Paginya

7 3 0
                                    

Keesokan harinya Melisa bangun dari subuh untuk membuatkan bayi itu susu juga memandikannya. Bayi perempuan bermata bulat dengan bulu mata lentik yang lebat membuat bayi itu terlihat cantik!! Melisa tersenyum dan membelai rambut bayi yang lembut dan lebat, sungguh menggemaskan.

Tanpa disadari dia melupakan sesuatu! Ya Marvin, apa dia sudah kembali? tangannya bergegas mengangkat bayi mungil itu dan segera menuruni anak tangga!

Dia tersontak melihat kearah sofa ruang tamu! Marvin ternyata tidur disana, dengan langkah cepat Melisa mendekati Marvin yang tergeletak tak berdaya.

"Marvin!" Punggung tangannya menempel di dahi pria di depannya, terasa hawa panas berasal dari punggung tangannya! Emm bukan, tapi berasal dari dahi Marvin yang nampak pucat, diapun duduk dilantai samping sofa tempat Marvin tergeletak disana.

"Marvin, apa kau mendengarku?" suaranya semakin keras, seolah dia kawatir. Bagiamana tidak kawatir Marvin adalah suaminya meskipun dia tak pernah menyukai lelaki itu.

Lelaki itu memerjab-merjab kan matanya, nampak buram kepalanya pun terasa pusing. Samar-samar terlihat Melisa yang memanggilnya.

Tanpa berpikir panjang Melisa menyadari bahwa Marvin semalam tidak pulang dia mulai berdiri dan berlari menuju kamarnya lalu meletakkan bayinya diatas box sebelah ranjangnya. Dengan langkah cepat dia kembali turun kearah Marvin.

"Kau, sudah bangun?" Melisa nampak memandangi Marvin yang duduk di sofa dengan tangan yang memegangi kepalanya.

"Tunggu, aku akan membuatkanmu sup pereda mabuk!" Melisa berlari menuju dapur, dan segera membuat sup haejangguk, dan segera memberikannya pada Marvin.

"Ini supnya, aku akan keatas, Naditha disana sendiri" ucap Melisa meletakkan sup diatas meja dekat sofa.

"Suapi aku" Marvin menarik pergelangan tangan Melisa dengan kasar membuat Melisa terduduk diatas sofa.

"Tapi, Naditha..." ucapannya terputus saat lelaki itu menekan pergelangan tangannya.

"Kamu tuli, apa bagaimana" ucap Marvin mendekatkan wajahnya ke wajah Melisa, ini terlalu dekat! wajah Melisa terlihat memerah karenanya.

"Baiklah" demi pernikahannya, dia harus menyetujui perintah Marvin sampai 10 tahun, saat Naditha sudah mulai mengerti keadaan. Ini adalah perjanjian sebelum penyelamat hidupnya tiada, yaitu Gladien Yeshiva. Balas budi selama 10 tahun tentu adil baginya yang selamat dari perdagangan manusia 2 tahun yang lalu, bahkan dia berhasil bertemu orang tuanya karena Gladien dan Reo Vernando sahabat gladien dan dia selama 2 tahun, tapi sejak Gladien tiada Reo pergi ke Inggris.

Not A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang