Pengakuan

875 139 19
                                    

"Kak Mei, kalo udah selesai mandi turun ke bawah ya, kita makan malam bareng". Teriak Mika agar Meira dapat mendengarnya.

Meira datang ke rumah Mamanya Sunghoon tepat setelah Mika dan Sunghoon sampai. Jadi antara keduanya tidak ada yang menunggu terlalu lama.

Akhir-akhir ini Mika dan Sunghoon jarang banget makan malem bersama apalagi di rumah segede ini. Selain ngga mood, yang jadi alasannya yaitu mereka sama sama tak pandai memasak. Alhasil kalo ngga delivery ya mereka makan di luar.

Tapi kali ini berbeda, Mika sengaja memanggil ART hanya untuk menyuruhnya membuatkan makanan, itu juga karena ada Meira. Malu lah kalo ada tamu tapi ngga di jamu.

Setelah masakan siap di hidangkan, ART suruhan Mika di persilahkan untuk kembali ke kamarnya. Sebenarnya ia di tugaskan untuk bersih bersih rumah saja , kalo makan biasanya suka di masakin Mama, itupun kalo Mama lagi ada di rumah. Kalo ngga ya kayak anak kost. Paling masak Mie instan kalo emang bener-bener mager masak ataupun delivery.

"Kak ambilin piring dong". Pinta Mika kepada Sunghoon. Dirinya sedang sibuk menata makanan di meja makan dan mengambil nasi yang ada di magicom. Sedangkan Sunghoon, manut aja dia mah daripada kena amuk.

"Eh?? Kak Meira sini duduk!". Sapa Mika saat Meira sudah sampai di dapur.  Tangannya menepuk-epuk kursi yang ada di sebelahnya.

Meira tersenyum kearah Mika dan mengangguk. Kemudian duduk di tempat yang di istruksikan oleh Mika.

Sunghoon, Mika dan Meira sedang khidmat menikmati makan malam yang ala kadarnya. Ketiganya sangat fokus dan hening tanpa ada suara dentingan sendok atau mulut yang mengecap.

Setelah Selesai, Mika bertugas untuk membersihkan meja makan, Sunghoon membuang sampah ke belakang dapur, sedangkan Meira mencuci piring. Semua tugas sudah di atur sama Meira, katanya ia ngga enak hati udah di bolehin nginep dan di ajak makan sama mereka.

"Kak Mei udah?? Aku udah nih". Mika bertanya sambil mencuci lap yang sebelumnya ia gunakan untuk membereskan meja makan.

"Bentar lagi... Nah udah deh. Hehe". Ucap Meira setelah selesai dengan pekerjaannya. Ia mencopot celemek yang sebelumnya ia gunakan, lalu menyimpanya pada lemari yang ada di bawah kompor.

"Mau ke atas???". Tanyanya pada Mika, dan Mika menjawab dengan anggukan.

***

"Oh iya, katanya kak Mei mau ngomong sesuatu sama aku. Ada apa?".  Mika yang sedang duduk di tepian ranjang bertanya kepada Meira yang saat itu sedang sibuk dengan laptopnya di atas sofa yang ada di sebelah pintu kamar.

Atensi Meira teralihkan tatkala Mika bertanya demikian. Lantas ia menghentikan aktifitasnya dan beralih menatap Mika.

"Oh itu.. sebenarnya ini agak terlalu cepat sih, tapi kalo ngga keberatan boleh ngga aku minta kontaknya Sunghoon?". Meira beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Mika.

"Aku denger dia salah satu siswa yang paling cerdas di sekolah kamu, siapa tau nanti Sunghoon bisa bantuin aku buat hafalin materi untuk masuk perguruan tinggi". Sambungnya. Kali ini dia sudah berbaring di ranjang kingsize milik Mika.

Karena Meira datang untuk bertemu dengan Mika, maka dari itu dengan senang hati Mika mengajaknya tidur bersama dan berbagi ranjang dengannya. Mika menatap Meira dengan serius, kemudian ia ikut berbaring di samping Meira dan membalut dirinya dengan selimut tebal.

"Kak Mei suka sama kak Sunghoon, ya?".  Ucap Mika, pandangannya menatap kearah langit-langit kamar, tapi hati dan pikirannya entah dimana.

"Eoh?!". Meira yang kaget atas penuturan Mika langsung menengok kearahnya.

"Apaan si?". Ucapnya. Ada semburat merah pada dua pipinya. Meira langsung berbalik dan memunggungi Mika.

