goresan pisau

2 0 0
                                    

Maaf man-teman kalo mungkin tulisannya masih belum rapi, maaf juga kalo masih banyak typo... Tapi ini cerita pertamaku, baru bisa lanjut karena sedikit kurang yakin sih, tapi semoga aja kalian tertarik untuk membaca.

HAPPY READING
°
°
°
✔✔

Plakkk!!
Tangan ringan Marvin mendarat ke pipi indah Melisa.

"Apa katamu, kau tidak menyetujuinya?" tangannya meraih leher Melisa dengan kasar, Melisa hanya diam dengan deraian air mata di wajahnya.

Brug!!
Lelaki itu melempar tubuh lemah Melisa, matanya membola memandangi Marvin tersenyum ganas, atensinya mengarah pada pisau kecil yang terlihat tajam dan berkilau, dengan erat pisau itu melekat dalam genggaman tangan Marvin seolah ingin menguliti dirinya yang lemah.

Sorot mata tajam yang menerka berasal dari pria itu, bak monster yang akan melahapnya.

"Marvin, ap...apa yang ingin k...kau lakukan?" pertanyaan gagap Melisa pada Marvin.

Lelaki itu mendengus kesal, kakinya melangkah maju lalu duduk tepat didepan Melisa menyamakan tinggi.

Melisa mengerutkan keningnya kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya, tak lama kemudian Marvin menerkam rahangnya dan menariknya kedepan.

"Pipimu indah sekali, bagaimana jika aku bermain dengannya." Lelaki itu tersenyum miring lalu menyentuh perlahan pipi Melisa dengan pisau kecil nan tajam.

"Marvin kumohon hentikan," rengek Melisa yang sama sekali tak dihiraukan oleh Marvin. Kedua tangannya berusaha menahan tangan Marvin yang menekan rahangnya.

Srett!!

"AWWW..."
Goresan kecil terlukis dipipi halus Melisa, darah merah terang mulai bercucuran dari sana.

"Ini indah sekali," ucap lelaki itu membanggakan dirinya.

"Marvin, kumohon jangan lakukan ini... Sakiit," keluh Melisa, wajahnya penuh air mata bercampur darah.

"Tapi aku suka melakukannya." Sial lelaki itu malah tersenyum licik, seolah dia sedang melakukan hal yang benar.

Marvin melepaskan wajah Melisa, tapi setelahnya malah menarik pergelangan tangan kirinya.

"Mar... Marvin jangan," lirih Melisa kemudian memejamkan matanya dan mengarahkan wajahnya kebawah.
Tangannya mengepal dengan kuat mencoba melepasnya dari genggaman Marvin, tapi apalah daya dia tak akan mampu melakukannya.

Gerp!
Tangan Marvin menyambar dagu Melisa kemudian mengangkatnya menghadap kedepan.

"Jangan takut." Setelahnya lalu melepasnya dan melanjutkan dengan tangannya tadi.

Sret.. Sret... Sret...
"Arrrg," teriak Melisa kesakitan saat tigas garis terukir dipunggung tangan kirinya.

'Marvin, apa kau masih manusia' batin Melisa.

"Wajahmu jelek sekali," ejek lelaki itu dengan nada jijik.

Lelaki itu berdiri dan meraih air yang berada di meja kerjanya.

BYURR...
Melisa memejamkan matanya dengan sigap kemudian mengusap wajahnya yang basah bercampur aduk.

"Marvin, aku mohon padamu hentikan ya! Aku akan ikut denganmu kemanapun, tapi kumohon jangan lakukan ini... Sakiiitt!!" ucap Melisa dengan tangisan yang mendera, rasa sakit bercampur aduk yang ia rasakan benar-benar terasa diseluruh aliran darahnya.

Segini dulu ya buat part ini, untuk part sebelumnya nanti aku revisi lagi, dah papay muach😗













Not A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang