Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Entah itu kenyataan atau obsesinya yang fana sehingga membuat telinganya harus mendengar pernyataan yang terdengar mustahil.
Jungkook sungguh tak bisa memahami apa yang terjadi dengan hatinya. Ia terkejut dan tak tau harus menerimanya seperti apa.
Andai ia bisa memutar kembali waktu ia tak akan menjadi manusia yang
impulsif. Namun semuanya sudah terjadi dan hasilnya benar-benar rumit.Dalam kondisinya yang sekarang, ia tak bisa menentukan apakah ia harus berada di samping Kim Sooyeon
atau Kim Taehyung.Namun kilasan memori ketika pertama kali ia dan Taehyung bertemu teringat olehnya.
Bagaimana ia berjumpa dengan Taehyung melalui jejaring sosial ketika Taehyung menawarkan kamar dan mencari roommate.
Flashback on.
Taehyung menunggunya di halaman kampus dengan secangkir kopi hangat ditangannya. Wajahnya yang
terlihat penat, rambutnya yang lepek akibat sedikit guyuran hujan membuatnya terlihat benar-benar seperti mahasiswa semester akhir.Kemudian Jungkook menghampirinya dengan sedikit berlari.
‘’Anyeonghaseyo. Taehyung sunbae maaf telah lama menunggu.’’
Taehyung terkejut dengan kehadiran pemuda yang baru saja menyapanya. Ia tidak pernah menyangka jika Jeon Jungkook akan terlihat se-attractive ini.
Bibirnya yang terbuka akibat menarik napas karena kelelahan berlari membuat Taehyung kehilangan akalnya. Matanya besar, bulat dan bersinar. Kulitnya putih bersih.
‘’Jeon Jungkook?’’
‘’Ne sunbaenim. Saya Jeon Jungkook.’’
Kemudian mereka membicarakan tentang kesepakatan saat menjadi roommate nantinya. Setelah itu
Taehyung mengantar Jungkook kembali ke asramanya.‘’Kau tak perlu mengantarku sampai asrama begini sunbae. Lihat kau jadi kebasahan akibat gerimis.’’
‘’Don’t mind it Jungkook. Aku kan seniormu. Aku hanya ingin memastikan kau tak lari ke tempat lain selain menuju asrama.’’
‘’Ne sunbaenim. Terima kasih.’’
Ketika Jungkook hendak membuka pintu asramanya. Taehyung menahan pergelangannya dan membalikkan Tubuhnya. Jungkook menatapnya kebingungan.
Taehyung merapikan sedikit rambut Jungkook yang sebetulnya baik-baik saja. Taehyung sedikit berjinjit sehingga wajah Jungkook menyentuh dada Taehyung yang hangat.
‘’Nice. See ya Jungkook.’’
Taehyung berlari menembus guyuran hujan yang kini semakin lebat.
Dan Jungkook mematung di depan pintu dengan perutnya yang terasa seperti dipenuhi ratusan kupu- kupu.
Di hari-harinya saat mulai mereka tinggal bersama, merawat satu sama lain seperti sudah menjadi insting
alamiah.Jungkook secara tidak sadar selalu merawat Taehyung, ia lebih ahli dalam hal menjaga kebersihan dan kerapihan rumah.
Sementara Taehyung lebih memiliki kemampuan untuk memperhatikan perkakas rumah seperti memperbaiki keran yang bocor atau membeli barang-barang elektronik baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE ORDERS
Fiksi PenggemarBantuan ringan dan interaksi manis yang mereka lewati setiap hari sebagai roommate, membuat mereka memiliki perasaan yang tak wajar tanpa mereka sadari. Keduanya tak bisa memutuskan perasaan diantara keduanya hingga Kim Sooyeon -adik Taehyung- hadir...