────── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──────
Yuji menata rambut pendeknya yang kini sudah menyentuh permukaan bahu. Setelah dirinya sampai ke flat, ia memutuskan untuk segera membersihkan tubuh dan juga fikirannya dengan berendam selama hampir 1 jam. Tak lupa, ia juga menyalakan lilin aromatherapy kesukaannya yang sangat menenangkan.
Yuji memoleskan make up tipis pada wajahnya dan juga liptint pada bibir mungilnya. Ia juga menyemprotkan parfum pada beberapa titik di area tubuhnya. Yuji menatap dirinya di cermin untuk memastikan persiapannya sudah sempurna.
"Sempurna." Ucapnya ketika ia tidak menemukan kekurangan dalam pantulan dirinya.
Dengan cepat Yuji memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya, dan juga mengenakan mantelnya. Belakangan ini, Seoul mendadak menjadi kota yang sangat dingin. Hampir setiap malam Yuji terbangun karena harus menyalakan penghangat ruangan.
Yuji berjalan dibawah langit senja yang sedikit gelap. Ia terus menyusuri jalan hingga akhirnya memasuki sebuah Cafe. Suara kerincing lonceng pada pintu membuat pandangan beberapa staf menatap kearahnya. Aroma kopi langsung menyeruak ke dalam indra penciuman Yuji. Yuji menukar mantelnya dengan apron kecoklatan yang dilengkapi dengan jahitan namanya pada sisi kiri. Beberapa orang yang ada disana juga menyapa Yuji dengan hangatnya.
Sebenarnya, Yuji memang sengaja untuk mengambil pekerjaan paruh waktu. Selain membantunya dalam hal ekonomi, dengan pekerjaan ini tentunya Yuji akan mendapatkan pengalaman serta relasi baru.
Yuji mulai menempati posisi kasir sembari menata beberapa sedotan dan menumpuk lipatan tissue.
"Astaga aromamu persis seperti Bomie."
Yuji menoleh kearah sumber suara dengan tatapan datar dan tajam. "Apa yang kau lakukan disini? Cepat urusi bagian lain dan berhenti samakan aku dengan anjing pom bodohmu itu."
"Bekerja tentu saja. Galak sekali wanita ini."
Yuji menghela nafas berat sambil berkacak pinggang, "Dimana kau tadi?"
"Apa maksudmu?"
"Hhh, dimana dirimu saat aku selesai berbicara dengan Direktur Kim? Mengapa ponselmu tidak dapat dihubungi? Apa sekarang kau lupa bagaimana cara menggunakannya? Kau memang orang paling bodoh yang pernah aku kenal! Aku membutuhkanmu sejak 4 jam yang lalu! Apa kau tahu apa yang Direktur Kim katakan. . .—"
Dengan cepat Jaehwa menghentikan ocehan dari mulut Yuji dengan tangannya sendiri. Kini Yuji hanya bisa memberontak dan berusaha meraih wajah Jaehwa untuk kemudian ia cakar. "Pelankan suaramu, Ny. Bomie! Kau ini sedang bekerja! Kau akan berhenti membeli alat make up apabila boss melihat kau membuat kebisingan di cafe yang ramai ini!" Ucap Jaehwa sembari mengarahkan pandangannya kearah deretan meja tamu yang tidak diduduki oleh siapapun. "Hngg... m-maksudku cafe yang 'akan' menjadi ramai ini!" Sambung Jaehwa cepat.
Yuji berhenti memberontak dan dengan cepat membuka mulutnya lalu menggigit telapak tangan yang sedari tadi menghalangi kebisingan suaranya. "Berhenti bodoh! Aku tegaskan sekali lagi. Aku sedang marah pada dirimu, Min Jaehwa! Jangan pernah datang ke flat-ku hanya untuk merebus makanan busukmu atau mencuri bahan makanan yang ada di dalam kulkasku hanya untuk anjing kesayanganmu itu yang bahkan tidak mengerti bagaimana cara bermain dengan bola karet!" Ucap Yuji cepat. Kini wajahnya dipenuhi semburat kemerahan akibat emosinya yang memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRENS
Fiksi PenggemarKeduanya saling menatap intens. Entah sang pria, maupun wanitanya yang saat ini sedang ia dekap dengan erat. "Aku mencintaimu." ucap sang pria sembari menghapus noda merah pada wajah wanitanya. Wanitanya tersenyum, "Begitupun aku." Kali ini mereka...