────── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──────
Yuji menatap kosong kearah ujung kakinya. Entah harus senang atau sedih, yang jelas dirinya merasa semu. Setelah perdebatan malam itu, Jaehwa terus menyempatkan diri untuk mengantar atau sekedar mampir ke flat milik Yuji. Pria itu nampaknya sangat khawatir dengan Yuji.
"Apa ini yang terakhir?" Ucap Jaehwa menunjuk koper bermotif bunga.
Yuji tersadar dari lamunannya, "Y-ya, sepertinya itu yang terakhir."
Melihat sikap Yuji sedari tadi, Jaehwa duduk disebelahnya dan menggenggam jemari Yuji. Erat. "Hey. Mengapa kau tidak girang seperti biasanya? Ini mimpimu, Yuji. Mengapa ini jadi seperti acara pemakaman?"
Yuji terkekeh. Bisa-bisanya Jaehwa menyelipkan lelucon disaat seperti ini. "Tidak bodoh. Aku hanya khawatir dengan diriku sendiri. Aku takut mengecewakan Direktur Kim. Aku juga takut kesepian karena disana pasti aku tidak menemukan sahabat bodoh sepertimu."
Jaehwa membulatkan mata,"Hey, hey, hey! Kau bilang bahwa diriku ini bodoh?! Cih, bahkan saat dirimu akan pergi seperti ini hanya aku yang membantumu. Dasar tukang gerutu." Ucap Jaehwa sambil memasang raut wajah tidak terima. "Lagi pula, kau akan berhasil. Kau tidak perlu mencemaskan dirimu dengan berlebihan. Aku akan menyusulmu segera. Sahabatmu yang 'bodoh' ini tidak akan membiarkanmu sendiri disana. Jadi berhentilah bersikap seperti ini, DAN CEPAT BERANGKAT BODOH! KAU AKAN TERTINGGAL NANTI!"
Yuji dengan cepat melirik kearah jam yang menunjukkan waktu pukul 10 pagi, artinya.. "Aigoo!!! Bagaimana ini?! Aku akan terlambat!"
Dengan cepat kedua sosok itu menuruni tangga flat dan masuk ke dalam mobil. Jaehwa mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata tanpa memperdulikan Yuji yang kini menahan diri setengah mati.
"JAY! KAU INGIN KITA MATI, HUH?!"
"DIAM DAN BERDOA SAJA!"
"BAGAIMANA AKU BISA DIAM KETIKA KAU MENGENDARAI MOBILMU UGAL-UGALAN SEPERTI INI BODOH!"
Jaehwa tidak memperdulikannya lagi. Ia hanya takut Yuji terlambat, lalu menunda keberangkatannya lagi dan hal buruk akan terjadi kepadanya.
Sekitar 10 menit Yuji menahan rasa mualnya. Jaehwa benar-benar tidak waras. Bagaimana bisa ia tiba di bandara dalam waktu 10 menit saja? Sementara apabila ditempuh dengan kecepatan normal, mereka bisa sampai di bandara dalam kurun waktu 20 menit. Jaehwa memang gila.
"Cepat turun." Perintah Jaehwa sembari membuka pintu mobil.
Yuji menatap tajam kearahnya, "Dasar sinting."
Mereka berjalan melalui pintu masuk hingga menemukan sesosok pria bertubuh tegap dengan setelan tuxedo hitamnya yang melekat.
"Ah, kukira kau akan terlambat."
Yuji dan Jaehwa membungkuk sembari menunjukkan senyum.
"Mohon maaf atas keterlambatanku, Direktur Kim." Ucap Yuji dengan intonasi lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRENS
FanfictionKeduanya saling menatap intens. Entah sang pria, maupun wanitanya yang saat ini sedang ia dekap dengan erat. "Aku mencintaimu." ucap sang pria sembari menghapus noda merah pada wajah wanitanya. Wanitanya tersenyum, "Begitupun aku." Kali ini mereka...