"Kamu inget pas waktu kita bertemu di pasar malam? Waktu itu untuk yang pertama kalinya aku merasa ada yang aneh saat bertemu dengan laki-laki. Kamu tau sendiri kan dari dulu aku ngga pernah tertarik sama lawan jenis? Tapi entah kenapa saat pertama bertemu dengan Sunghoon jantungku berdebar dengan sangat cepat, dan hati ku seketika menghangat. Apa itu yang di sebut cinta pada pandangan pertama?."
Seuntai senyum melengkapi akhir dari ucapan Meira, kemudian dirinya kembali berbalik untuk menatap Mika.

"Mika, kamu tau ngga? Aku bersyukur banget bisa bertemu kamu malam itu. Kamu tau kan gimana keadaan keluarga aku? Sedari dulu aku ngga pernah dapet kebahagiaan dari mereka. Mereka selalu ngutamain pekerjaannya dari pada anaknya sendiri. Sampai aku pernah berfikir, aku ini anak kandungnya apa bukan sih?? Dan malam itu sebenarnya aku kabur dari rumah, Papah dan Mama aku lagi bertengkar. Mama ketahuan pergi minum dengan mantan tunangannya. Aku ngga tau harus pergi kemana sampai akhirnya aku menemukan tempat itu dan bertemu dengan kalian.". Meira menatap sahabatnya dengan mata berbinar, lalu ia meraih tangan Mika dan menggenggamnya.

"Jadi, boleh ngga kalo aku minta bantuan kamu?". Pinta Meira dengan sangat tulus.

Mika yang sedari tadi mencerna ucapan Meira dengan baik tiba-tiba menengok dengan sangat cepat tatkala mendengar ucapan terakhir sahabatnya itu.

"Bantuan aku?? Untuk?". Tanyanya setelah sebelumnya ia memposisikan diri untuk menghadap Meira.

"Dekatkan aku dengan Sunghoon". Meira berucap dengan sangat jelas, memohon dengan sepenuh hati agar Mika bisa mengabulkannya.

Mika sangat terkejut dengan penuturan Meira, pupil matanya seketika membesar dan jantungnya berdetak lebih kencang.

Mika menarik tangannya dari genggaman Meira kemudian kembali berbaring dan menatap langit-langit.

Bayangan dari setiap moment dirinya dengan Sunghoon kembali berputar. Tidak ada satupun yang membuat dirinya tidak bahagia ketika bersama dengan Sunghoon. Hingga pada saat  sahabatnya menyukai orang yang sama dengan dirinya, saat itu pula untuk pertama kalinya ia tidak bahagia.

"Kak Mei... Aku ngga yakin, tapi--"

Mika menjeda ucapannya dan berbalik untuk melihat Meira, sahabatnya itu sedang menatap dirinya dengan penuh harap. Raut wajahnya membuat hati Mika terasa sakit, namun dengan terpaksa ia tersenyum kearahnya dan berucap, "Aku akan mencobanya".

Mika mengusap lembut bahu Meira dan tersenyum setelah melihat raut bahagia dari sahabatnya.

Tok tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi dari dua gadis itu. Mika selaku pemilik kamar langsung pergi untuk mengecek keluar kamar.

"Ada apa?". Tanya Mika setelah mengetahui sang pelaku.

"Ayo turun, kita nonton bareng. Mumpung besok libur, ajak Meira juga ya, kasian kalo ditinggal sendiri." Setelah mengajak Mika turun, Sunghoon langsung berbalik dan meninggalkan Mika tanpa meminta persetujuan dirinya.

Mika mematung memikirkan ajakan Sunghoon, pikirnya tumben sekali kakaknya itu memperhatikan Meira. Padahal selama ini ia tidak pernah menghiraukan sahabatnya itu.

"Apaan sih. Lagi ngga beres nih gue". Rancu Mika pada dirinya sendiri. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali ke dalam kamarnya.

"Ada apa?". Tanya Meira saat melihat tingkah Mika yang sepeti orang bodoh itu.

"Ah itu... Kak Sunghoon nyuruh kita turun, katanya mau nonton dan ngajakin kita". Ucapnya, lalu menarik tangan Meira dan pergi bersama.

***

Selamat bermalam Jumat teman pembaca setia akuu 😘😘

Selamat bermalam Jumat teman pembaca setia akuu 😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FIRST IMPRESSION | Park Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang